Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Pria » Benarkah Minum Soda Memengaruhi Kesuburan pada Pria?
Benarkah Minum Soda Memengaruhi Kesuburan pada Pria?
Konon, konsumsi minuman bersoda seperti dapat berdampak negatif pada kesuburan pria. Benarkah demikian? Temukan jawabannya melalui artikel ini.
Kesuburan pria dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik fisik maupun gaya hidup. Kualitas sperma, termasuk jumlah, motilitas (gerakan), morfologi (bentuk), dan konsentrasi sperma, merupakan faktor penting dalam kesuburan pria.
Pola makan yang tidak sehat, kurangnya asupan nutrisi penting, atau konsumsi makanan olahan yang tinggi lemak jenuh dan gula juga dapat mempengaruhi kesuburan pria. Lantas, bagaimana dengan konsumsi soda terhadap kesuburan pria?
Pengaruh Minuman Soda pada Kesuburan Pria
Penelitian terbaru yang telah dipublikasikan dalam jurnal Epidemiology menemukan bahwa mengkonsumsi satu atau lebih minuman yang mengandung gula tinggi seperti minuman bersoda setiap hari memiliki kaitan penurunan kesuburan pada pria dan wanita.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda, terutama yang mengandung gula tinggi dan bahan tambahan tertentu, terkait dengan penurunan kualitas sperma pada pria.
Tanya Ferly tentang Promil?
Penurunan jumlah sperma, mobilitas sperma yang buruk, dan perubahan bentuk sperma (morfologi) telah dikaitkan dengan konsumsi minuman bersoda secara berlebihan. Selain itu, kandungan kimia dalam minuman bersoda, seperti pengawet dan pemanis buatan, juga dapat berkontribusi pada efek negatif pada kesuburan.
(Baca Juga : Cegah Kehamilan dengan Minum Soda, Mitos atau Fakta? )
Namun, penelitian tentang hubungan antara minuman bersoda dan kesuburan masih terbatas, dan hasil studi dapat bervariasi. Diperlukan lebih banyak penelitian mendalam untuk menyimpulkan secara pasti dampak minuman bersoda pada kesuburan pria.
Penelitian Mengenai Hubungan Soda dengan Infertilitas
Untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai hubungan antara minum soda dan infertilitas, para peneliti dari Boston University School of Public Health di Massachusetts melakukan survei terhadap 3.828 wanita dengan rentang usia 21 dan 45 tahun dan 1.045 pria yang juga merupakan beberapa pasangan dari wanita yang disurvei.
Semua peserta tinggal di Amerika Serikat atau Kanada dan merupakan bagian dari studi kohort prospektif berbasis web yang disebut Pregnancy Study Online.
Dalam melakukan penelitian ini, tim peneliti mengumpulkan data tentang riwayat medis, faktor gaya hidup, dan pola makan para peserta. Untuk subjek wanita, peneliti melakukan pengamatan setiap 2 bulan untuk melihat apakah terjadi kehamilan dalam periode 12 bulan.
Dalam mengevaluasi data yang telah terkumpul, para peneliti mengungkapkan bahwa minum soda ternyata memiliki dampak pada kehamilan. Baik pria maupun wanita yang mengonsumsi soda memiliki penurunan 20% setiap bulannya untuk dapat hamil.
Wanita yang minum setidaknya satu soda per hari menunjukkan penurunan 25% dalam tingkat pembuahan, sedangkan pria yang minum setidaknya satu soda per hari memiliki persentase 33% lebih rendah untuk berhasil hamil dengan pasangannya.
Minum minuman energi terkait dengan penurunan kesuburan yang lebih besar, tetapi penulis studi menyarankan agar hasil ini ditafsirkan dengan hati-hati, karena asosiasi tersebut didasarkan pada hasil dari jumlah partisipan yang terbatas. Para peneliti tidak menemukan hubungan yang kuat antara infertilitas dan minum jus buah atau minuman soda diet.
“Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya (infertilitas), termasuk obesitas, asupan kafein, alkohol, merokok, dan pola diet secara keseluruhan,” kata Elizabeth Hatch profesor epidemiologi yang memimpin penelitian mengenai pengaruh soda terhadap kehamilan.
Minuman Bersoda dapat Sebabkan Obesitas
Gula dalam minuman atau makanan telah terbukti memengaruhi sistem reproduksi Anda baik secara langsung maupun tidak langsung. Asupan gula yang tinggi secara konsisten akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang dapat mendorong tubuh untuk memproduksi lebih banyak insulin.
Insulin adalah hormon yang membantu mengontrol kadar gula darah dan metabolisme, keduanya diperlukan untuk mengolah asupan makanan menjadi energi. Ketika terdapat insulin berlebih atau tubuh Anda menjadi resisten terhadap insulin, beberapa kondisi medis akan berkembang salah satunya obesitas.
Sudah diketahui bahwa kelebihan berat badan berhubungan dengan banyak konsekuensi kesehatan yang tidak menguntungkan. Bagi wanita, kelebihan berat badan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal dan diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hal ini dapat mengganggu siklus menstruasi dan mengurangi peluang untuk mencapai kehamilan.
Bagi pria, obesitas dapat menyebabkan infertilitas melalui kombinasi faktor termasuk ketidakseimbangan hormonal, disfungsi seksual, diabetes tipe 1 atau 2, dan juga mengalami sleep apnea (gangguan tidur yang serius).
Pria dengan obesitas lebih cenderung menghasilkan sperma berkualitas rendah dan memiliki fragmen DNA pada sperma. Kedua kondisi tersebut tidak ideal untuk mencapai pembuahan yang berhasil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi minuman bersoda atau minuman yang mengandung gula tambahan dapat menjadi salah satu faktor yang membuat pasangan suami istri sulit untuk memiliki momongan.
Namun, perlu juga diketahui bahwa banyak faktor yang memengaruhi seseorang sulit untuk hamil. Jika Anda dan pasangan telah melakukan hubungan intim tanpa pengaman selama 1 tahun atau lebih dan belum juga adanya kehamilan, segera periksa ke dokter kandungan untuk dapat dicari tahu penyebabnya.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- Lyngsø J, Ramlau-Hansen CH, Bay B, Ingerslev HJ, Hulman A, Kesmodel US. Association between coffee or caffeine consumption and fecundity and fertility: a systematic review and dose-response meta-analysis. Clin Epidemiol. 2017;9:699-719. doi:10.2147/CLEP.S146496
- Wilcox A, Weinberg C, Baird D. Caffeinated beverages and decreased fertility. Lancet. 1988;2(8626-8627):1453-6. doi:10.1016/s0140-6736(88)90933-6
- Hatch EE, Wise LA, Mikkelsen EM, et al. Caffeinated beverage and soda consumption and time to pregnancy. Epidemiology. 2012;23(3):393–401. doi:10.1097/EDE.0b013e31824cbaac
- Cao H, Ren J, Feng X, Yang G, Liu J. Is caffeine intake a risk factor leading to infertility? A protocol of an epidemiological systematic review of controlled clinical studies. Syst Rev. 2016;5:45. doi:10.1186/s13643-016-0221-9
- Soave I, Lo Monte G, Marci R. Spontaneous pregnancy and unexplained infertility: a gift with many whys. N Am J Med Sci. 2012;4(10):512–513. doi:10.4103/1947-2714.102010
Artikel Terkait:
- 5 Kelainan Sperma pada Pria yang Dapat Memengaruhi Kesuburan
- Antioksidan, Benarkah Meningkatkan Kesuburan Pria?
- Mitos dan Fakta Varikokel: Benarkah Sebuah Ancaman…
- Andropause: Benarkah Pria pun Mengalami “Menopause”?
- 7 Cara Ampuh Meningkatkan Kesuburan Pada Pria Secara Alami
- Kenali Penyebab Varikokel dan Pengaruhnya Pada…
- Riwayat Gondongan dan Pengaruhnya Pada Kesuburan Pria
- Kanker Prostat dan Pengaruhnya Pada Kesuburan Pria