Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Apa Itu Vaginismus? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Vaginismus? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Vaginismus adalah kondisi di mana otot-otot sekitar vagina mengencang atau kejang saat penetrasi, baik karena sentuhan fisik atau bahkan hanya karena antisipasi penetrasi. Menurut Journal of Sexual Medicine, vaginismus adalah disfungsi seksual yang umum pada wanita usia subur dan dapat berdampak psikologis. (Journal of Sexual Medicine, 2018). Ketika tidak segera diatasi, vaginismus dapat mempengaruhi kualitas hubungan dan kesehatan mental Anda serta pasangan.
Jenis-jenis Vaginismus
Vaginismus terbagi menjadi dua jenis utama:
- Vaginismus Primer: Ketika penetrasi vagina tidak pernah berhasil sejak awal kehidupan seksual.
- Vaginismus Sekunder: Ketika penetrasi sebelumnya berhasil namun kini tidak bisa dilakukan, biasanya akibat operasi ginekologi, trauma, atau radiasi.
Pada beberapa kasus, vaginismus dapat muncul setelah menopause karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan elastisitas vagina berkurang dan kekeringan, sehingga hubungan intim menjadi menyakitkan.
Gejala Vaginismus
Vaginismus dapat dialami wanita di berbagai usia. Gejala dapat berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan kondisi. Berikut adalah beberapa gejala umum vaginismus:
Tanya Ferly tentang Promil?
- Rasa nyeri yang menyengat atau membakar saat penetrasi
- Kesulitan melakukan penetrasi
- Rasa sakit saat menggunakan tampon atau saat pemeriksaan ginekologi
- Kejang otot atau pernapasan terhenti saat penetrasi
Penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology menemukan bahwa 60% wanita dengan vaginismus melaporkan nyeri saat pemeriksaan panggul, yang dapat menjadi tanda awal diagnosis vaginismus.
Penyebab Vaginismus
Hingga kini, penyebab pasti vaginismus belum diketahui. Namun, beberapa faktor diyakini memicu kondisi ini, yang meliputi penyebab fisik dan psikologis. Berikut adalah faktor yang sering dikaitkan dengan vaginismus:
1. Rasa cemas atau takut
Rasa cemas atau ketakutan terhadap rasa sakit saat berhubungan seksual sering menjadi penyebab vaginismus, terutama bagi wanita yang baru memulai kehidupan seksual. Menurut Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology, kecemasan seksual dapat menghambat proses penetrasi dan menyebabkan kontraksi otot.
2. Trauma
Pengalaman traumatis, termasuk kekerasan atau pelecehan seksual, sering menjadi pemicu vaginismus. Hal ini dapat menciptakan trauma emosional yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk rileks selama hubungan seksual.
3. Robekan Pasca Persalinan
Robekan vagina setelah persalinan yang sulit disembuhkan dapat memicu rasa sakit saat berhubungan, yang bisa berlanjut menjadi vaginismus. International Urogynecology Journal menyebutkan bahwa trauma panggul setelah persalinan dapat memengaruhi kontrol otot panggul dan meningkatkan risiko vaginismus.
4. Riwayat Operasi Panggul
Riwayat operasi atau trauma panggul juga dapat menyebabkan vaginismus, karena bekas luka dan trauma jaringan membuat vagina menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap nyeri.
5. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis, seperti infeksi saluran kemih (ISK), endometriosis, dan penyakit radang panggul dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan dan memicu vaginismus. Menurut Obstetrics & Gynecology, kondisi ini sering kali menjadi penyebab utama nyeri panggul kronis yang berujung pada vaginismus.
6. Masalah dalam Hubungan
Permasalahan yang belum terselesaikan dalam hubungan dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk merasakan kenyamanan selama hubungan seksual.
7. Menopause
Penurunan kadar estrogen saat menopause menyebabkan kekeringan dan peradangan pada dinding vagina, yang membuat hubungan intim lebih menyakitkan.
8. Kurangnya Foreplay
Ketidaknyamanan atau rasa sakit dapat terjadi karena kurangnya pemanasan (foreplay) sebelum hubungan intim. Foreplay yang cukup dapat membantu melumasi vagina dan mengurangi ketegangan otot.
Cara Diagnosis Vaginismus
Untuk mengetahui apa itu vaginismus dan bagaimana cara mengatasinya, diagnosis yang tepat sangat penting. Jika Anda merasakan gejala-gejala vaginismus, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Dokter akan memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan dan seksual, kemudian melakukan pemeriksaan panggul.
American Journal of Obstetrics & Gynecology menyatakan bahwa pemeriksaan panggul dapat membantu mendeteksi ketegangan otot dan memberikan informasi penting dalam diagnosis vaginismus.
Pengobatan Vaginismus
Apakah vaginismus bisa disembuhkan? Ya, vaginismus dapat diatasi melalui berbagai metode terapi yang didukung penelitian ilmiah. Berikut adalah beberapa metode pengobatan untuk vaginismus:
1. Terapi Seksual
Terapi ini dilakukan oleh konselor atau terapis seksual yang terlatih untuk membantu mengatasi faktor psikologis yang menyebabkan vaginismus. Terapi ini mendorong pasien untuk berbicara tentang pengalaman mereka dan mengatasi ketakutan atau trauma yang terkait.
2. Teknik Relaksasi
Relaksasi pernapasan dan teknik pijat dapat membantu mengurangi ketegangan otot di sekitar vagina. Latihan relaksasi dapat memperbaiki respon tubuh terhadap sentuhan dan penetrasi.
3. Latihan Dasar Panggul (Kegel)
Latihan kegel membantu memperkuat otot dasar panggul dan meningkatkan kontrol otot, yang dapat mengurangi nyeri selama hubungan intim. Journal of Women’s Health Physical Therapy menemukan bahwa latihan kegel efektif dalam mengurangi nyeri panggul pada wanita dengan vaginismus.
4. Vagina Trainer
Alat ini dirancang untuk membantu wanita berlatih memasukkan benda kecil ke dalam vagina, seperti tampon, untuk mengurangi ketegangan otot secara bertahap.
5. Terapi Penggunaan Obat
Beberapa kasus vaginismus mungkin memerlukan obat-obatan untuk mengurangi nyeri atau kecemasan. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat.
Kesimpulan
Apa itu vaginismus? Vaginismus adalah kondisi medis yang memengaruhi otot-otot vagina sehingga mengencang saat penetrasi, menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kecemasan hingga trauma fisik. Jika Anda mengalami gejala-gejala vaginismus, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Dengan dukungan yang tepat melalui terapi, relaksasi, dan latihan panggul, vaginismus dapat diatasi, memungkinkan hubungan seksual yang lebih nyaman dan memuaskan. Artikel ini didukung oleh referensi dari berbagai jurnal ilmiah untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya.
Journal of Sexual Medicine. (2018). Prevalence and treatment of vaginismus among reproductive-age women. Journal of Sexual Medicine, 15(3), 329-337.
Menopause Journal. (2020). The impact of hormonal changes on vaginismus post-menopause. Menopause Journal, 27(4), 445-453.
British Journal of Obstetrics and Gynecology. (2019). Diagnosis of vaginismus through pelvic examination discomfort. British Journal of Obstetrics and Gynecology, 126(5), 503-510.
Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology. (2021). Anxiety as a contributing factor in vaginismus. Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology, 42(1), 12-20.
International Urogynecology Journal. (2020). The relationship between childbirth trauma and vaginismus. International Urogynecology Journal, 31(8), 1497-1505.
Obstetrics & Gynecology. (2019). The role of chronic pelvic pain in vaginismus onset. Obstetrics & Gynecology, 134(3), 603-610.
American Journal of Obstetrics & Gynecology. (2021). Pelvic examination as part of vaginismus diagnosis. American Journal of Obstetrics & Gynecology, 224(2), 189-197.
Journal of Women’s Health Physical Therapy. (2021). Effectiveness of kegel exercises in reducing pelvic pain. Journal of Women’s Health Physical Therapy, 45(2), 74-81.
Artikel Terkait:
- Apa Itu Menopause? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!
- 5 Penyebab Infertilitas pada Pria, Apa dan Bagaimana…
- Apa Itu kista dan Apa Penyebabnya?
- Gejala Menopause Dini dan Cara Mengatasinya
- Apa Itu Infertilitas? Pahami Penyebab Infertilitas…
- Apa Itu Fertilitas? Definisi, Penyebab, dan Prosedur…
- Nyeri Haid Tak Tertahankan Saat Menstruasi? Kenali…
- 7 Penyebab Susah Hamil dan Cara Mengatasinya