Mitos dan Fakta Varikokel: Benarkah Sebuah Ancaman untuk Kesuburan Pria?

Mitos dan Fakta Varikokel Benarkah Sebuah Ancaman untuk Kesuburan Pria

Varikokel adalah penyebab umum infertilitas pada pria. Kondisi ini dapat menyebabkan rendahnya produksi sperma serta menurunnya kualitas sperma.

Seperti juga varises yang berkembang di kaki, varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah di dalam skrotum. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua testis. Baca juga: Varikokel – Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya (bocahindonesia.com).

Pada banyak kasus, pria dengan varikokel tidak menunjukkan gejala apapun, namun sebagian mengalami gangguan kesuburan. Pertanyaannya, benarkah kondisi ini berbahaya? Dan apakah betul menjadi ancaman bagi kesuburan pria? Temukan mitos dan faktanya di sini.

Mitos #1: Varikokel adalah sebuah kelainan yang jarang ditemukan.

Faktanya, varikokel cukup umum terjadi. Secara statistik, varikokel ditemukan pada 15 persen populasi pria normal dan hampir 40 persen pada pria yang mengalami infertilitas. Ini berarti, sebagian besar pria dengan varikokel sebetulnya tidak mengalami gangguan kesuburan. Akan tetapi pada populasi pria dengan infertilitas, varikokel masih menjadi salah satu penyebab yang sering ditemukan.

Mitos #2: Varikokel selalu menimbulkan rasa nyeri

Faktanya, meski nyeri bisa menjadi salah satu gejalanya, banyak pria dengan varikokel tidak merasakan apapun. Bila bergejala, varikokel dapat menimbulkan adanya benjolan pada skrotum, serta pembengkakan, rasa penuh atau sensasi berat pada testis. Namun demikian, gejala-gejala ini kerap bersifat ringan dan dapat sangat bervariasi antarindividu.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Mitos #3: Varikokel selalu mudah dikenali atau didiagnosis

Faktanya, kondisi ini tidak selalu tampak jelas. Meski Ayah ataupun dokter dapat dengan mudah mengenali ciri fisik varikokel, pada banyak kasus kelainan ini tak kasat mata. Secara medis, dokter menilai varikokel dengan skala 0 hingga 3. Angka “0” berarti varikokel hanya terlihat melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG), sedangkan angka “3” berarti kelainan fisiknya sangat jelas sehingga bisa langsung dikenali hanya dengan melihat bentuk skrotum.

Pada saat evaluasi kesuburan, ada kalanya dokter meminta pasien—yang tampaknya tidak memiliki varikokel—untuk melakukan manuver Valsava dan mengejan. Dokter kemudian meraba skrotum untuk melihat apakah vena terisi darah yang berlebih, di mana ini menandakan adanya varikokel.

Mitos #4: Gangguan kesuburan adalah satu-satunya komplikasi akibat varikokel.

Faktanya, varikokel juga dapat menyebabkan masalah lain. Kekhawatiran utama dari sebagian besar pria yang mencari pengobatan untuk varikokel adalah kesuburan. Sekitar 30 sampai 40 persen pria dengan infertilitas primer memiliki varikokel. Ini karena gangguan aliran darah akan menghambat kemampuan testis dalam menghasilkan sperma. Potensi komplikasi lainnya adalah berkurangnya produksi testosteron yang dapat memicu masalah kesehatan lain, seperti sindrom metabolik, osteoporosis, dan diabetes.

Mitos #5: Varikokel tidak berbahaya dan boleh dibiarkan tidak diobati.

Varikokel memang umumnya tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan pengobatan yang bersifat segera. Akan tetapi, varikokel bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius. Pada sebagian besar kasus, varikokel terbentuk di testis sisi kiri oleh karena cara darah bersirkulasi. Namun bila varikokel terbentuk di sisi kanan, ini bisa mengindikasikan adanya tumor atau massa lain—misalnya, tumor ginjal—yang menghalangi aliran darah. 

Kasus-kasus varikokel yang ringan pun sedikit banyak dapat mengganggu produksi dan kualitas sperma. Oleh sebab itu, jangan pernah meremehkan kemunculan varikokel. Mengingat komplikasi yang bisa ditimbulkannya terhadap kesuburan dan produksi testosteron, sebaiknya langsung mencari pengobatan bila dirasa ada yang tidak wajar di skrotum.

Mitos #6: Pria dengan varikokel tidak bisa membuat wanita hamil secara alami.

Faktanya, ini sangat bergantung pada tingkat keparahan varikokel yang dialami dan hal-hal lain yang dimiliki seorang pria. Pada prinsipnya, bila varikokel tidak berat dan tidak memengaruhi produksi sperma, seharusnya tidak sulit bagi pria untuk membuat wanita hamil secara alami. Akan tetapi, kalau varikokel sudah masuk stadium dua atau tiga dan sudah terjadi kerusakan pada testis, sangat mungkin ada masalah kesuburan pada pria. 

Kabar baiknya, kesuburan pria bisa kembali bila kondisi varikokel yang seperti ini ditangani melalui pembedahan. Pembedahan varikokel yang sesuai indikasi diketahui meningkatkan kualitas dan produksi sperma sehingga pada akhirnya meningkatkan pula kemungkinan kehamilan alami. Sedangkan pada kasus varikokel yang sangat berat, kehamilan hanya bisa dicapai dengan teknik reproduksi berbantu seperti program bayi tabung.

Mitos #7: Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengobati varikokel.

Meski pembedahan mungkin diperlukan dalam sebagian kasus varikokel, ini bukanlah satu-satunya cara. Pilihan pengobatan untuk varikokel dapat berkisar dari watchful waiting atau menunggu pada kasus-kasus yang tidak bergejala, prosedur non-bedah (embolisasi perkutan), hingga pembedahan. Strategi pengobatan yang dipilih biasanya disesuaikan dengan kebutuhan individu, dengan mempertimbangkan gejala, keinginan untuk memiliki keturunan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Mitos #8: Pembedahan pada varikokel selalu meningkatkan kesuburan.

Secara statistik, didapat bahwa 70 persen pria yang menjalani operasi varikokel menunjukkan perbaikan pada parameter-parameter cairan sperma. Angka konsepsi pembuahan pun meningkat sekitar 40-60 persen. Peningkatan kualitas cairan sperma ini tampak jelas pada 3-4 bulan pasca operasi dan akan menetap setelah 6 bulan. Namun demikian, hal ini tidak menjamin bahwa masalah kesuburan dapat sepenuhnya teratasi. Potensi manfaat perbaikan varikokel terhadap kesuburan bersifat individual dan bergantung pada berbagai faktor seperti tingkat keparahan varikokel, kondisi kesehatan pria secara umum, dan ada tidaknya penyebab lain dari infertilitas. Di samping itu, varikokel tetap bisa kambuh atau bahkan menetap pada sekitar 10-15 persen pria yang menjalani pembedahan.

Mitos #9: Varikokel bukan penyakit keturunan.

Pria lebih berpeluang mengalami varikokel bila ayah atau saudara laki-lakinya juga mengalami hal yang sama. Faktanya, risiko kejadian varikokel meningkat hingga 8 kali lipat pada pria yang memiliki riwayat keluarga dengan varikokel.

Mitos #10: Varikokel bisa dicegah.

Hingga kini, tidak ada cara untuk mencegah varikokel. Namun, Ayah dapat mencegah kelainan ini menjadi lebih buruk dengan melakukan cara-cara seperti menjaga kesehatan secara umum, mengikuti pola makan yang sehat, cukup minum, dan menghindari merokok. Hindari juga menggunakan pakaian dalam yang ketat, bersepeda terlalu lama, bersauna, serta aktivitas mengangkat beban yang terlalu berat.

Penutup

Meski varikokel menjadi penyebab infertilitas pria yang paling umum, kondisi ini sangat bisa diobati. Varikokel yang diobati dapat memperbaiki parameter kualitas sperma dalam waktu singkat sehingga meningkatkan peluang hamil pada pasangan-pasangan yang sulit hamil.

Artikel ini ditinjau secara medis oleh Dr. Fiona Amelia, MPH

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Eyre RC. Nonacute scrotal conditions in adults. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2021. URL: https://www.uptodate.com/contents/nonacute-scrotal-conditions-in-adults
  • Patient education: varicocele (the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2021. URL: https://www.uptodate.com/contents/varicocele-the-basics
  • American Society of Reproductive Medicine. (2014). Varicocele. URL: https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/varicocele/
  • Practice Committee of the American Society for Reproductive Medicine. (2014). Report on varicocele and infertility: a committee opinion. Fertility and sterility, 102(6), 1556-1560.
  • Leslie SW, Sajjad H, Siref LE. Varicocele. [Updated 2021 Sep 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448113/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji