Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Kanker Rahim

Kanker Rahim

Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer


Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 19/08/2022

Wanita dengan kanker rahim tetap bisa memiliki keturunan bila memenuhi kriteria tertentu.

Kanker rahim adalah kanker yang bermula pada sel-sel endometrium atau dinding rahim, yakni organ tempat berkembangnya janin kala hamil. Oleh sebab itu, dalam bahasa medis, kanker ini disebut dengan adenokarsinoma endometrium. 

Di dunia, kanker rahim adalah jenis kanker yang paling sering ditemukan pada wanita. Meski sebagian kasus dialami oleh wanita pasca menopause, 25 persen dialami oleh wanita premenopause dan 5 persennya masih berusia di bawah 40 tahun. Pada kelompok wanita usia reproduksi ini, kanker ini kerap dihubungkan dengan kelainan ovarium, gangguan ovulasi, infertilitas, dan obesitas. Pada umumnya, wanita di kelompok usia ini belum pernah hamil dan berkeinginan kuat untuk mempertahankan kesuburannya.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Jenis-jenis kanker rahim

Sebagian besar kanker rahim berjenis adenokarsinoma. “Adeno” berarti sel kanker berasal dari sel-sel kelenjar dinding rahim, sedangkan “Karsinoma” berarti kanker bermula pada sel-sel epitel di permukaan dinding rahim.

Ada tiga jenis kanker rahim, yaitu:

  • Adenokarsinoma endometrioid. Ini merupakan jenis terbanyak dan berhubungan dengan kelebihan estrogen di dalam tubuh. Jenis ini umumnya berkembang lambat dan hanya ditemukan di dalam rahim. Tingkat kesembuhan kanker rahim jenis ini tinggi sebab sering terdiagnosis di stadium dini.
  • Karsinoma uteri serosa. Jenis ini lebih jarang ditemukan, namun pertumbuhan sel kanker lebih cepat dan lebih mudah kambuh dibanding jenis lainnya.
  • Clear cell carcinoma. Kanker rahim jenis ini sangat jarang ditemukan. Sifat pertumbuhannya juga cepat dan lebih mudah kambuh meski terdeteksi dini.

Gejala kanker rahim

Gejala kanker rahim yang tersering adalah perdarahan abnormal dari vagina. Pada wanita yang masih haid, perdarahan abnormal diartikan sebagai perdarahan di antara dua periode haid atau perdarahan haid yang lebih banyak dari biasanya. Sedangkan pada wanita yang telah menopause, perdarahan vagina sesedikit apapun dianggap abnormal. Terlebih, bila dialami oleh wanita yang tidak menjalani terapi hormon untuk mengatasi gejala-gejala menopause. 

Bila sudah lanjut, kanker rahim dapat menimbulkan gejala seperti:

  • Nyeri perut atau panggul
  • Perut kembung
  • Rasa cepat kenyang
  • Perubahan pola atau frekuensi buang air besar dan berkemih

Penyebab kanker rahim

Hingga kini, penyebab pasti kanker rahim belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kejadiannya, seperti:

  • Usia. Sebagian besar kasus kanker rahim ditemukan pada wanita pascamenopause dan berada di pertengahan usia 60-an.
  • Kadar hormon estrogen dan progesteron. Ketika kadar estrogen melebihi progesteron, dinding rahim mengalami penebalan. Kondisi ini juga ditemukan pada wanita dengan haid yang tidak teratur, wanita dalam masa perimenopause dan menopause, wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau yang mengonsumsi hormon estrogen untuk mengobati gejala menopause.
  • Durasi mengalami haid semakin panjang. Memulai haid sebelum usia 12 tahun atau mengalami menopause di usia yang lebih tua meningkatkan risiko kanker rahim. Pada dasarnya, semakin lama mengalami haid, semakin lama rahim terpapar dengan estrogen.
  • Belum pernah hamil
  • Menjalani pengobatan kanker payudara dengan obat tamoxifen
  • Memiliki berat badan yang berlebih. Berat badan berlebih berhubungan dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi.
  • Faktor genetik seperti sindrom Lynch. Ini merupakan penyakit keturunan yang meningkatkan risiko kanker usus besar, kanker ovarium, kanker rahim, dan kanker lainnya.

Diagnosis kanker rahim

Sekitar 80 persen kasus kanker rahim terdiagnosis di stadium awal penyakit (stadium 1), dengan angka kesintasan di atas 95 persen. Deteksi dini kanker rahim sangat mungkin oleh karena sebagian besar wanita datang dengan gejala perdarahan vagina yang abnormal. Gejala yang seperti ini tentu tidak dianggap sepele sehingga mendorong wanita untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Pemeriksaan untuk mendiagnosis kanker rahim mencakup:

  • Pemeriksaan fisik pada organ kandungan.
  • Ultrasonografi transvaginal untuk melihat ketebalan dinding rahim dan ukuran rahim. Evaluasi lebih lanjut diperlukan bila dinding rahim tampak menebal (lebih dari 4 mm). Pada wanita yang belum menopause, pemeriksaan ini kurang membantu untuk mendiagnosis kanker rahim.
  • Biopsi endometrium. Ini merupakan pemeriksaan baku untuk mendiagnosis kanker rahim. Pada wanita yang belum menopause, dokter akan mempertimbangkan gejala, usia, dan faktor medis lain untuk memutuskan perlu tidaknya biopsi.
  • Dilatasi dan kuretase (D&C), bila tidak cukup jaringan yang diambil selama biopsi atau bila hasil biopsi tidak konklusif.

Stadium kanker rahim

Setelah kanker rahim terdiagnosis, tahap berikutnya adalah menentukan stadium kanker. Tahap ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran kanker. Kanker rahim memiliki 4 stadium, di mana kanker dengan stadium yang lebih rendah berarti lebih kurang agresif dan membutuhkan perawatan yang lebih sedikit ketimbang kanker dengan stadium yang lebih tinggi.

Kanker Rahim Stadium 1
  • Stadium 1. Ini adalah stadium awal kanker, dan paling mudah diobati. Kanker hanya ada di dalam rahim. Stadium 1 dibagi menjadi stadium 1A dan 1B.
    • 1A berarti kanker telah tumbuh ke dalam lapisan dinding otot rahim (miometrium), namun tidak lebih dari setengahnya.
    • 1B berarti kanker telah tumbuh setengah atau lebih ke dalam lapisan dinding otot rahim.
Kanker Rahim Stadium 2
  • Stadium 2. Ini berarti kanker telah menyebar ke leher rahim (serviks).
Kanker Rahim Stadium 3
  • Stadium 3. Kanker telah menyebar di luar rahim, namun masih di dalam rongga panggul. Ada 3 kategori pada stadium ini:
    • 3A berarti kanker telah tumbuh ke lapisan terluar rahim (serosa), ke ovarium atau saluran telur (tuba falopi).
    • 3B berarti kanker telah tumbuh ke dalam vagina atau jaringan di sekitar rahim (parametrium).
    • 3C berarti kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
Kanker Rahim Stadium 4
  • Stadium 4. Ini berarti kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya. Ada 2 kategori pada stadium ini:
    • 4A berarti kanker telah menyebar ke usus atau kandung kemih.
    • 4B berarti kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang lebih jauh atau ke organ tubuh lain seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak (kanker sekunder atau metastasis).

Pengobatan kanker rahim

Pengobatan kanker rahim yang direkomendasikan adalah histero-salpingo-ooforektomi bilateral (pengangkatan rahim beserta kedua saluran telur dan ovarium) dengan atau tanpa pengangkatan kelenjar getah bening, diikuti oleh pengambilan sampel cairan peritoneum (rongga perut). Setelah operasi, beberapa pasien mungkin memerlukan kemoterapi atau radioterapi tambahan sesuai dengan ukuran, stadium, dan jenis kanker. Meski demikian, cara ini memiliki keterbatasan, yakni menyebabkan hilangnya fungsi reproduksi khususnya pada wanita usia reproduksi yang belum menikah dan ingin memiliki keturunan.

Oleh sebab itu, terdapat alternatif pengobatan kanker rahim yang disebut dengan fertility-sparing strategy. Cara ini dapat direkomendasikan pada wanita berusia kurang dari 40 tahun yang sangat ingin mempertahankan kesuburannya. Kandidat untuk pengobatan ini harus diseleksi dengan cermat dan masuk ke dalam “kategori risiko rendah” yang memiliki ciri-ciri berikut:

  • Jenis kanker adalah adenokarsinoma endometrioid stadium 1 berdiferensiasi baik, yang telah dikonfirmasi melalui prosedur dilatasi dan kuretasi (D&C).
  • Tumor terbatas pada endometrium dengan diameter kurang dari 2 cm, tanpa penyebaran di luar rahim dan invasi pada lapisan dinding otot rahim dan/atau rongga limfovaskular (LVSI).
  • Berada pada rentang usia reproduksi dan berkeinginan untuk memiliki keturunan di masa depan.
  • Tidak ada kontraindikasi terhadap terapi hormonal.
  • Memahami bahwa sifat pengobatan tidak standar, termasuk adanya risiko kanker yang tersembunyi, berulang, dan/atau menetap.

Fertiliy-sparing strategy mengandalkan terapi dengan progestin. Hormon sintetis ini dapat diberikan secara oral (medroxyprogesterone acetate [MPA], megestrol acetate [MA]) atau melalui IUD hormonal (Mirena®). Studi menemukan bahwa kombinasi progestin oral dan IUD hormonal lebih efektif daripada penggunaan terapi tunggal. Evaluasi dilakukan 3 bulan setelah terapi progestin dimulai melalui biopsi dinding rahim. 

  • Bila terjadi remisi total (tidak ditemukan sel kanker), biopsi diulang 3 bulan kemudian. Apabila hasil biopsi negatif selama 2 kali berturut-turut, pasien disarankan untuk segera hamil.
  • Bila kanker menetap di bulan ketiga terapi, dosis progestin oral umumnya dinaikkan. Biopsi dilakukan kembali 3 bulan kemudian. Bila setelah 9-12 terapi progestin kanker menetap atau bahkan memburuk, kemungkinan besar diperlukan histerektomi.

Kanker rahim dan siklus bayi tabung

Pada wanita dengan kanker rahim yang mengalami remisi total pascaterapi progestin, kehamilan dapat diupayakan secara alami maupun menggunakan teknologi reproduksi berbantu (TRB) melalui siklus bayi tabung

Sebuah studi di Korea Selatan, pada 22 wanita (rentang usia 26-41 tahun) yang menjalani siklus bayi tabung setelah terapi progestin untuk kanker rahim stadium 1A, menemukan bahwa angka kehamilan klinis mencapai 50 persen (11 dari 22) dan angka kelahiran hidup 27,3 persen (6 dari 22). Para wanita ini menjalani transfer embrio dalam waktu kurang lebih 2 bulan setelah terapi progestin berakhir.

Hasil ini cukup bisa diterima, namun ada risiko bahwa obat-obat penstimulasi ovarium, yang meningkatkan kadar hormon estrogen, dapat memicu kemunculan kanker rahim kembali. Oleh sebab itu, perkembangan kondisi kanker rahim masih perlu dipantau secara ketat setelah siklus bayi tabung berakhir.

Bisakah kanker rahim dicegah?

Beberapa studi menemukan bahwa obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes meningkatkan risiko wanita mengalami kanker rahim. Oleh sebab itu, menerapkan gaya hidup sehat, khususnya melalui pengaturan pola makan dan rutin berolahraga, dapat mengurangi risiko ini.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Cancer Research UK. (10 Februari 2022). Types and grades of womb cancer
  2. Carneiro MM, Lamaita RM, Ferreira MC, Silva-Filho AL. Fertility-preservation in endometrial cancer: is it safe? Review of the literature. JBRA assisted reproduction. 2016 Oct;20(4):232.
  3. Chen L, Berek JS. Patient education: Endometrial cancer diagnosis, staging, and surgical treatment (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  4. Kesterson JP. Fertility preservation in patients with endometrial carcinoma. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  5. Kim MJ, Choe SA, Kim MK, Yun BS, Seong SJ, Kim YS. Outcomes of in vitro fertilization cycles following fertility-sparing treatment in stage IA endometrial cancer. Archives of gynecology and obstetrics. 2019 Oct;300(4):975-80.
  6. Mayo Clinic. (20 Mei 2021). Endometrial cancer
  7. Plaxe SC, Mundt AJ. Patient education: Endometrial cancer treatment after surgery (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  8. The American College of Obstetricians and Gynecologists. (Februari 2019). Endometrial cancer.   
  9. Terzic M, Norton M, Terzic S, Bapayeva G, Aimagambetova G. Fertility preservation in endometrial cancer patients: options, challenges and perspectives. Ecancermedicalscience. 2020 May 6;14:1030. doi: 10.3332/ecancer.2020.1030. PMID: 32419842; PMCID: PMC7221125.
  10. Zapardiel I, Cruz M, Diestro MD, Requena A, Garcia-Velasco JA. Assisted reproductive techniques after fertility-sparing treatments in gynaecological cancers. Human reproduction update. 2016 Apr 1;22(3):281-305.
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari terakhir untuk hemat 11%
Checkout Sekarang

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji