Alat Tes kesuburan yang Dapat Meningkatkan Peluang Hamil

alat tes kesuburan

Pemeriksaan kesuburan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi kesuburan untuk mendapatkan kehamilan. Biasanya, pemeriksaan kesuburan bisa dilakukan pada pasangan suami istri yang merencanakan program hamil. Namun, tidak jarang pasangan yang belum menikah melakukan pemeriksaan ini. Apa saja alat tes kesuburan yang dilakukan dalam pemeriksaan?

Tes Kesuburan Wanita

Pemeriksaan kesuburan dilakukan oleh kedua belah pihak, baik pria maupun wanita. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesuburan masing-masing. Pasalnya, jika suami istri telah melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi selama 1 tahun atau lebih namun tidak kunjung hamil, kondisi ini disebut infertilitas.

Jika hal ini terjadi maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan kesuburan. Bagi wanita, ada beberapa alat tes kesuburan yang dilakukan pada saat pemeriksaan. Disarankan, Anda dan pasangan menerapkan pola hidup sehat agar pemeriksaan menunjukkan hasil yang maksimal.

Terdapat beberapa alat tes kesuburan wanita yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesuburan.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

1. Pemeriksaan ovulasi

Salah satu pemeriksaan kesuburan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan ovulasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui masa subur untuk menentukan ovulasi. Nah, alat kesuburan wanita yang kerap digunakan untuk melakukan pemeriksaan adalah ovulation test. Alat ini memiliki bentuk seperti test pack. Cara penggunaannya pun hampir sama, yakni dengan meneteskan urin pada alat tersebut untuk mendeteksi kadar hormon Luteinizing Hormone (LH).

Namun, untuk memastikan ovulasi benar-benar terjadi, prosedur pemeriksaan dilakukan melalui tes darah, USG, hingga grafik suhu tubuh.

Pemeriksaan ovulasi terbagi beberapa jenis, yakni tes ovulasi, tes fungsi ovarium, dan tes fase luteal. Tes fungsi ovarium dilakukan untuk mengetahui hormon yang dapat memengaruhi ovulasi, seperti pemeriksaan fungsi follicle stimulating hormone (FSH), hormon estrogen, serta hormon inhibin B.

Sementara tes fase luteal dilakukan untuk mengetahui kadar hormon progesteron yang memengaruhi proses ovulasi.

2. USG transvaginal

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kesuburan adalah USG transvaginal. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kondisi rahim, leher rahim, tuba valopi, hingga ovarium. Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dokter yang akan memasukkan alat pemancar gelombang suara berfrekuensi tinggi melalui vagina.

Biasanya, pemeriksaan USG transvaginal dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan (obgyn) untuk mengetahui beberapa kondisi, seperti:

  • Untuk mengetahui penyebab dan evaluasi pengobatan pada kasus infertilitas.
  • Pada kasus nyeri perut, gangguan haid, hingga pendarahan vagina yang tidak normal.
  • Kelainan pada rahim atau ovarium (polip, miom, kista, infeksi).
  • Untuk memastikan alat kontrasepsi rahim (IUD) tetap pada tempatnya.
  • Adanya perlengketan (adhesi) pada organ dalam rongga panggul.

3. Histerosalpingografi (HSG)

Histerosalpingrongrafi (HSG) merupakan pemeriksaan patensi (terbukanya) saluran telur (tuba). HSG merupakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen (sinar X). Pemeriksaan ini memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi.

4. Hysterosalpingo-foam sonography (HyFoSy)

Sama seperti HSG, HyFoSy merupakan pemeriksaan patensi (terbukanya) saluran telur (tuba). Meski sama-sama metode pemeriksaan untuk saluran tuba namun HyFoSy memiliki keunggulan daripada HSG di antaranya tindakan yang dilakukan memakan waktu lebih sedikit (instan) dengan menggunakan USG dua dimensi transvaginal, lebih minimal rasa nyeri, serta tanpa radiasi.

Menurut dr. Riyan Hari Kurniawan, pemeriksaan HyFoSy ini telah banyak diterapkan di Indonesia. “Penggunaan HyFoSy sendiri di Indonesia sudah mulai banyak,” ujar dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG, KFER, dokter spesialis kandungan dan kebidanan Bocah Indonesia.

Baca Juga  : Periksa Kesuburan Wanita

Cara menggunakan alat tes kesuburan wanita ini adalah pertama, dokter akan memeriksa kondisi abdomen (perut) dan vagina pasien. Kemudian, dokter akan menggunakan speculum untuk membuka rongga vagina dan leher rahim (serviks) akan dibersihkan menggunakan larutan antiseptik. Ketiga, dokter akan memasukan sebuah kateter (tuba) melalui serviks ke dalam uterus. Selanjutnya, speculum dilepas dan larutan foam yang telah dialiri segera dialirkan ke dalam kateter.

Nantinya, bagian dalam organ reproduksi yang diliri foam akan menunjukkan warna terang pada monitor. Kondisi di sepanjang serviks, uterus, dan tuba pun akan bisa diobservasi oleh dokter.

5. Histeroskopi

Histeroskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk melihat kondisi leher rahim dan bagian dalam rahim. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan alat tes kesuburan yang bernama histeroskop. Histeroskop merupakan selang tipis dan fleksibel dengan kamera pada bagian ujungnya untuk dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina.

Histeroskopi terbagi menjadi dua, yakni histeroskopi diagnostic (HD) dan histeroskopi operatif (HO). Histeroskopi diagnostik (HD) berfungsi untuk mendapatkan informasi adanya kelainan atau tidak pada rongga rahim.

Sedangkan histeroskopi operatif (HO) adalah prosedur yang dilakukan bila terdapat kejanggalan pada hasil ultrasonografi (USG), di mana terdapat permasalahan yang diperlukan tindakan lebih lanjut.

6. Laparoskopi

Laparoskopi merupakan bedah invasif minimal yang dilakukan untuk mengakses bagian dalam rongga perut dan panggul. Prosedur ini dilakukan menggunakan alat yang bernama laparoskop. Laparoskopi terbagi menjadi dua, yakni laparoskopi diagnostic (LD) dan laparoskopi operatif (LO).

Laparoskopi diagnostic (LD) merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi serta mendiagnosa akan adanya kelainan pada area perut dan panggul, seperti kista, perlengketan, miom, dan lain-lain.

Sedangkan laparoskopi operatif (LO) adalah tindakan pembedahan lebih lanjut ketika ditemukan adanya gangguan medis di area perut dan panggul.

tanggal ovulasi

Tes Kesuburan Pria

Pemeriksaan kesuburan juga perlu dilakukan pria. Hal ini lantaran masalah infertilitas bisa disebabkan oleh pria. Tes kesuburan pria dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan hingga organ reproduksi secara keseluruhan.

Berikut jenis tes kesuburan yang bisa dilakukan pria.

1. Analisis sperma

Pemeriksaan kesuburan pertama yang dilakukan adalah analisis sperma. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesuburan melalui kualitas, jumlah, hingga pergerakan sperma. Prosedur ini dilakukan dengan cara pria akan diperkenankan untuk melakukan masturbasi di ruangan khusus. Nantinya, cairan mani akan dikumpulkan ke dalam wadah steril. Selanjutnya, cairan mani yang telah dikumpulkan akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis tim laboratorium andrologi.

2. Tes hormon

Pemeriksaan hormon dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi infertilitas disebabkan masalah pada hormon. Hormon yang memiliki peranan penting pada proses produksi sperma, yakni follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Jika hormon tidak seimbang maka dapat memengaruhi produksi sperma.

3. Tes genetik

Pemeriksaan genetik dilakukan apabila jumlah sperma yang dihasilkan sedikit atau bahkan tidak ditemukan sama sekali. Kemudian kondisi fisik yang mungkin disebabkan oleh faktor genetik.

Penutup

Begitulah kira-kira alat tes kesuburan yang dilakukan dalam pemeriksaan pria dan wanita. Pemeriksaan ini bisa dilakukan baik bagi pasangan yang sudah menikah maupun baru merencanakan pernikahan.

cheer

Jika Anda ingin melakukan pemeriksaan kesuburan secara akurat, kami memiliki layanan penunjang untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini. Tim kami akan menghubungi Anda.

Penyebab masalah kesuburan perlu diketahui agar segera mendapat penanganan yang tepat. Segera periksakan diri Anda!

  1. Fertility Testing for Women – American Pregnancy Association. (2012). Retrieved 23 July 2020.
  2. Ovulation Kits and Fertility Monitors. (2012). Retrieved 23 July 2020.
  3. Hysterosalpingography. (2020). American College of Obstetricians and Gynecologists. Retrieved 23 July 2020. 
  4. Khan F, Agdi M, Jaroudi DA, Fayyad IA, Aziz T (2017) Hysterosalpingo-Foam Sonography, Less Painful and More Instructive as Compared with Hysterosalpingography: A Prospective Study. Obstet Gynecol Int J 6(6): 00226.
  5. Exalto, N., & Emanuel, M. H. (2019). Clinical Aspects of HyFoSy as Tubal Patency Test in Subfertility Workup. BioMed Research International, 2019, 1–12.
  6. Kamath, M. S., et al. Screening hysteroscopy in subfertile women and women undergoing assisted reproduction. Cochrane Database Syst Rev. 2019 Apr 16;4(4):CD012856.
  7. Nahlawi, S., Gari, N. (2021). Sonography Transvaginal Assessment, Protocols, And Interpretation. [Updated 2021 Jun 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
  8. Birowo, P. (2018). Role of Genetic Testing in Male Infertility. eJKI Vol. 6, No. 1 April 2018.
Avatar photo
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji