Beranda » BLOG » Program Hamil » Kontrasepsi Selesai Bunda Kembali Jadi Bumil
Kontrasepsi Selesai Bunda Kembali Jadi Bumil
Ayah Bunda sedang mencari cara untuk cepat hamil kembali setelah lepas kontrasepsi. Untuk tahu caranya, simak penjelasan di bawah ini.
Setelah selesai menggunakan kontrasepsi, Bunda mungkin berharap agar kehamilan segera terjadi. Namun, perlu disadari bahwa proses kehamilan setelah kontrasepsi dapat membutuhkan waktu bagi sebagian wanita.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi Bunda dalam menunggu kehamilan setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi, termasuk kondisi fisik Bunda dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Cari tahu penjelasan kehamilan setelah kontrasepsi lebih lengkap di sini.
Sejatinya, Bunda bisa langsung mengalami kehamilan kapan saja setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi. Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya kehamilan setelah kontrasepsi, yakni:
Tanya Ferly tentang Promil?
1. Penggunaan jenis kontrasepsi
Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelumnya dapat memengaruhi waktu yang diperlukan untuk kembali subur setelah penghentian.
Misalnya, jika Bunda menggunakan kontrasepsi hormonal seperti suntikan KB atau pil KB, perlu waktu beberapa bulan untuk hormon tubuh kembali ke tingkat yang normal setelah penghentian.
Oleh karena itu, disarankan untuk menghentikan penggunaan kontrasepsi hormonal beberapa bulan sebelum merencanakan kehamilan.
2. Kondisi fisik Bunda
Kondisi kesehatan fisik Bunda juga memainkan peran penting dalam kemungkinan kehamilan. Faktor-faktor seperti kesehatan reproduksi, berat badan yang sehat, dan pola makan yang baik dapat mempengaruhi kesuburan dan kemampuan tubuh untuk hamil.
3. Usia Bunda
Selain dua faktor di atas, usia Bunda juga merupakan faktor penting dalam kesuburan. Wanita yang lebih tua cenderung memiliki kesulitan untuk hamil daripada wanita yang lebih muda. Setelah usia 35 tahun, kesuburan wanita secara alami menurun, dan risiko komplikasi kehamilan juga meningkat.
4. Faktor genetik
Faktor yang memengaruhi kehamilan Bunda adalah faktor genetik. Jika Bunda memiliki riwayat keluarga dengan masalah kesuburan, seperti menopause dini atau gangguan hormonal, ini dapat mempengaruhi kemungkinan kehamilan.
Faktor genetik juga dapat memengaruhi kualitas sperma pada pasangan pria, yang juga berperan dalam kemungkinan kehamilan.
5. Kesehatan reproduksi Ayah
Selain kesehatan dan kesiapan Bunda, kesehatan reproduksi Ayah juga sangat penting. Gangguan pada sistem reproduksi seperti varikokel pada pria atau endometriosis pada wanita dapat menyulitkan terjadinya pembuahan.
Tes kesuburan dan pemeriksaan kesehatan reproduksi pada Ayah dapat membantu mengidentifikasi masalah potensial dan merencanakan langkah-langkah pengobatan yang sesuai.
6. Faktor gaya hidup
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memengaruhi kesuburan. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol secara berlebihan, dan pola makan yang tidak seimbang dapat merusak keseimbangan hormonal dan mengganggu siklus menstruasi.
Paparan terhadap bahan kimia berbahaya, seperti pestisida atau zat kimia dalam produk rumah tangga, juga dapat berdampak negatif pada kesuburan. Pastikan Bunda sudah menghindari ini semua, agar kehamilan yang sehat bisa terjadi.
7. Faktor stres
Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu fungsi sistem reproduksi. Hormon stres, seperti kortisol, dapat memengaruhi produksi hormon reproduksi dan mengganggu siklus menstruasi. Ini dapat menyebabkan ovulasi tidak teratur atau bahkan terhentikan sama sekali, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemungkinan kehamilan.
8. Penyakit atau kondisi medis
Beberapa kondisi medis dapat memengaruhi kesuburan wanita, seperti endometriosis, PCOS, fibroid, atau gangguan tiroid. Gangguan hormonal atau masalah struktural dalam sistem reproduksi dapat menyulitkan terjadinya kehamilan. Pria juga dapat mengalami masalah kesuburan akibat varikokel atau gangguan hormonal lainnya.
Baca Juga: Kapan Sebenarnya Jadwal Berhubungan Agar Cepat Hamil?
Program Hamil Setelah Kontrasepsi
Program hamil atau promil setelah penggunaan kontrasepsi melibatkan serangkaian langkah dan perencanaan yang Bunda perlu jalani untuk meningkatkan kesempatan kehamilan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam program hamil setelah kontrasepsi:
1. Konsultasi dengan dokter
Langkah pertama yang penting adalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan reproduksi. Dokter dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kesehatan reproduksi Bunda dan Ayah serta memberikan saran yang sesuai untuk meningkatkan kesempatan hamil.
2. Pemeriksaan kesuburan
Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan kesuburan untuk mengevaluasi kemampuan Ayah dan Bunda dalam menghasilkan sel telur dan sperma yang sehat. Pemeriksaan ini dapat mencakup tes darah untuk mengukur tingkat hormon reproduksi dan tes sperma untuk mengukur jumlah dan kualitas sperma.
3. Penghentian kontrasepsi
Jika Bunda menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB atau suntikan KB, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menghentikan penggunaannya beberapa bulan sebelum merencanakan kehamilan. Hal ini diperlukan agar hormon tubuh kembali ke tingkat yang normal dan siklus menstruasi dapat pulih sepenuhnya.
4. Perubahan gaya hidup
Ayah dan Bunda dapat membuat perubahan gaya hidup yang sehat untuk meningkatkan kesempatan hamil. Ini termasuk menghindari merokok, mengurangi konsumsi alkohol, menjaga berat badan yang sehat, dan mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi.
5. Pantau ovulasi
Mengidentifikasi waktu ovulasi adalah kunci untuk meningkatkan kesempatan hamil. Bunda dapat menggunakan tes ovulasi atau memantau suhu basal tubuhnya untuk menentukan kapan ovulasi terjadi dan waktu yang paling subur untuk berhubungan intim.
6. Perawatan fertilitas
Jika Ayah dan Bunda mengalami kesulitan hamil setelah beberapa bulan mencoba, dokter dapat merekomendasikan perawatan fertilitas seperti terapi hormonal, intrauterine insemination (IUI), atau In vitro fertilization (IVF) atau program bayi tabung sebagai langkah selanjutnya.
7. Pemantauan dan dukungan
Selama program hamil, penting untuk terus memantau kesehatan reproduksi dan mendapatkan dukungan emosional dari pasangan dan keluarga. Mendapatkan dukungan dari dokter atau konselor juga dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin terjadi selama proses ini.
Setiap pasangan memiliki perjalanan yang unik dalam mencapai kehamilan setelah kontrasepsi. Dengan perencanaan yang tepat, dukungan yang memadai, dan perawatan yang sesuai, Ayah dan Bunda dapat meningkatkan peluang hamil dan mewujudkan impian memiliki anak.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Gayatri, M., et al. (2022). Pregnancy Resumption Following Contraceptive Discontinuation: Hazard Survival Analysis of the Indonesia Demographic and Health Survey Data 2007, 2012 and 2017. PloS one, 17(2), pp. E0264318.
- The American College of Obstetricians and Gynecologists (2022). Treating Infertility.
- Johns Hopkins Medicine (2022). Calculating Your Monthly Fertility Window.
- Mayo Clinic (2021). Getting Pregnant.
- Web MD (2022). Stopping the Pill? 10 Ways Your Body May Change.
Artikel Terkait:
- Degup Jantung Tak Teratur, Bumil Jadi Insecure
- Berhubungan Intim saat Promil Bikin Cepat Jadi Bumil
- 7 Tanda Ovulasi Berhasil Dibuahi, Bisa Jadi Gejala…
- Heartburn Saat Hamil, Bikin Khawatir Bumil
- Susah Buang Air Besar, Bikin Bumil Gusar
- Dada Sesak bikin Bumil Nangis Terisak
- Protein Tinggi yang Perlu Bumil Cukupi
- Pedoman Makan Daging Sapi Agar Bumil Tetap Aman
2 Responses
istirku belu heid aku mau petujuk
Hallo Ka Mariano Jose Pinto,
untuk mendapatkan jawaban yang akurat sebaiknya konsultasi ke dokter spesialist kami, untuk penjadwalannya bunda bisa hubungi ke Ferly (Admin Bocah Indonesia) dengan klik link di bawah ini
Klik disini