Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Gejala Menopause Dini dan Cara Mengatasinya
Gejala Menopause Dini dan Cara Mengatasinya
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 22/01/2022
Menopause dini adalah terhentinya menstruasi sebelum seorang wanita berusia 40 tahun. Kondisi ini membuat seorang wanita tak lagi bisa hamil.
Menopause adalah sebuah tahapan dalam kehidupan wanita di mana menstruasi atau haid berhenti selamanya. Prosesnya rata-rata dimulai pada usia 45 tahun dan selesai di awal usia 50an. Ini merupakan bagian normal dari proses penuaan dan menandakan masa reproduksi wanita telah selesai. Dengan kata lain, wanita yang mengalami menopause tidak lagi bisa hamil.
Namun ada kalanya, menopause terjadi sebelum waktunya. Kondisi ini disebut dengan menopause dini.
Tanya Ferly tentang Promil?
Menopause dini adalah terhentinya aktivitas reproduksi pada wanita di bawah usia 40 tahun. Sebagian wanita bahkan mengalaminya sebelum usia 30 tahun. Pada kondisi ini, ovarium berhenti bekerja sehingga:
- Ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen.
- Tidak lagi ada ovulasi atau pelepasan sel telur.
- Menstruasi menjadi tidak teratur hingga akhirnya berhenti total.
- Penderitanya tidak bisa hamil atau infertil.
Proses ini dapat terjadi dengan sendirinya atau akibat tindakan medis yang melibatkan pengangkatan ovarium (ooforektomi). Bila tidak ada penyebab yang diketahui, menopause dini disebut dengan insufisiensi ovarium primer atau primary ovarian insufficiency (POI). Kondisi ini sendiri menyebabkan infertilitas pada sekitar 1 persen wanita.
Penyebab menopause dini
Penyebab menopause dini seringkali sulit ditentukan. Berikut beberapa kemungkinannya:
- Menjalani pembedahan yang melibatkan pengangkatan ovarium.
- Efek samping kemoterapi atau radioterapi kanker. Pada kasus ini, menopause dini dapat bersifat sementara.
- Paparan zat beracun seperti rokok, alkohol, pestisida, dan zat kimia berbahaya lainnya.
- Memiliki riwayat keluarga dengan menopause dini.
- Memiliki kondisi medis tertentu, seperti:
- Kelainan genetik, seperti sindrom fragile X, sindrom Turner
- Penyakit autoimun, seperti hipotiroidisme, artritis reumatoid, penyakit radang usus
- HIV/AIDS
- Mengalami infeksi tertentu, seperti malaria, gondongan, cacar air.
Gejala menopause dini
Gejala menopause dini sebagian besar sama dengan gejala menopause normal. Sebagian besar terjadi akibat tidak adanya hormon estrogen. Gejala yang timbul antara lain:
- Haid menjadi tidak teratur atau jarang-jarang.
- Hot flush yakni sensasi hangat/panas yang tiba-tiba muncul di seluruh tubuh.
- Keringat malam.
- Kekeringan pada vagina yang memicu rasa tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan intim.
- Keinginan untuk berkemih yang sering.
- Sering mengalami infeksi saluran kemih.
- Sulit tidur (insomnia).
- Gangguan emosi, seperti mudah marah, moody, cemas, depresi ringan.
- Kulit kering, mata kering, mulut kering.
- Nyeri payudara.
- Detak jantung cepat.
- Sakit kepala.
- Pegal-pegal, nyeri pada otot dan sendi.
- Gairah seksual menurun.
- Sulit fokus atau konsentrasi, menjadi pelupa.
- Berat badan bertambah, yang ditandai dengan menebalnya lemak perut.
- Rambut rontok atau menipis.
Selain gejala-gejala di atas, kondisi ini juga memiliki konsekuensi jangka panjang pada kesehatan seorang wanita. Masalah yang paling serius akibat menopause dini, yaitu:
- Meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, osteoporosis, dan kanker payudara.
- Mengalami depresi akibat kehilangan kesuburan sebelum waktunya.
Diagnosis menopause dini
Menopause dini didiagnosis berdasarkan usia, gejala, riwayat keluarga dan riwayat medis wanita. Hingga kini, belum ada kriteria khusus untuk mendiagnosis kondisi ini. Diagnosis biasanya didasarkan oleh adanya tidak adanya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut (amenorea), hasil pemeriksaan hormon reproduksi, dan gejala-gejala akibat kekurangan estrogen.
Hormon-hormon yang biasanya diperiksa adalah:
- Follicle-stimulating hormone (FSH). Ketika produksi hormon estrogen dalam ovarium berkurang, kadar FSH akan meningkat. Hormon ini perlu diperiksa sebanyak dua kali, dengan interval 2-4 minggu. Bila kadar keduanya selalu di atas 30-40 mIU/mL dan seorang wanita sudah 12 bulan tidak menstruasi, maka bisa dikatakan sudah mengalami menopause. Pemeriksaan FSH adalah yang paling bermaknda untuk mendiagnosis menopause dini.
- Anti-Müllerian hormone (AMH). Pemeriksaan hormon ini membantu menentukan apakah seorang wanita telah mencapai siklus menstruasinyayang terakhir. Pada yang menopause, kadarnya akan sangat rendah hingga tidak terdeteksi.
- Estrogen. Kadar estrogen (E2) pada wanita menopause adalah <20 pg/ml.
- Thyroid-stimulating hormone (TSH). Hormon ini diperiksa bila hipotiroidisme (kadar hormon tiroid rendah) dicurigai sebagai penyebab menopause dini.
Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan, yakni:
- Pemeriksaan antibodi antiadrenal dan antitiroid bila dicurigai adanya kelainan autoimun sebagai penyebab menopause dini.
- Tes genetik.
- Pemeriksaan kadar gula darah dan kalsium darah.
- Pemeriksaan radiologi pada kepala untuk melihat ada tidaknya tumor pada kelenjar otak yang memengaruhi produksi hormon reproduksi wanita.
- Pemeriksaan kepadatan tulang.
Wanita yang telah terdiagnosis menopause dini harus menjalani evaluasi kondisi paling sedikit setahun sekali.
Cara mengatasi menopause dini
Menopause dini yang disebabkan oleh tindakan medis seperti kemoterapi atau radioterapi dapat bersifat reversibel. Dalam arti, sebagian fungsi ovarium dapat kembali seiring dengan waktu. Semakin muda usia seorang wanita mendapatkan terapi-terapi tersebut, semakin besar kemungkinan fungsi ovarium akan kembali.
Di luar penyebab itu, sampai sekarang belum ada pengobatan yang dapat membuat ovarium berfungsi kembali. Namun, seorang wanita dengan menopause dini perlu mendapatkan terapi hormon (hormon replacement therapy/HRT) untuk menggantikan hormon estrogen yang hilang. Dengan cara ini, gejala-gejala menopause dan konsekuensi jangka panjangnya dapat dikurangi.
Hormon estrogen digunakan secara harian dengan tujuan mempertahankan kadar estrogen yang normal. Penggunaan bisa secara oral, transdermal (via kulit), atau transvaginal dengan dosis 100 mcg per hari. Di samping itu, bisa ditambahkan terapi hormon progesteron yang diberikan secara siklik selama 10-12 hari setiap bulannya. Pemberian hormon ini bertujuan untuk mencegah penebalan dinding rahim (hiperplasia endometrium) dan kanker rahim, sebagai risiko dari stimulasi estrogen yang berlebihan (unopposed estrogen).
Perlu digarisbawahi bahwa HRT tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral oleh karena mengandung kadar estrogen yang lebih tinggi daripada yang diperlukan. Selain itu, HRT perlu dilanjutkan hingga usia mencapai menopause alami, agar terlindung dari osteoporosis dan kondisi-kondisi lain yang bisa berkembang pascamenopause.
Sebagian wanita tidak dapat menjalani HRT, seperti wanita dengan riwayat kanker payudara atau kanker lain yang distimulasi oleh estrogen. Pada kasus seperti ini, wanita perlu mendiskusikan dengan dokter terapi yang paling cocok, khususnya untuk mencegah risiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular.
Di luar HRT, wanita dengan menopause dini dapat diberikan:
- Suplemen kalsium dan vitamin D3.
- Pelumas vagina berupa gel atau krim untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat vagina yang kering.
- Obat antidepresan.
Bisakah hamil kalau menopause dini diobati?
Sayangnya, HRT tidak dapat memperbaiki kesuburan pada sebagian besar kasus menopause dini. Yakni, menopause yang tidak diketahui penyebabnya. Pada sebagian kecil kasus, ada kemungkinan fungsi ovarium bisa kembali secara spontan sehingga wanita bisa hamil secara alami. Bila sulit mencapai kehamilan secara alami, wanita dapat menjalani siklus bayi tabung menggunakan sel telurnya sendiri melalui stimulasi ovarium.
Meski demikian, cara ini tidak memungkinkan bila sel telur tidak bisa berkembang atau tidak ada. Pada kasus ini, satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk mencapai kehamilan pada wanita dengan menopause dini adalah dengan penggunaan donor sel telur. Sedangkan rahim, bisa dikondisikan dengan terapi hormonal yang tepat untuk mempertahankan kehamilan.
Kesimpulan
Menopause dini merupakan sesuatu yang tidak bisa diduga. Anda mungkin sedih atau merasa terisolasi, namun ingat bahwa Anda tidak sendiri. Sesegera mungkin, berkonsultasilah dengan dokter bila dirasa mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini. Sekalipun kecil, tetap ada kemungkinan kondisi ini dapat membaik dan fungsi reproduksi bisa kembali.
Jadwalkan Konsultasi
Kami dengan senang hati akan mendiskusikan opsi finansial yang ada dan membantu menjawab pertanyaan Anda.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- Shifren, JL, Gass, MLS. The NAMS Recommendations for Clinical Care of Midlife Women Working Group. (2014). The North American Menopause Society Recommendations for Clinical Care of Midlife Women . Menopause; 21(10): 1038–1062.
- Okeke, T., Anyaehie, U., & Ezenyeaku, C. (2013). Premature menopause. Annals of medical and health sciences research, 3(1), 90–95.
- American College of Obstetrician and Gynecologists. (Juli 2014). Primary Ovarian Insufficiency in Adolescents and Young Women. Committee Opinion Number 605 (Reaffirmed 2020).
- American Society of Reproductive Medicine. (2015). What is Premature Ovarian Insufficiency (Also Called Premature Ovarian Failure).
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Apa Itu Menopause? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!
- Apa Itu Vaginismus? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
- Nyeri Haid Tak Tertahankan Saat Menstruasi? Kenali…
- 7 Penyebab Susah Hamil dan Cara Mengatasinya
- Teratozoospermia, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya.
- 5 Penyebab Air Mani Encer dan Cara Mengatasinya
- Adakah Cara Menghitung Menopause?
- 5 Penyebab Infertilitas pada Pria, Apa dan Bagaimana…
Anti Mullerian Hormone Hormon Anti Mullerian infertilitas Infertilitas pada Wanita Ketidaksuburan menopause Menopause Dini Menopause Prematur