Beranda » BLOG » Kisah Sukses » Pengalaman Tuba Falopi Tersumbat dan Miom, Bunda Mutia Bisa Hamil dengan Bayi Tabung
Pengalaman Tuba Falopi Tersumbat dan Miom, Bunda Mutia Bisa Hamil dengan Bayi Tabung
Menjadi orang tua merupakan salah satu kelengkapan bagi pasangan suami istri yang sudah menikah. Kehadiran buah hati di tengah keluarga diharapkan dapat membawa suka cita. Begitu pula yang dirasakan oleh pasangan Ayah Ario dan Bunda Mutia, yang telah berjuang melewati asam manisnya menjadi pejuang dua garis selama 8 tahun. Bunda Mutia diketahui memiliki pengalaman tuba falopi tersumbat serta miom pada rahim. Lantas, seperti apa cerita perjuangan Bunda Mutia dan Ayah Ario? Simak selengkapnya!
Sempat Memiliki Miom
Perjalanan panjang kedua pasangan ini tak luput dari suka duka. Sebelum memutuskan untuk melakukan program hamil, Bunda Mutia ketahui memiliki masalah miom. Keduanya sempat berencana untuk mengatasi masalah tersebut di Penang, Malaysia. Setelah cukup pertimbangan, pasangan ini memilih untuk melakukannya di Indonesia.
“Sebelumnya memang istri ada miom di tahun 2016, itu miomnya masih kecil. Nah, pas tahun 2019 itu ternyata miomnya semakin besar. Jadi opsinya waktu itu mau angkat (miom) di sana (Penang) atau di Indonesia,” ujar Ayah Ario.
“Jadi keputusannya tuh kan mungkin ribet ya back-to-back ke Indonesia, dihitung cost-nya ternyata kurang lebih sama. Ya udah kita pilih angkat miomnya di Indonesia. Itu salah satu penyebabnya kita program hamil,” tambahnya.
Pernah Dua Kali Gagal Inseminasi
Sebelum memutuskan untuk melakukan program hamil bayi tabung, pasangan yang sudah menikah hampir 9 tahun ini sudah dua kali gagal melakukan program hamil inseminasi intrauterine (IUI). Keduanya bahkan juga turut melakukan pengobatan alternatif tidak juga membuahkan hasil yang memuaskan.
Setelah masalah miom diatasi dengan prosedur pembedahan, Bunda Mutia diharuskan untuk istirahat selama 6 bulan sebelum melanjutkan program hamil.
Setelah satu tahun pasca operasi miom, keduanya pun mantap melanjutkan program hamil bayi tabung (IVF).
“Inseminasi udah pernah juga dan dua kali gagal juga inseminasi. Terus ya udah masalahnya coba dieliminasi dari miomnya dulu. Tahun 2019 miomnya diangkat, setelah itu harus istirahat dulu tuh selama 6 bulan, nggak boleh program dan hamil dulu,” ujar Ayah Ario.
“Pas setahun ya, setahun setelah operasi. Juli 2019 operasi, terus Agustus 2020 akhirnya mutusin untuk langsung IVF,” tambah Bunda Mutia.
Pengalaman Menghadapi Tuba Falopi Tersumbat
Tidak berhenti sampai di situ, Ayah Ario dan Bunda Mutia harus menghadapi cobaan lain. Sang istri, Bunda Mutia didiagnosis memiliki masalah pada saluran tuba di rumah sakit sebelumnya. Tuba sebelah kanannya didiagnosis non paten. Kondisi ini terjadi ketika saluran tuba yang menghubungkan indung telur (ovarium) dengan rahim tersumbat.
Setelah didiagnosis tuba non paten, diakui Bunda Mutia perasaannya ikut hancur. Pasangan ini bahkan memutuskan untuk pindah perawatan. Keduanya pun berjodoh dengan Bocah Indonesia.
“Ya hancur (perasaan) ya. Pas tahu tuba sebelah kanan itu pas kita program yang kedua, langsung HSG ternyata tuba yang sebelah kanan non-paten dan dokter yang menangani saat itu langsung ‘pokoknya jalan satu-satunya adalah bayi tabung’,” ujar Bunda Mutia.
Berbeda dengan sang istri, Ayah Ario mengaku cukup tenang dengan kondisi spermanya yang saat itu jumlahnya sedikit dan kurang produktif.
“Kalau saya sih biasa aja, karena mikirnya ‘oh iya spermanya kurang produktif, jumlahnya kurang. Mungkin dengan minum obat dikasih treatment bisa beres’ gitu,” tambah Ayah Ario.
Setelah mengalami kejadian tersebut, pasangan yang menikah hampir 9 tahun ini pun memutuskan untuk melakukan perawatan di Bocah Indonesia. Keduanya mendapatkan jadwal konsultasi bersama dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG, salah satu dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Bocah Indonesia. Pasangan ini pun merasa puas dengan pelayanan yang didapatkan.
“Waktu itu jam 11 siang terus disuruh pindah dapatnya jam 1 langsung ketemu dr. Cynthia. Alhamdulillah ketemu dr. Cynthia, orangnya lumayan komunikatif, perhatian,” ujar Ayah Ario.
“Beberapa kali ketemu dokter, sepengalaman kita tuh yang paling ngertiin bahasa ke pasiennya tuh yang lebih ke personal dr. Cynthia. Bersyukur banget ketemu dr. Cynthia orangnya komunikatif, solusinya banyak, dan friendly banget orangnya,” lanjutnya.
Memutuskan untuk Melakukan Program Bayi Tabung
Setelah sejumlah permasalahan yang dialami oleh Bunda Mutia diatasi, pasangan ini mantap mengambil keputusan melakukan program bayi tabung. Meski mendapatkan pilihan untuk melakukan program hamil alami namun keduanya mantap dengan keputusannya.
“Pada saat itu dikasih pilihan, emang (kita) mau langsung IVF,” kata Ayah Ario.
“Bisa alami sih waktu itu ya,” timpal Bunda Mutia.
Setelah Bunda Mutia mendapatkan perawatan dengan dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG, giliran Ayah Ario yang mendapatkan perawatan dengan dr. Tiara Kirana, Sp.And, salah satu dokter spesialis andrologi di Bocah Indonesia.
“(Dapat) obat ya. Vitamin dari dr. Tiara. Jadi pas awal-awal kontrol itu keesokannya suami saya kontrol ke dr. Tiara untuk analisa sperma. Ternyata hasilnya udah ketahuan, langsung dikasih vitamin 2 minggu ya. Ya, membaik sih, cuma kita fokusnya emang langsung IVF.
Berikan Semangat untuk Pejuang Dua Garis Lainnya
Penantian panjang pasangan ini akhirnya berbuah manis. Kehadiran buah hati di tengah keluarga kecil ini seolah menambah kebahagiaan Ayah Ario dan Bunda Mutia. Meski keduanya telah mendapatkan dua garis positif yang mereka nantikan selama ini namun pasangan ini memberikan semangat bagi para pejuang dua garis lainnya.
“Untuk pejuang dua garis di luar sana, lebih semangat lagi, nggak udah dengerin omongan-omongan yang nyakitin hati. Sebagai wanita kita paham banget ya rasanya, kecewanya. Untuk para suami tolong pengertiannya, ditemenin istrinya, dikasih support, itu udah paling penting. Cewek butuh semangat banget nggak sih pada saat promil? Jadi tetap semangat, berdoa, sabar, harus ikhlas banget,” ujar Bunda Mutia.
“Lebih baik selama promil nggak usah searching-searching yang gimana yak arena itu berpengaruh banget ya menurut aku. Karena aku selama bed rest nggak pernah searching yang aneh-aneh, jadi tenang ya. Kalau ada pertanyaan ya langsung tanya ke dokternya,” tambahnya.
Jika Anda ingin mengetahui kondisi organ reproduksi, kami menyediakan layanan pemeriksaan kesuburan untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda!
Kondisi tuba falopi yang tersumbat dan miom bisa menyebabkan sulit hamil jika tidak ditangani secara tepat. Segera periksakan diri ke dokter untuk mengatasi kondisi tersebut agar peluang hamil meningkat.
Artikel Terkait:
- Pengalaman Dea Ananda Melawan Endometriosis dan PCOS…
- Pengalaman Bayi Tabung Ayah Arfan & Bunda Neli:…
- Fungsi Infundibulum, Bagian dari Tuba Falopi
- Tingkatkan Keberhasilan Bayi Tabung Dengan Kalsium Ionofor
- Proses Bayi Tabung dan Persiapan Pasangan Sebelum…
- 8 Cara Cepat Hamil Dalam 1 Minggu yang Bisa Ayah Bunda Coba
- Miom Rahim: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
- 17 Tahun Menanti, Berakhir Bahagia dengan Hamil Alami
2 Responses
Anak pertama lahir normal tahun 2010. Tapi kehamilan kedua KET jadi kedua tuba falopi saya sudah dpotong tahun 2012. Saya termasuk subur karena siklus haid yg lancar dan tidak sakit saat haid. Apakah d usia saya yg 36 tahun memungkinkan untuk program bayi tabung ??
Hallo Bunda Yuni,
untuk mendapatkan jawaban yang lebih akurat sebaiknya konsultasi lebih lanjut ke Ferly (Admin Bocah Indonesia) untuk penjadwalan Dokter
Klik disini