5 Penyebab Infertilitas pada Pria, Apa dan Bagaimana Mengatasinya

Infertilitas pada Pria

Infertilitas pada pria menandakan adanya masalah pada organ reproduksi pria.

Infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk hamil meski sering berhubungan intim tanpa pengaman selama satu tahun. Kondisi ini mengenai sekitar 15 persen pasangan di dunia.

Penyebab infertilitas ini, bisa dari faktor pria, faktor wanita dan faktor kombinasi keduanya. Secara statistik, faktor pria bertanggung jawab atas 20 persen kasus infertilitas; dan merupakan faktor penyumbang pada 30-40 persen kasus infertilitas. Sehingga secara keseluruhan, pria menjadi kontributor penting pada 50 persen kasus infertilitas.

Penyebab infertilitas pada pria

Dari sisi pria, agar wanita bisa hamil, hal-hal berikut harus terjadi:

  • Pria harus menghasilkan sperma yang sehat. Ini melibatkan pertumbuhan dan pembentukan organ reproduksi pria selama pubertas. Setidaknya, salah satu testis harus berfungsi baik, dan tubuh harus menghasilkan testosteron serta hormon lain untuk memicu dan menjaga produksi sperma.
  • Sperma harus bercampur dengan semen atau cairan sperma. Setelah sperma diproduksi di testis, saluran berbentuk tabung akan mengangkutnya hingga bercampur dengan semen dan diejakulasi ke luar penis.
  • Harus ada cukup sperma di dalam semen. Bila jumlah sperma di dalam semen rendah, peluang sperma dalam membuahi sel telur juga berkurang. Hitung sperma disebut rendah bila terdapat kurang dari 15 juta sperma per milimeter semen atau kurang dari 39 juta sperma dalam satu kali ejakulasi. 
  • Sperma harus fungsional dan mampu bergerak. Bila pergerakan (motilitas) atau fungsi sperma tidak normal, sperma tidak akan mampu mencapai atau membuahi sel telur. 

Berdasarkan fakta-fakta ini, infertilitas pada pria bisa disebabkan oleh hal-hal berikut:


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

1. Obstruksi atau hambatan pada perjalanan sperma di saluran reproduksi pria

Selama 2-10 hari setelah diproduksi, sperma akan menempuh serangkaian perjalanan. Dimulai dari epididimis, lokasi pematangan sperma, dan kemudian masuk ke dalam saluran yang lebih besar, yakni vas deferens. Vas deferens akan mengeluarkan sperma ke dalam duktus ejakulatorius. Di sini, sperma akan bercampur dengan semen dari vesikula seminalis dan kelenjar prostat. Saat ejakulasi, kontraksi otot mendorong semen masuk ke uretra dan akhirnya ke luar dari penis. 

Satu dari tiga kasus infertilitas pada pria diketahui akibat penyumbatan pada saluran-saluran ini. Penyumbatannya itu sendiri bisa disebabkan oleh:

  • Operasi tertentu yang membuat tidak adanya sperma dalam cairan ejakulasi, di antaranya vasektomi, operasi skrotum atau testis, operasi prostat, dan operasi mayor pada organ-organ perut untuk kasus kanker testis dan rektum.
  • Cedera pada organ reproduksi pria.
  • Infeksi yang menimbulkan jaringan parut, seperti peradangan epididimis (epididimitis) atau testis (orkitis), serta beberapa infeksi menular seksual, seperti gonore atau HIV.

Baca Juga : Vasektomi Pria: Tujuan, Prosedur, Resiko dan Manfaat

2. Kelainan pada jumlah dan kualitas sperma

Kelainan pada jumlah dan kualitas sperma bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Faktor genetik. Fragmen kecil dari kromosom pria bisa hilang atau tidak ada pada beberapa pria dengan kelainan sperma. Kelainan ini dapat menyebabkan azoospermia (sperma tidak ada), oligospermia (sperma sedikit), kelainan bentuk, atau pergerakan sperma.
  • Varikokel. Ini merupakan pembengkakan vena-vena yang keluar dari testis. Varikokel adalah penyebab infertilitas pria yang umum dan bersifat reversibel. Artinya, bila dikoreksi, kesuburan pria akan kembali. 
  • Terapi kanker. Pada beberapa kasus, operasi, radiasi, atau kemoterapi untuk mengatasi kanker dapat mengganggu kesuburan pria. 
  • Terapi hormon pengganti testosteron, penggunaan steroid anabolik jangka panjang, beberapa obat lambung dan radang sendi, serta obat-obat tertentu dapat menggangu produksi sperma. 
  • Paparan berlebih pada bahan kimia berbahaya dari lingkungan. Khususnya, pestisida, herbisida, pelarut organik, bahan untuk mengecat, timbal, dan logam berat lainnya. 
  • Lingkungan testis terlalu panas. Suhu yang tinggi dapat mengganggu produksi dan fungsi sperma. Meski bukti ilmiah terbatas dan inkonklusif, sering bersauna atau berendam di air panas dapat mengganggu produksi sperma untuk sementara waktu. Duduk dalam waktu lama atau mengenakan pakaian dalam yang ketat juga dapat meningkatkan suhu di skrotum dan sedikit mengurangi produksi sperma. 

3. Gangguan fungsi seksual

Kelainan fungsional yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria, mencakup:

  • Impotensi, yakni ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan intim.
  • Kelainan ejakulasi, seperti ejakulasi retrograd (arah ejakulasi terbalik, yakni semen masuk ke dalam kandung kemih dan bukan ke luar penis) dan ejakulasi prematur.
  • Masalah pada testis, yang disebabkan oleh cedera, infeksi, atau kemoterapi.
  • Prostatektomi, yakni pengangkatan kelenjar prostat. Prosedur ini memiliki efek samping infertilitas, impotensi, dan inkontinensia (mengompol).
  • Adanya penyakit tertentu, seperti diabetes dan sklerosis multipel.
  • Adanya antibodi yang menghambat aktivitas sperma, seperti mengurangi kemampuan sperma untuk menempel pada sel telur, atau antibodi antisperma, yang mengganggap sperma sebagai benda asing berbahaya.

4. Gangguan hormonal

Infertilitas dapat dipicu oleh rendahnya kadar hormon testosterone yang memiliki banyak penyebab. Kelainan pada testis atau kelainan yang mengenai sistem hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari otak, serta kelenjar tiroid dan adrenal, semua dapat berakhir pada infertilitas.

5. Penyebab lain

Beberapa penyebab lain dari infertilitas pria, mencakup:

  • Penggunaan narkoba seperti kokain dan marijuana. Kedua jenis obat terlarang ini dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma untuk sementara waktu.
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan. Kebiasaan ini dapat menurunkan kadar hormon testosterone, menyebabkan disfungsi ereksi dan menurunnya produksi sperma. 
  • Merokok. Studi menemukan bahwa pria perokok memiliki jumlah hitung sperma yang lebih rendah ketimbang bukan perokok. Perokok pasif juga bisa mengalami gangguan kesuburan.
  • Obesitas. Kondisi ini dapat mengganggu kesuburan melalui beberapa cara, seperti berdampak negatif langsung pada sperma atau menyebabkan perubahan hormon yang menurunkan kesuburan pria.
  • Pola makan yang tidak sehat. Studi menemukan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan rendah zat gizi, dapat menurunkan produksi sperma. 
  • Stres psikologis. Selain merusak tubuh secara keseluruhan, stres psikologis yang berkepanjangan dan tidak dikelola dengan baik, dapat mengganggu kesuburan pria.

Gejala infertilitas pada pria

Tanda utama infertilitas pada pria adalah ketidakmampuan untuk memiliki keturunan. Biasanya, tidak ada tanda atau gejala lain yang tampak jelas.

Pada beberapa kasus, adanya gangguan mendasar, seperti kelainan bawaan, ketidakseimbangan hormon, pelebaran pembuluh darah di sekitar testis atau kondisi yang menghambat perjalanan sperma, dapat menimbulkan tanda dan gejala. Contohnya adalah sebagai berikut:

  • Gangguan pada fungsi seksual, seperti sulit ejakulasi atau jumlah cairan ejakulasi sedikit, berkurangnya gairah seksual, atau kesulitan mempertahankan ereksi.
  • Nyeri, bengkak atau benjolan pada area testis.
  • Infeksi pernapasan berulang.
  • Ketidakmampuan untuk menghidu/membaui sesuatu.
  • Tumbuhnya jaringan payudara (ginekomastia).
  • Berkurangnya rambut wajah atau tubuh, atau adanya tanda-tanda kelainan hormonal atau genetik.
  • Jumlah hitung sperma rendah (<15 juta/mL atau <39 juta/ejakulasi).

Diagnosis infertilitas pada pria

Banyak pasangan infertil memiliki lebih dari satu penyebab. Oleh sebab itu, baik pria maupun wanita harus menjalani evaluasi. Bila dirasa ada masalah pada infertilitas pria, segera temui dokter dan jalani evaluasi oleh karena sebagian besar penyebabnya bisa dikoreksi. Pada umumnya, evaluasi awal mencakup analisis cairan sperma. Bila hasilnya abnormal, pria akan dirujuk ke ahli urologi reproduksi atau andrologi. 

Langkah pertama dalam evaluasi mencakup wawancara medis dan pengisian kuesioner riwayat kesehatan, serta pemeriksaan fisik. Langkah ini penting karena pada sebagian kecil kasus ditemukan kondisi yang serius (seperti kanker testis, kanker otak) atau kondisi medis yang bermakna, seperti diabetes. Pemeriksaan fisik dapat menemukan varikokel yang dapat diobati untuk memperbaiki kualitas sperma. 

Selanjutnya, dokter mungkin menyarangkan salah satu atau lebih pemeriksaan berikut untuk mencari penyebab infertilitas:

  • Pemeriksaan darah untuk mencari gangguan hormonal atau kelainan genetik.
  • Ultrasonografi (USG) skrotum untuk mengonfirmasi adanya varikokel atau kelainan lain pada testis dan organ pendukung di sekitarnya.
  • USG transrektal untuk menilai prostat dan mencari sumbatan pada saluran sperma.
  • Urinalisis pascaejakulasi. Adanya sperma di dalam urin mengindikasikan bahwa saat ejakulasi, sperma bergerak ke dalam kandung kemih dan bukan ke luar penis (ejakulasi retrograd).
  • Biopsi testis. Tes ini melibatkan pengambilan sedikit jaringan testis menggunakan jarum. Bila hasilnya menunjukkan bahwa produksi sperma normal, artinya infertilitas kemungkinan besar disebabkan oleh sumbatan atau gangguan lain pada transpor sperma.
  • Tes fungsi sperma. Sejumlah tes bisa dilakukan untuk menilai sebaik apa sperma mampu bertahan hidup setelah ejakulasi, sebaik apa sperma dapat menembus sel telur, dan apakah ada masalah saat sperma menempel ke sel telur. Meski demikian, tes-tes ini jarang dilakukan dan biasanya tidak mengubah rekomendasi pengobatan secara bermakna.

Cara mengatasi infertilitas pada pria

Kerap kali, penyebab pasti infertilitas tidak ditemukan. Meski demikian, dokter mungkin bisa merekomendasikan perawatan atau prosedur yang akan membantu proses pembuahan. Secara umum, infertilitas pada pria dikelola dengan:

  • Obat-obatan. Regimen obat-obatan tertentu dapat memperbaiki produksi sperma, mengoreksi gangguan hormon, serta mengobati infeksi yang berdampak negatif pada sperma.
  • Koreksi varikokel. Ini merupakan prosedur bedah minor untuk memperbaiki kondisi fisik yang dapat memengaruhi produksi dan kualitas sperma. 
  • Operasi. Prosedur bedah tertentu dapat menghilangkan hambatan yang mungkin menghalangi produksi, pematangan, atau ejakulasi sperma.
  • Teknologi reproduksi berbantu (TRB). Ini mencakup pengambilan sperma melalui ejakulasi normal, ekstrasi bedah atau penggunaan donor sperma, tergantung pada kasus dan keinginan individu. Sperma yang diambil kemudian dimasukkan ke dalam saluran reproduksi wanita melalui proses inseminasi buatan, atau digunakan dalam prgoram bayi tabung.

Penutup

Oleh karena penyebab infertilitas bisa berasal dari pria dan wanita, keduanya perlu diperiksa dan dikelola bersama-sama. Ada banyak pilihan pengobatan yang bisa dilakukan. Satu hal yang perlu diingat, bahwa dalam kasus infertilitas, penting bagi individu untuk bekerja sama dengan pasangan dan tim medis yang ahli agar peluang kehamilan bisa dioptimalkan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

  • Anawalt BD, Page ST. Approach to the male with infertility. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2023. 
  • Mayo Clinic. [Last reviewed 28 Dec 2022]. Male infertility. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/male-infertility/symptoms-causes/syc-20374773.
  • Leslie SW, Soon-Sutton TL, Khan MAB. Male Infertility. [Updated 2023 Mar 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562258/

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji