Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Amenore, Ketika Menstruasi Tak Kunjung Datang
Amenore, Ketika Menstruasi Tak Kunjung Datang
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 01/06/2022
Amenore adalah tidak terjadinya haid atau menstruasi. Kondisi ini bisa bersifat sementara maupun permanen.
Menstruasi dipicu oleh serangkaian sinyal yang dihasilkan tubuh melalui sistem hormon yang kompleks antara otak dan ovarium—disebut dengan aksis hipotalamus-pituitari-ovarium. Setiap bulannya, hormon mempersiapkan tubuh untuk suatu kehamilan. Lalu, terjadilah ovulasi atau pelepasan sel telur. Bila sel telur tidak dibuahi (atau tidak terjadi kehamilan), siklus berakhir dengan meluruhnya dinding rahim yang tampak sebagai periode menstruasi atau haid.
Gangguan pada sistem hormon ini dapat mencegah terjadinya menstruasi atau menghentikan siklus menstruasi yang sebelumnya normal. Inilah yang disebut dengan amenore, dan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Tanya Ferly tentang Promil?
Apa itu amenore?
Secara definisi, amenore diartikan sebagai tidak adanya menstruasi pada masa reproduksi, yakni antara usia 12-49 tahun. Amenore dapat bersifat fisiologis atau normal, yakni kala wanita sedang hamil, menyusui, dan telah mengalami menopause. Sedangkan amenore yang tidak normal dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni:
Amenore primer
Ini adalah kala seorang gadis remaja belum juga mengalami menstruasi (menarche) di usia 15 tahun. Insidensnya sekitar 0,1% di populasi.
Amenore sekunder
Ini adalah kala seorang wanita yang sudah mengalami menstruasi, tak lagi mendapatkannya selama 3 bulan berturut-turut atau lebih. Jenis amenore ini lebih umum terjadi, dengan insidens sekitar 0,7% di populasi.
Gejala amenore
Tidak adanya menstruasi merupakan gejala utama amenore pada wanita. Tergantung penyebabnya, kondisi ini dapat disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Keluarnya cairan serupa air susu ibu (ASI) dari puting payudara.
- Perubahan kondisi emosional.
- Gangguan tidur.
- Penurunan libido.
- Vagina kering sehingga nyeri saat berhubungan intim.
- Rambut rontok.
- Sakit kepala.
- Gangguan penglihatan.
- Pertumbuhan rambut wajah yang berlebihan.
- Nyeri panggul.
- Jerawat.
Perlu diketahui bahwa gangguan hormonal pada amenore menyebabkan tidak terjadinya ovulasi (anovulasi). Oleh sebab itu, bisa tampak sebagai gangguan kesuburan atau sulit hamil.
Penyebab amenore
Ada beragam penyebab tidak terjadinya menstruasi pada wanita. Dan ini, dapat terkait dengan gangguan pada otak, ovarium, rahim, dan vagina, hingga faktor genetik.
Pada amenore primer, beberapa penyebabnya yang umum mencakup:
- Berbagai kondisi yang muncul saat lahir namun belum tampak jelas hingga pubertas. Seperti misalnya, kelainan genetik atau kromosom (sindrom Turner, insensitivitas androgen) dan kelainan bawaan pada organ reproduksi (rahim tidak ada atau berkembang secara abnormal atau adanya kelainan anatomi pada vagina dan selaput dara).
- Pubertas yang terlambat.
- Kelainan pada kelenjar otak (hipotalamus dan kelenjar pituitari) yang mengatur produksi hormon-hormon reproduksi.
- Semua penyebab amenore sekunder.
Sedangkan pada amenore sekunder, penyebabnya di luar kehamilan, menyusui, dan menopause, mencakup:
- Amenore hipotalamus. Ini terjadi ketika hipotalamus di otak memperlambat atau berhenti menghasilkan gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang memicu siklus menstruasi. Kondisi ini diketahui berhubungan dengan:
- Berat badan kurang (diartikan sebagai berat badan berada 10 persen di bawah berat badan ideal), persentase lemak tubuh rendah, dan penurunan berat badan yang drastis.
- Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia.
- Stres emosional.
- Aktivitas fisik atau olahraga yang berlebihan.
- Beberapa kondisi medis atau penyakit, khususnya penyakit kronis seperti gagal ginjal atau penyakit radang usus.
- Ketidakseimbangan hormonal, yang dipicu oleh:
- Kelainan ovarium, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan insufisiensi ovarium (menopause dini).
- Kelainan hormon tiroid.
- Tumor kelenjari pituitari yang menghasilkan hormon prolaktin.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik, kemoterapi, obat antidepresan, obat antihipertensi, dan obat antialergi.
- Kontrasepsi. Sebagian wanita yang mengonsumsi pil KB bisa tidak mengalami menstruasi. Setelah konsumsi pil KB dihentikan pun, butuh waktu sebelum ovulasi dan menstruasi kembali muncul secara teratur. Metode kontrasepsi lain, seperti KB suntik, KB implan, dan beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) juga bisa menyebabkan amenore.
Beberapa faktor yang diperkirakan meningkatkan risiko amenore, antara lain:
- Riwayat keluarga dengan amenore.
- Riwayat tindakan ginekologi, seperti kuret atau prosedur loop electrodiathermy excision procedure (LEEP).
- Merokok.
Komplikasi
Penyebab-penyebab amenore juga dapat menimbulkan masalah lain, seperti:
- Infertilitas dan masalah-masalah dalam kehamilan. Wanita yang tidak berovulasi dan tidak mengalami menstruasi, tidak akan bisa hamil. Bila ketidakseimbangan hormon merupakan penyebab amenore, hal ini juga dapat menyebabkan keguguran dan masalah-masalah lain dalam kehamilan.
- Stres psikologis.
- Osteoporosis serta penyakit jantung dan pembuluh darah. Kedua hal ini dapat disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen di dalam tubuh.
- Nyeri panggul, bila amenore disebabkan oleh kelainan anatomi.
Diagnosis dan evaluasi amenore
Evaluasi amenore diperlukan bila seorang gadis remaja belum mengalami mentsruasi pada usia 15 tahun atau bila tidak ada tanda-tanda perkembangan payudara pada usia 13 tahun. Evaluasi kondisi ini juga diperlukan, di segala usia, bila menstruasi terhenti selama 3 bulan berturut-turut atau lebih dan tanpa sebab yang jelas.
Diagnosis amenore didasarkan pada riwayat medis yang menyeluruh dan pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan payudara dan panggul). Beberapa pemeriksaan berikut juga mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis:
- Indeks massa tubuh dan komposisi lemak tubuh untuk melihat ada tidaknya malnutrisi, gangguan makan, serta akibat dari olahraga yang berlebihan
- Kadar hormon beta-hCG untuk menyingkirkan kehamilan. Ini karena kehamilan merupakan penyebab tersering dari amenore.
- Kadar hormon prolaktin untuk menyingkirkan prolaktinoma (tumor).
- Kadar hormon testosteron dan DHEA untuk menyingkirkan hiperandrogenisme.
- Kadar hormon FSH dan LH untuk amenore hipotalamus.
- Ultrasonografi (USG) panggul dan CT scan kelenjar adrenal untuk mencari tumor yang menghasilkan hormon androgen atau kelainan anatomi seperti sindrom Mayor-Rokitansky-Kauser-Hauser syndrome (MRKH).
- Progesterone challenge test. Tes ini dilakukan untuk membedakan anovulasi, kelainan anatomi, atau kekurangan hormon estrogen, sebagai penyebab amenore. Hormon progesteron dapat diberikan dalam bentuk suntikan ke dalam otot sebanyak 1 kali atau dalam bentuk sediaan oral selama 5-10 hari. Bila terjadi perdarahan antara 2-7 hari setelah progesteron selesai diberikan, penyebabnya adalah anovulasi. Bila perdarahan tidak terjadi, penyebabnya mungkin kadar estrogen yang terlalu rendah, atau kelainan anatomi seperti stenosis serviks (lubang serviks menyempit) dan sindrom Asherman (adhesi/perlengketan jaringan rahim pasca kuretase).
- Karyotyping bila dicurigai adanya kelainan genetik seperti sindrom Turner atau insensitivitas androgen.
Cara mengobati amenore
Pengobatan amenore tergantung pada sifatnya primer atau sekunder.
Pengobatan amenore primer
Pengobatan biasanya tidak diperlukan bila seorang remaja putri mengalami pubertas yang normal, namun sedikit lebih lambat dari seharusnya. Bila ada penyebab lain dari keterlambatan pubertas, maka perlu berkonsultasi dengan spesialis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Bila amenore primer disebabkan oleh ovarium yang tidak cukup memproduksi estrogen, dapat dipertimbangkan penggunaan terapi hormon untuk memulai pubertas dan menstruasi. Terapi hormon ini juga dapat mencegah osteoporosis.
Beberapa anak perempuan terlahir dengan perbedaan ciri fisik yang mencegahnya mengalami perdarahan menstruasi, seperti himen imperforata (selaput dara yang tidak berlubang), septum vagina, atau tidak adanya rahim. Operasi mungkin diperlukan pada kasus-kasus ini.
Pengobatan amenore sekunder
Pengobatan amenore sekunder tergantung pada penyebabnya:
- Pada insufisiensi ovarium primer, terapi hormon dapat menggantikan estrogen dan progestron yang tidak bisa diproduksi.
- Pada sindrom ovarium polikistik (PCOS), pengobatan mencakup penurunan berat badan dan terapi hormon.
- Penyebab lain, seperti gangguan makan, kelainan tiroid, maupun kondisi medis lain, perlu ditangani sesuai spesialisasinya.
Pada dasarnya, sebagian besar wanita dengan amenore mendapatkan manfaat dari pola makan yang sehat dan berolahraga. Mengurangi stres juga dapat membantu. Tak kalah penting, wanita perlu mengonsumsi cukup kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis. Targetkan untuk mengonsumsi 600 IU vitamin D dan antara 1.000-1.300 mg kalsium setiap hari. Sumber vitamin D yang baik yakni susu yang telah difortifikasi, daging merah, dan ikan berlemak seperti salmon. Sedangkan sumber kalsium antara lain sayuran berdaun hijau gelap, susu dan produk olahannya, dan ikan kalengan (salmon, sarden, dan teri).
Lantas, bisakah hamil bila amenore?
Pada prinsipnya tidak. Amenore adalah akibat dari tidak adanya ovulasi atau pelepasan sel telur. Bila tidak ada pelepasan sel telur, maka tidak ada pembuahan. Meski demikian, kondisi ini ada yang bersifat reversibel (amenore sekunder). Jadi, kondisi anovulasi ini sebagian besar dapat diatasi.
Kemungkinan sembuh dan kembalinya kesuburan tentu bergantung pada penyebab amenore. Bila penyebabnya dapat disembuhkan, tentu keluarannya baik. Namun, bila kondisi ini disebabkan oleh kanker atau kondisi serius lainnya, kemungkinan pulih tentu lebih kecil. Yang terpenting, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter bila menstruasi atau haid tak kunjung datang selama 3 bulan berturut-turut atau belum mengalami menstruasi sama sekali ketika usia sudah mencapai 15 tahun atau lebih.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- Welt CK. Patient education: Absent or irregular periods (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
- Mayo Clinic. [Last reviewed 2021 Feb 18]. Amenorrhea.
- American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last reviewed 2022 Oct]. FAQ513. Amenorrhea: absence of periods.
- Nawaz G, Rogol AD. Amenorrhea. [Updated 2022 Feb 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Nyeri Haid Tak Tertahankan Saat Menstruasi? Kenali…
- Menorrhagia, Ketika Perdarahan Menstruasi Berlebihan
- Wajib Diketahui, 10 Tanda-Tanda Haid Akan Datang
- Ovarium Tak Terlihat, Jaringan Lemak Jadi Penghambat?
- Mens Tak Teratur, Potensi Tidak Subur?
- Kenali Siklus Menstruasi Normal dan Tidak, Ini…
- Kenali 7 Ciri Menstruasi Terakhir Sebelum Hamil
- Berat Badan Ganggu Menstruasi, Bikin Bunda Sulit Ovulasi