Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Waspada Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati PCOS
Waspada Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati PCOS
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 14/02/2023
PCOS adalah salah satu penyebab tersering gangguan haid pada wanita. Bila dibiarkan, kondisi ini dapat membuat seorang wanita menjadi sulit hamil.
Kerap mengalami haid yang tidak teratur atau jarang-jarang? Waspadalah, mungkin Anda mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik. Ini adalah kelainan hormon yang banyak ditemukan pada wanita usia subur (15-44 tahun).
Secara statistik, kondisi yang juga disebut sebagai sindrom Stein-Leventhal ini dialami oleh 5 sampai 10 dari 100 wanita. Yang betul-betul mencari pengobatan, hanya sekitar 30 persen. Padahal, PCOS dapat memengaruhi kesuburan dan kemampuan untuk memiliki keturunan dalam jangka panjang.
Tanya Ferly tentang Promil?
Baca Juga: Kista Penyebab Bunda Sulit Hamil
Mengapa wanita dengan PCOS menjadi sulit hamil?
Normalnya, ovarium mengandung folikel-folikel sel telur yang berkembang mengikuti siklus haid. Ada empat hormon utama yang berperdan di sini. Dua hormon, yakni follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Dua hormon lainnya, yakni progesteron dan estrogen, diproduksi di dalam ovarium.
Pada paruh pertama siklus haid, peningkatan kadar FSH akan memicu ovarium untuk mematangkan sel telur di dalam salah satu folikel. Selanjutnya, folikel akan memproduksi sejumlah estrogen yang menyebabkan dinding rahim menebal dan memicu kelenjar pituitari melepaskan hormon LH. Hormon LH yang meningkat drastis akan memicu pelepasan sel telur dari folikel sehingga dapat dibuahi oleh sel sperma. Inilah masa yang dikenal sebagai ‘masa subur’.
Pada wanita dengan PCOS, kadar hormon-hormon ini tidak seimbang sehingga folikel-folikel sel telur tidak dapat berkembang dan menjadi matang. Folikel sel telur tampak sebagai kista-kista kecil berdiameter 4-9mm. Tanpa sel telur yang matang, ovulasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, tidak ada sel telur yang dapat dibuahi.
Kalaupun terjadi ovulasi, kadar hormon yang tidak seimbang membuat siklus haid menjadi tidak teratur. Siklus haid yang sulit diprediksi tentunya akan menyulitkan proses kehamilan.
Ciri khas dari PCOS yakni ditemukannya peningkatan kadar hormon testosteron atau hormon pria (androgen). Secara alami, wanita juga memilikinya dalam jumlah yang sedikit. Peningkatan kadar hormon ini membuat pematangan folikel dan proses ovulasi terganggu.
Baca Juga: Polip Rahim dan Polip Serviks
Penyebab PCOS
Hingga kini, penyebab PCOS masih belum diketahui dengan pasti. Namun, para pakar meyakini bahwa tingginya kadar hormon pria pada wanita dengan PCOS merupakan akar masalah utama.
Beberapa faktor yang diketahui meningkatkan produksi hormon pria pada wanita dengan PCOS, yaitu:
- Faktor genetik atau keturunan. Hasil studi menyebutkan bahwa PCOS diturunkan di dalam keluarga. PCOS umumnya ditemukan pada wanita dengan ibu atau saudara kandung yang juga mengalami PCOS. Gen-gen tertentu juga ditemukan berhubungan dengan kejadian PCOS.
- Resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengendalikan kadar gula darah. Bila sel-sel tubuh tidak respon atau resisten terhadap insulin, maka kadar gula darah akan meningkat. Konsekuensinya, tubuh akan menghasilkan lebih banyak lagi insulin sehingga kadarnya berlebihan di dalam darah (hiperinsulinemia). Kondisi ini akan memicu ovarium untuk memproduksi lebih banyak hormon pria.
- Peradangan. Peradangan sistemik derajat rendah (low-grade inflammatory state) kerap ditemukan pada wanita dengan PCOS. Kondisi peradangan yang berlebihan ini ditemukan berhubungan dengan kadar hormon pria yang meningkat.
Gejala PCOS
Kelainan hormonal pada PCOS mendasari kemunculan berbagai gejala dan tanda yang khas. Gejala dan tanda berikut biasanya mulai muncul saat pubertas, meski sebagian wanita baru mengalaminya di akhir masa remaja atau di awal masa dewasa.
- Haid tidak teratur. Ini dapat berupa tidak haid selama beberapa bulan, haid jarang atau terlalu sering, hingga perdarahan haid yang berlebihan.
- Infertilitas atau sulit hamil.
- Obesitas. Kurang lebih 80 persen wanita dengan PCOS mengalami obesitas.
- Hirsutisme, yakni pertumbuhan rambut wajah, dada, perut atau paha atas yang berlebihan. Gejala ini dialami oleh 70 persen wanita dengan PCOS.
- Jerawat yang berlebihan dan terjadi setelah masa remaja serta tidak respon dengan terapi pada umumnya.
- Kulit berminyak.
- Kebotakan rambut dengan pola seperti kebotakan pada pria.
- Kulit menebal, menghitam, dengan tekstur seperti beludru, utamanya di area-area lipatan kulit. Kondisi ini disebut dengan acanthosis nigricans.
Gejala dan tanda PCOS umumnya lebih berat pada wanita yang obes.
Baca Juga : Perbedaan PCO dan PCOS
Diagnosis PCOS
Gejala PCOS bervariasi antarindividu. Seorang wanita dinyatakan PCOS bila memenuhi dua dari tiga kriteria berikut, yakni:
- Haid tidak teratur, jarang-jarang atau memanjang.
- Bukti adanya peningkatan kadar hormon pria berdasarkan tanda fisik seperti pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang berlebihan, jerawat berlebihan, dan kebotakan rambut dengan pola seperti kebotakan pada pria. Atau, hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar hormon pria yang tinggi dan bukan disebabkan oleh penyebab lain.
- Ditemukannya ovarium polikistik pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) kandungan. Ukuran ovarium rata-rata lebih besar daripada wanita normal dan mengandung banyak folikel yang mengitari sel telur.
Di samping itu, umumnya diperlukan pemeriksaan hormon berikut untuk menentukan apakah ada kondisi lain yang menyebabkan kemunculan gejala-gejala di atas.
- Kadar hormon beta-HCG untuk memastikan ada tidaknya kehamilan
- Kadar hormon prolaktin
- Kadar thyroid-stimulating hormone (TSH)
- Kadar follicle-stimulating hormone (FSH)
Komplikasi PCOS
Sesungguhnya, PCOS memengaruhi seluruh bagian tubuh, tidak hanya sistem reproduksi. Oleh sebab itu, bila kondisi ini dibiarkan atau tidak terdiagnosis, seorang wanita berisiko tinggi mengalami komplikasi-komplikasi berikut akibat PCOS.
- Resistensi insulin meningkatkan risiko sindrom metabolik yang dapat berujung pada hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
- Penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium, di mana ini meningkatkan risiko terjadinya kanker dinding rahim.
- Henti nafas saat tidur atau sleep apnea. Pada kondisi ini, ada periode dimana nafas berhenti (apnea) saat sedang tidur. Individu dengan kondisi ini kerap mengalami kelelahan dan mengantuk di siang hari.
- Depresi dan gangguan cemas.
- Disfungsi seksual. Wanita dengan PCOS umumnya memiliki kepuasan seksual yang lebih rendah daripada wanita normal.
Semua komplikasi ini memiliki dampak terhadap kualitas hidup seorang wanita. Untuk itu, pada wanita yang sudah terdiagnosa PCOS, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan tambahan untuk melihat ada tidaknya komplikasi. Pemeriksaan mencakup:
- Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan trigliserida secara berkala.
- Skrining depresi dan gangguan cemas
- Skrining untuk henti nafas saat tidur
Cara mengobati PCOS
Meski PCOS tak sepenuhnya bisa dikoreksi, pengobatan dapat mengendalikan gejala dan memperbaiki kesuburan wanita. Tujuannya agar wanita dengan PCOS tetap bisa memiliki hidup yang normal tanpa komplikasi yang bermakna.
Pengobatan PCOS merupakan kombinasi dari perubahan gaya hidup serta pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki kesuburan.
Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup bertujuan untuk menurunkan berat badan melalui pola diet rendah kalori (rendah karbohidrat, tinggi serat) dan rutin beraktivitas fisik intensitas sedang selama 30 menit sehari sebanyak 5 hari dalam seminggu.
Studi menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebanyak 5-10 persen saja sudah dapat menurunkan kadar hormon insulin dan androgen, serta mengembalikan proses ovulasi. Dengan kata lain, siklus haid menjadi lebih teratur dan gejala lainnya pun dapat dikendalikan.
Obat-obatan
Wanita dengan PCOS dapat diberikan obat-obatan berikut sesuai dengan gejala yang muncul.
BACA JUGA : 5 Pilihan Obat PCOS yang Dapat Meredakan Keluhan
- Obat-obatan untuk memperbaiki siklus haid:
- Pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin.
- Pil progestin, umumnya yang mengandung medroxyprogesterone atau jenis progesteron alami.
- Obat-obatan untuk memicu ovulasi:
- Clomiphene.
- Letrozole.
- Metformin. Ini merupakan obat diabetes yang berfungsi memperbaiki resistensi insulin dan hiperinsulinemia. Obat ini juga bisa membantu menurunkan berat badan sehingga siklus haid lebih teratur.
- Gonadotropin. Obat hormonal ini diberikan melalui injeksi.
- Obat-obatan untuk mengurangi pertumbuhan rambut yang berlebihan:
- Pil KB, dapat menurunkan produksi hormon androgen yang memicu pertumbuhan rambut berlebihan.
- Spironolactone. Obat ini menghambat efek hormon androgen pada kulit. Akan tetapi, obat ini dapat menyebabkan cacat bawaan lahir sehingga wanita yang memakainya harus menunda kehamilan.
- Terapi laser dan elektrolisis untuk mematikan folikel rambut.
- Krim yang mengandung obat-obatan atau antibiotik untuk mengatasi jerawat.
PCO (Polycystic Ovaries)
PCO atau polycystic ovaries adalah terdapat banyak sel telur yang menempel pada dinding ovarium. Kondisi ini disebut sebagai kista ovarium. Kista ovarium adalah kantung berisi cairan, yang merupakan sel telur yang belum matang.
Umumnya, seorang wanita akan memiliki satu buah kista selama hidupnya. Pada wanita yang mengalami PCO akan memiliki lebih dari kista pada tubuhnya.
Terdapat beberapa tipe kista yang biasanya dialami wanita, seperti:
- Dermoid cyst, merupakan sejenis kantung kecil yang tumbuh dan berisi rambut, lemak, serta jaringan lainnya.
- Cystadenomas, merupakan sel yang bersifat non kanker yang tumbuh pada bagian luar dinding ovarium.
- Endometriomas, merupakan jaringan yang tumbuh di luar rahim dan membentuk kista.
Perbedaan PCO dan PCOS
Selain pengertian dan penyebabnya, PCO dan PCOS memiliki beberapa perbedaan lainnya, seperti:
Penyebab
Umumnya, kista terbentuk secara alami yang menjadi bagian dari siklus menstruasi, kondisi ini disebut kista fungsional atau kista folikel yang sifatnya tidak berbahaya.
Namun, ada juga beberapa jenis kista yang sifatnya berbahaya sehingga memiliki potensi berkembang menjadi kanker.
Beberapa faktor risiko yang memungkinkan menjadi penyebab PCO, seperti gangguan hormonal, endometriosis, infeksi panggul, memiliki riwayat kista ovarium, hingga kehamilan.
Sedangkan PCOS sendiri belum diketahui penyebab pastinya. Namun, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, seperti
- Hormon androgen (hormon laki-laki) yang berlebihan.
- Obesitas atau berat badan berlebihan.
- Insulin yang berlebihan sehingga menyebabkan produksi hormon androgen meningkat.
- Terjadinya peradangan dengan dapat memicu PCOS.
- Faktor genetik.
Gejala PCO
Gejala atau ciri-ciri PCO biasanya tidak muncul secara jelas dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika ukuran kista ovarium membesar, gejala yang mungkin muncul seperti:
- Nyeri panggul atau nyeri pada area perut bagian bawah.
- Perut terasa kembung.
- Perut terasa penuh atau lebih berat.
- Nyeri setelah berhubungan suami istri.
- Nyeri pada area panggul ketika bergerak.
- Nyeri haid.
Sedangkan pada wanita yang mengalami PCOS biasanya mengalami gejala atau ciri-ciri, seperti:
- Haid tidak teratur.
- Tumbuhnya rambut berlebihan pada area dada, perut, punggung akibat hormon androgen yang berlebihan.
- Muncul jerawat dan kulit berminyak.
- Kulit semakin gelap.
- Obesitas atau berat badan berlebihan.
Pengobatan
Pada dasarnya, PCO bersifat non kanker dan tidak berbahaya, bahkan PCO bisa menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.
Meski begitu, bukan tidak mungkin kista ovarium berkembang dan menimbulkan gejala yang bisa menganggu penderitanya.
Jika diperlukan pengobatan, harus disesuaikan berdasarkan penyebab, jenis, gejala, hingga usia wanita yang menderitanya.
Beberapa jenis pengobatan ini bisa dilakukan oleh wanita yang mengalami PCO, antara lain:
- Melakukan konsultasi ke dokter untuk menngetahui perkembangan kista. Pasalnya, beberapa jenis kista bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan.
- Menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB untuk mencegah tumbuhnya kista berulang.
- Melakukan tindakan pembedahan jika kista memiliki ukuran yang cukup besar.
Hampir sama dengan PCO, pengobatan PCOS disesuaikan dengan gejala yang dialami serta yang menjadi penyebabnya. Beberapa jenis pengobatan PCOS yang direkomendasikan dokter, antara lain:
- Penerapan gaya hidup sehat untuk menjaga berat badan ideal, seperti mengonsumsi makanan sehat dan olahraga yang teratur.
- Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatur siklus menstruasi.
Perlu diketahui kedua gangguan reproduksi tersebut memiliki kondisi yang berbeda. PCO tidak dikategorikan sebagai penyakit tetapi merupakan kondisi umum ovarium yang mungkin dialami wanita.
Bila Anda kerap mengalami siklus haid yang tidak teratur, jangan anggap remeh dan menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan.
Bisa saja, Anda mengalami PCOS. Prinsipnya, semakin cepat PCOS terdiagnosis dan terobati, gangguan kesuburan yang menyebabkan sulit hamil dan berbagai komplikasi lainnya dapat diminimalkan atau bahkan dihindari.
Pengalaman PCOS
Salah satu pasien Bocah Indonesia yang pernah mengalami PCOS adalah Bunda Rosalia Rianty.
Ketika usia pernikahan memasuki 1 tahun, Bunda Rosalia dan Ayah Wilton melakukan promil namun belum berhasil. Setelah melakukan pemeriksaan, hasilnya Bunda Rosalia didiagnosa PCOS, dinding rahim tebal serta adanya polip.
Bunda Rosalia pun memilih melakukan program hamil sejak April 2022. Bunda Rosalia juga memilih tindakan histeroskopi untuk mengatasi kondisi tersebut.
Berkat kegigihan Bunda dan Ayah Wilton Hendro, perjuangan keduanya berbuah manis. Kini, usia kandungan Bunda Rosalia telah memasuki 15 minggu.
Bila Anda kerap mengalami siklus haid yang tidak teratur, jangan anggap remeh dan menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Bisa saja, Anda mengalami PCOS.
Prinsipnya, semakin cepat PCOS terdiagnosis dan terobati, gangguan kesuburan yang menyebabkan sulit hamil dan berbagai komplikasi lainnya dapat diminimalkan atau bahkan dihindari.
Mau punya kisah sukses seperti Bunda Rosalia? Kami memiliki layanan yang tepat untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda.
PCOS harus segera mendapat penanganan yang tepat sebelum melakukan program hamil. Segera lakukan pemeriksaan!
Jika Anda mengalami haid yang tidak teratur, kami menyediakan layanan pemeriksaan untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda!
Gejala PCOS yang paling umum adalah haid yang tidak teratur. PCOS bisa menyebabkan wanita sulit hamil. Segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan yang tepat.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Salpingitis
- Insufisiensi Ovarium Primer: Penyebab, Gejala,…
- 6 Faktor yang Mempengaruhi Infertilitas, Ayah Bunda…
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Kanker Rahim
- Apa Itu Vaginismus? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
- Miom Rahim: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
- Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Endometriosis
- Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit Radang Panggul
Gangguan Haid Gangguan Kesuburan Gangguan Ovulasi Haid Tidak Teratur infertilitas Kista Kista Ovarium PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) Sindrom Ovarium Polikistik Sulit Hamil