Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Insufisiensi Ovarium Primer: Penyebab, Gejala, Diagnosis, & Cara Mengobati
Insufisiensi Ovarium Primer: Penyebab, Gejala, Diagnosis, & Cara Mengobati
Wanita dikatakan mengalami insufisiensi ovarium primer saat ovariumnya berhenti bekerja sebelum usia 40 tahun.
Insufisiensi ovarium primer (primary ovarian insufficiency/POI) adalah keadaan ketika ovarium tiba-tiba berhenti berfungsi pada wanita di bawah usia 40 tahun. Ini merupakan salah satu jenis menopause dini.
Kondisi ini, yang dahulu disebut premature ovarian failure (POF), mengenai sekitar 1 persen wanita. Siklus menstruasi wanita menjadi tidak teratur dan kemudian berhenti. Ovariumnya berhenti membuat hormon, seperti estrogen dan progesteron, dan juga berhenti melepaskan sel telur (ovulasi).
Sebagian wanita mengalami POI saat remaja, bahkan sebelum mengalami menstruasi. Bila ini terjadi, sang gadis tidak akan memiliki fungsi ovarium yang normal. Sebagian wanita lain dengan POI, ovariumnya masih sesekali mengeluarkan sel telur dan memproduksi hormon. Jadi, wanita masih mengalami siklus menstruasi selama beberapa bulan atau tahun sebelum ovariumnya benar-benar tidak berfungsi. Berdasarkan hal ini, POI membuat kehamilan alami sulit terjadi.
Gejala insufisiensi ovarium primer
Gejala POI dapat bervariasi, tergantung prosesnya terjadi secara tiba-tiba atau perlahan. Pada yang tiba-tiba, siklus menstruasi akan langsung berhenti tanpa ada tanda-tanda lainnya. Sedangkan pada yang perlahan, siklus menstruasi menjadi tidak teratur selama berbulan-bulan sebelum benar-benar berhenti.
Tanya Ferly tentang Promil?
Sebagian besar wanita dengan POI mengalami pubertas yang normal dan memiliki siklus menstruasi yang teratur sebelumnya. Gejala paling umum yang mendorong wanita untuk mencari pertolongan medis adalah menstruasi yang terlewat atau jarang. Namun, seorang gadis remaja dengan POI bisa tidak pernah mengalami menstruasi dan mungkin tidak melalui tahap pubertas yang normal. Bagi sebagian wanita lain dengan POI, tanda paling awal dan satu-satunya adalah sulit hamil.
Sebagian wanita pertama kali menyadari bahwa siklus menstruasinya jarang atau tidak ada ketika berhenti minum pil KB. Ini tidak berarti bahwa pil tersebut menyebabkan POI, melainkan dapat menutupi kondisi POI yang sudah ada.
Gejala POI lainnya mencakup yang biasa dialami oleh wanita menjelang masa menopause. Yakni, hot flashes, vagina kering, nyeri saat berhubungan intim, sensitif atau mudah marah, keringat malam, dan gangguan tidur. Gejala-gejala ini merupakan efek dari rendahnya kadar estrogen, yang menandakan turunnya atau berhentinya fungsi ovarium.
Komplikasi akibat insufisiensi ovarium primer
Selain gejala-gejala yang telah disebutkan, kadar estrogen yang rendah juga meningkatkan risiko seorang wanita mengalami osteoporosis dan penyakit jantung. Wanita dengan POI pun lebih berisiko mengalami gangguan depresi dan cemas.
Dan oleh karena ovarium berhenti bekerja, POI menyebabkan wanita sulit untuk hamil secara alami. Meski demikian, sekitar 5-10 persen wanita dengan POI mampu hamil alami dan melahirkan bayi yang sehat. Sebagian besar sisanya, hanya bisa hamil melalui program bayi tabung menggunakan sel telur donor.
Penyebab insufisiensi ovarium primer
Pada hampir separuh kasus POI, penyebab pastinya tidak pernah diketahui. Meski demikian, penyebab POI yang diketahui tetap harus dipertimbangkan dan diuji terlebih dulu. Beberapa penyebab POI yang tersering, antara lain:
- Kelainan genetik. Penyebab POI yang bersifat genetik bisa karena kromosom atau gen yang abnormal. Kromosom adalah struktur yang menampung ribuan gen. Kelainan kromosom yang menyebabkan POI, mencakup:
- Sindrom Turner. Secara biologis, jenis kelamin seseorang ditentukan oleh kromosom X dan Y. Wanita normalnya memiliki dua kromosom X, sedangkan pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Pada sindrom Turner, wanita hanya memiliki satu kromosom X, satunya lagi hilang. Ini adalah defek kromosom yang paling umum terjadi pada manusia. Kondisi ini menyebabkan kelainan di sepanjang saluran reproduksi dan dapat menyebabkan POI. Kehilangan secuil bagian dari satu kromosom X (bagian yang penting/esensial) juga bisa menyebabkan POI.
- Sindrom Fragile X. Di dunia, sindrom ini merupakan penyebab kecacatan intelektual terbanyak. Individu dengan fragile X memiliki gen abnormal pada kromosom X. Tak semua individu dengan gen abnormal ini mengalami kecacatan intelektual, namun kelainan genetik dapat pada setiap generasi berikutnya.
- Kelainan kromosom dan gen lain. Wanita dengan kromosom Y, yang seharusnya hanya ada pada pria, harus menjalani operasi pengangkatan ovarium karena kelainannya dapat menyebabkan tumor ovarium. POI juga bisa disebabkan oleh kelainan genetik lain yang menyebabkan gangguan hormonal.
- Penyakit autoimun. Pada sebagian kasus POI, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang organ penghasil hormon lain, tak hanya ovarium, tetapi juga kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, dan struktur lainnya. Pada yang demikian, fungsi adrenal dan tiroid juga harus dievaluasi.
Terapi medis seperti kemoterapi dan radioterapi yang digunakan untuk mengobati kanker.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko wanita mengalami POI, mencakup:
- Usia. Risiko meningkat antara usia 35 dan 40 tahun. Meski jarang terjadi di bawah usia 30 tahun, POI bisa ditemukan pada wanita yang lebih muda dan bahkan remaja.
- Riwayat keluarga. Adanya riwayat POI pada anggota keluarga yang dekat (ibu, saudara kandung wanita) meningkatkan risiko seorang wanita mengalami kondisi serupa.
Operasi pada ovarium. Pembedahan yang melibatkan ovarium meningkatkan risiko POI.
Diagnosis insufisiensi ovarium primer
Semua wanita di bawah usia 40 tahun dengan menstruasi yang tidak teratur dalam waktu 3 bulan terakhir atau lebih dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan reproduksi, serta melakukan pemeriksaan fisik dan panggul. Selanjutnya, diperlukan pemeriksaan darah untuk mengukur beberapa kadar hormon yang berhubungan dengan POI:
- Follicle-stimulating hormone (FSH). Tingginya kadar FSH menandakan otak sedang berusaha menstimulasi ovarium namun organ ini tidak berespon (tidak berfungsi).
- Estradiol (E2). Kadar hormon ini ditemukan rendah pada POI.
- Prolaktin (PRL) dan tes fungsi tiroid (thyroid-stimulating hormone/TSH dan kadar hormon T4 bebas).
Pemeriksaan hormon-hormoin ini biasanya diulang sekali lagi untuk mengonfirmasi diagnosis.
Bila hasil tes darah mengonfirmasi adanya POI, dokter harus mencari penyebabnya. Pemeriksaan untuk mencari penyebab ini dapat berupa:
- Kariotyping, untuk menentukan adanya kelainan kromosom.
- Pemeriksaan antibodi terhadap kelenjar adrenal untuk menentukan ada tidaknya penyakit autoimun yang mendasari.
- Tes mutasi genetik yang menyebabkan Sindrom Fragile X (premutasi FMR1)
- Ultrasonografi organ kandungan.
Cara mengatasi insufisiensi ovarium primer
Cara untuk mengatasi POI bisa berbeda pada tiap individu, bergantung pada usia, gejala, dan keinginan untuk memiliki keturunan. Pada prinsipnya, penanganan insufisiensi ovarium primer bertujuan untuk:
- Mengganti hormon yang tidak lagi diproduksi oleh ovarium.
- Mengatasi gejala-gejala POI.
- Menurunkan risiko komplikasi POI.
- Mengobati kondisi mendasar yang memperburuk gejala POI.
1. Terapi hormon pengganti
Salah satu tujuan utama pengobatan insufisiensi ovarium primer adalah menggantikan estrogen yang tak lagi diproduksi ovarium. Hal ini penting sebab estrogen sangat vital untuk beberapa hal. Tulang, contohnya, memerlukan stimulasi estrogen agar tetap kuat dan tidak mudah patah. Tanpa estrogen, wanita dengan POI berisiko mengalami osteoporosis, di mana tulang menjadi lebih lemah dari biasanya.
Ada pula bukti ilmiah yang menemukan bahwa kekurangan estrogen sebelum usia 45 tahun dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Di samping itu, juga dapat menyebabkan gejala-gejala menopause, seperti hot flashes, keringat malam, gangguan tidur, dan vagina kering. Terapi estrogen bertujuan untuk mencegah atau menghilangkan semua konsekuensi akibat kekurangan estrogen ini.
Bentuk utama estrogen yang diproduksi oleh ovarium normal disebut dengan estradiol. Beberapa pakar meyakini bahwa estrogen tipe ini paling menyerupai “kondisi alami”. Akan tetapi, bentuk lain dari estrogen juga tersedia dan efektif. Wanita yang memilih estradiol bisa mendapatkannya dalam bentuk pil (oral), patch yang ditempel di kulit (transdermal), atau cincin yang dimasukkan ke dalam vagina (transvaginal). Dosis estradiol yang digunakan sebagai terapi, yaitu 100 mg per hari.
Pada umumnya, wanita juga perlu mengonsumsi progestin (bentuk sintetik dari hormon progesteron). Penambahan progestin selama 10-12 hari setiap bulan akan melindungi wanita dari hiperplasia endometrium (penebalan dinding rahim) serta kanker rahim, di mana keduanya merupakan risiko dari kelebihan estrogen. Penambahan ini tidak diperlukan pada wanita yang sudah tidak memiliki rahim atau menjalani histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
Terapi hormon ini direkomendasikan untuk digunakan sampai wanita berusia 50-51 tahun, yakni usia rata-rata mengalami menopause.
2. Terapi infertilitas
Seperti disebutkan di atas, antara 5 sampai 10 persen wanita dengan POI bisa hamil dan melahirkan secara normal tanpa perawatan khusus. Pada 90-95 persen sisanya, satu-satunya cara untuk mencapai kehamilan adalah melalui program bayi tabung dengan sel telur donor.
Dalam satu laporan kasus pada 61 wanita dengan POI yang menjalani 90 siklus bayi tabung, peluang kumulatif untuk hamil setelah tiga siklus adalah sekitar 90 persen. Tingkat keberhasilan prosedur ini utamanya bergantung pada usia pendonor. Donasi embrio, di mana embrio beku disumbangkan kepada pasangan dengan POI, juga sering berhasil dan umumnya lebih menghemat biaya.
Bisakah insufisiensi ovarium primer dicegah?
Insufisiensi ovarium primer tidak bisa dicegah. Namun, bila terdapat risiko POI karena menjalani radioterapi dan/atau kemoterapi, atau karena rencana pengobatan berpotensi mengganggu fungsi ovarium, wanita bisa memilih untuk melestarikan kesuburan (fertility preservation) sebelum menjalani perawatan. Misalnya, dengan membekukan sel telur atau embrio untuk digunakan pada program bayi tabung di kemudian hari.
Penutup
Bila Anda tergolong wanita berusia di bawah 40 tahun serta mengalami menstruasi yang tidak teratur selama 3 bulan terakhir atau lebih, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan evaluasi lengkap. Insufisiensi ovarium primer penting untuk dideteksi dini agar kondisi tersebut bisa dikelola dengan tepat dan tidak menimbulkan komplikasi yang memengaruhi kesehatan Anda secara umum.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- American College of Obstetricians and Gynecologists. Primary ovarian insufficiency in adolescents and young women. Committee Opinion No. 605. Obstet Gynecol. 2014;124(1):193-7. URL: https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2014/07/primary-ovarian-insufficiency-in-adolescents-and-young-women#:~:text=by%20the%20ovaries.-,Primary%20ovarian%20insufficiency%20is%20the%20depletion%20or%20dysfunction%20of%20ovarian,menopause%20or%20primary%20ovarian%20failure.
- American Society for Reproductive Medicine. [Revised 2015]. What is premature ovarian insufficiency (also called premature ovarian failure)? URL: https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/what-is-premature-ovarian-insufficiency-also-called-premature-ovarian-failure/.
- Mayo Clinic. [Last reviewed 27 Oct 2021]. Primary ovarian insufficiency. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-ovarian-failure/symptoms-causes/syc-20354683.
- Sopiarz N, Sparzak PB. Primary Ovarian Insufficiency. [Updated 2023 Mar 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK589674/.
- Welt CK. Patient education: primary ovarian insufficiency (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2023.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Waspada Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati PCOS
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Salpingitis
- Kista: Penyebab, Gejala, Jenis, dan Cara Mengobati…
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Kanker Rahim
- Apa Itu Vaginismus? Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
- Kenali Penyebab Kista Ovarium pada Remaja
- Miom Rahim: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
- Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Endometriosis