Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Pria » Cara Membedakan Sperma Subur dan Tidak
Cara Membedakan Sperma Subur dan Tidak
Sperma Anda sehat? Berikut cara untuk mengetahuinya.
Infertilitas bukan hanya masalah pada wanita. Sekitar 33 persennya, disumbangkan oleh faktor pria sebagai penyebab infertilitas. Tentunya, sperma yang sehat menjadi kunci bagi kesuburan pria. Namun, sperma yang sehat tak hanya soal kesuburan, dalam arti mampu menghasilkan sebuah kehamilan. Sperma yang berkualitas sesungguhnya berperan penting dalam keberlangsungan kehamilan itu sendiri dan juga kesehatan janin.
Lantas, bagaimana cara mengetahui sperma yang Anda miliki itu sehat? Sejatinya, ciri-ciri fisik sperma seperti warna, bau, konsistensi, dan volumenya dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, dan bahkan dari satu ejakulasi ke ejakulasi berikutnya. Meski ciri-ciri fisik ini tidak bisa menunjukkan apakah sperma yang dimiliki itu benar-benar berkualitas, ada karakteristik tertentu yang mencirikan sperma sehat.
Sebelumnya, perlu dijelaskan bahwa istilah “sperma” di sini merujuk kepada cairan sperma atau semen dalam bahasa medis. Semen merupakan cairan tubuh berwarna putih keruh yang dikeluarkan dari penis saat pria mengalami ejakulasi. Cairan ini mengandung sel-sel sperma (spermatozoa) dan cairan lengket seperti sirup, yang disebut cairan seminal. Cairan seminal berfungsi mengangkut sperma, memberi nutrisi, serta menyediakan lingkungan yang stabil agar sel sperma mampu bertahan hingga lima hari untuk memungkinkan pembuahan.
Sel sperma diproduksi di dalam testis (buah zakar). Dari situ, sel-sel sperma memasuki tabung melingkar yang disebut dengan epididimis. Di dalam organ ini, sel sperma disimpan dan menjadi matang di bawah pengaruh hormon yang diproduksi testis dan kelenjar pituitari otak. Setelah itu, sel sperma bergerak melalui tabung panjang berotot yang disebut vas deferens. Di sini, sel sperma bercampur dengan cairan seminal yang dikeluarkan oleh duktus ejakulatorius. Hasil akhirnya adalah semen.
Tanya Ferly tentang Promil?
Cairan seminal itu sendiri merupakan percampuran cairan yang dihasilkan oleh tiga kelenjar, yakni:
- Kelenjar Cowper. Organ sebesar kacang ini menghasilkan cairan yang berfungsi sebagai pelumas dan menetralkan asam agar sel sperma tetap hidup.
- Kelenjar prostat. Organ ini, yang seukuran kacang kenari, mengeluarkan cairan yang menjaga semen tetap dalam kondisi cair sembari memberikan nutrisi dan enzim yang menyehatkan dan melindungi sel sperma.
- Vesikula seminalis. Ini adalah sepasang kelenjar berbentuk tabung yang mengeluarkan cairan kaya fruktosa dan prostaglandin. Fruktosa—yakni salah satu jenis gula sederhana—digunakan sel sperma sebagai sumber energi, sedangkan prostaglandin berperan dalam pergerakan sel sperma di dalam saluran reproduksi wanita.
Selama ejakulasi, kontraksi kuat otot-otot di batang penis mendorong semen keluar melalui uretra.
Ciri fisik sperma yang sehat
Sperma yang sehat bisa sedikit banyak bisa dilihat dari ciri fisik yang tampak kasat mata, seperti:
1. Volume sperma
Volume sperma yang dikeluarkan selama ejakulasi dapat bervariasi. Sebuah kajian studi di tahun 2012, yang dipublikasikan dalam Journal of Andrology, menyebutkan bahwa volume rata-rata cairan ejakulasi adalah 3,4 mL atau 2/3 sendok teh. Bila kadarnya kurang dari 1,5 mL, peluang hamil dikatakan lebih rendah. Namun demikian, volume sperma yang sedikit tak selalu menunjukkan adanya infertilitas atau penyakit tertentu. Kondisi ini bisa merupakan tanda dehidrasi atau interval ejakulasi terlalu dekat.
2. Bau dan rasa
Cairan sperma bersifat basa, dengan pH normal berkisar antara 7,2-8,0. Oleh sebab itu, baunya lebih mirip amonia atau klorin. Dalam hal rasa, cairan sperma cenderung agak manis oleh karena kandungan fruktosanya tinggi.
Beberapa makanan dapat mengubah bau dan rasa dari cairan sperma, menjadikannya lebih pahit, pedas, atau wangi. Contohnya, yakni alkohol, asparagus, kol, kopi, produk susu, bawang putih, daging merah, dan bawang bombay. Sebaliknya, makanan seperti daun seledri, peterseli, dan nanas, membuat bau dan rasanya lebih manis. Konsumsi multivitamin dapat membuat cairan sperma terasa mengandung metal atau mineral.
Merokok juga dapat mengubah bau dan rasa cairan sperma, selain menurunkan kualitas sperma secara umum. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi bau dan rasa dari cairan sperma adalah adanya infeksi pada saluran kemih atau infeksi menular seksual seperti chlamydia, gonore, dan trikomoniasis.
3. Warna dan konsistensi
Sperma yang normal umumnya berwarna putih pucat keabuan, atau agak kekuningan. Konsistensinya kurang lebih mirip dengan putih telur atau agak seperti jelly. Kadang-kadang dapat ditemukan gumpalan serupa jelly pada sperma, di mana ini normal bila seorang pria mengalami dehidrasi atau tidak berejakulasi dalam waktu lama.
Perubahan pada warna atau konsistensi sperma tak selalu berarti ada yang salah. Meski demikian, ada beberapa perubahan tertentu yang mengindikasikan adanya masalah kesehatan.
- Cairan sperma yang encer dan bening dapat dianggap normal bila interval ejakulasi dekat dan sering, mengonsumsi air dalam jumlah banyak, atau testis dalam kondisi panas akibat mengenakan pakaian dalam yang ketat atau berolahraga dengan intensitas berat. Namun, kondisi ini juga dapat berarti tubuh kekurangan mineral seng (zinc) atau oligozoospermia, yakni jumlah hitung sperma rendah (<15 juta sel sperma per mL).
- Cairan sperma yang berwarna merah atau kecoklatan menandakan adanya darah. Meski tampak menakutkan, kondisi ini (disebut hemospermia) biasanya tidak serius. Pada sebagian besar kasus, ini merupakan hal yang normal akibat robeknya pembuluh darah kecil di vesikula seminalis atau kelenjar prostat saat pria mengalami ereksi atau ejakulasi. Penyebab lain, yakni pembesaran prostat, epididimitis, orkitis (radang testis), infeksi menular seksual, cedera testis, batu ginjal atau kandung kemih, pascabiopsi prostat, dan pascavasektomi.
- Cairan sperma yang berwarna kuning atau kehijauan hampir selalu tidak normal. Penyebabnya antara lain infeksi menular seksual, prostatitis (peradangan prostat akibat infeksi), penyakit kuning, dan piospermia (adanya sel darah putih di dalam cairan sperma yang bersifat merusak dan melemahkan sel sperma).
Cara menilai sperma betul-betul sehat
Untuk memastikan apakah sperma betul-betul sehat dan berkualitas, pria perlu menjalani analisis sperma di laboratorium. Indikator-indikator yang diukur, yaitu:
Baca Juga : 5 Penyebab Infertilitas pada Pria, Apa dan Bagaimana Mengatasinya
Jumlah hitung sperma
Jumlah hitung sperma yang disebut normal adalah sekitar 15 juta atau lebih untuk setiap mililiter (mL) cairan sperma. Semakin banyak jumlah sel sperma yang dimiliki, semakin besar peluang untuk hamil.
Pergerakan atau motilitas
Agar mampu mencapai sel telur, sperma harus memiliki bergerak secara progresif, yakni cepat lurus dengan kecepatan minimal 25 mikrometer per detik. Untuk disebut normal, setidaknya ada 40 persen atau lebih sel sperma dengan pergerakan efektif dalam satu sampel.
Bentuk atau morfologi
Sperma yang sehat memiliki kepala yang oval serta ekor yang panjang dan kuat. Sedangkan sperma dengan bentuk yang abnormal dapat memiliki kepala yang bulat, berbentuk aneh, lebih dari satu kepala, atau lebih dari satu ekor. Menurut kriteria Kruger, untuk dapat membuahi sel telur diperlukan sedikitnya 4 persen sperma dengan bentuk yang normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sperma
Beberapa faktor dibawah ini dapat mempengaruhi kesehatan sperma Anda. Sebagian dapat diubah atau dimodifikasi, dan sebagian lagi tidak.
- Kondisi lingkungan yang panas. Diketahui bahwa testis berfungsi optimal dalam kondisi sedikit lebih dingin ketimbang suhu inti tubuh. Itu pula salah satu alasan mengapa testis terletak di luar rongga tubuh. Oleh sebab itu, menggunakan pakaian dalam dan celana yang ketat atau berbahan sintetis, serta sering mandi rendam di air bersauna dapat menurunkan produksi dan kualitas sperma.
- Alkohol. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan produksi estrogen di organ hati. Tingginya kadar hormon ini dapat menurunkan jumlah sel sperma. Di samping itu, senyawa alkohol itu sendiri dapat secara langsung merusak sel-sel penghasil sperma di dalam testis.
- Obat-obatan. Beberapa obat-obatan mempengaruhi kesuburan pria, seperti steroid (kortikosteroid, steroid anabolik, dan pengganti hormon testosteron), obat kemoterapi, marijuana, dan opium.
- Bahan kimia berbahaya dari lingkungan. Beberapa senyawa diduga berdampak negatif pada sel sperma, yakni parfum yang mengandung phthalate, beberapa jenis pestisida, merkuri organik, dan estrogen dalam suplai air.
- Rokok. Hasil studi membuktikan bahwa perokok memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah ketimbang bukan perokok. Ini karena senyawa di dalam rokok dalam mempengaruhi pergerakan dan kualitas sperma secara umum.
- Waktu. Jumlah sperma normalnya lebih tinggi di pagi hari.
- Terlalu sering ejakulasi atau sebaliknya jarang ejakulasi. Keduanya dapat memengaruhi jumlah dan kualitas sperma. Agar jumlah dan kualitas sperma optimal, pria dianjurkan untuk berhubungan intim atau mengeluarkan sperma setiap 2-3 hari.
- Pola makan. Diet yang sehat dan seimbang, yakni kaya buah, serat, dan sayuran, sangatlah penting. Makanan kaya antioksidan, seperti L-carnitine dan likopen, dapat membantu mengoptimalkan kesehatan sperma.
Suplemen. Studi menunjukkan bahwa konsumsi suplemen yang mengandung antioksidan (L-carnitine), asam folat, selenium, dan mineral zinc dapat membantu memperbaiki jumlah dan fungsi sperma.
Penutup
Perubahan tertentu pada bau, rasa, warna, volume atau konsistensi cairan sperma bisa normal bisa tidak. Perubahan apapun itu, tetap harus diselidiki, khususnya bila cenderung menetap atau kian memburuk. Bila ada Anda khawatir kondisi sperma tidak sehat atau tidak subur, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi kesehatan Anda secara umum. Beberapa pemeriksaan sederhana pada cairan sperma dan darah pun dapat dilakukan untuk memberi kejelasan akan penyebabnya.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- Alwaal A, Breyer BN, Lue TF. Normal male sexual function: emphasis on orgasm and ejaculation. Fertil Steril. 2015 Nov;104(5):1051–60. doi:10.1016/j.fertnstert.2015.08.033 American Society of Reproductive Medicine. Sperm Morphology (Shape): Does It Affect Fertility?. URL: https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/sperm-morphology-shape-does-it-affect-fertility/
- Franken DR, Oehninger S. Semen analysis and sperm function testing. Asian J Androl. 2012;14(1):6-13. doi:10.1038/aja.2011.58
- Hussein, A. (2018). Overview Treatment and Male Reproductive Medicine. Encyclopedia of Reproduction, 307–313. doi:10.1016/b978-0-12-801238-3.64782-7
- Centola, G. M. (2018). Understanding Bulk Seminal Parameters. Encyclopedia of Reproduction, 50–53. doi:10.1016/b978-0-12-801238-3.64834-1
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Hormon Testosteron dan Sperma Ternyata Tidak Sama
- Keluar Sperma Tapi Tidak Terasa? Ini Penyebabnya!
- Penyebab dan Cara Mengatasi Sperma Berdarah
- 8 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma, Sudah Coba?
- Bagaimana Cara Mengambil Sperma untuk Program Bayi…
- Kesehatan Sperma dan Kurang Tidur, Ini Hubungannya
- Penanganan Azoospermia dan Oligospermia, Kelainan…
- Ejakulasi Retrograde, Ketika Ejakulasi Tidak Keluar…