Beranda » BLOG » Kisah Sukses » Pengalaman Dea Ananda Melawan Endometriosis dan PCOS Bisa Hamil Dengan Bayi Tabung
Pengalaman Dea Ananda Melawan Endometriosis dan PCOS Bisa Hamil Dengan Bayi Tabung
Pasangan suami istri, Dea Ananda dan Ariel tengah berbahagia menanti kehadiran anak pertama. Melalui proses panjang, perjalanan keduanya berbuah manis dengan hasil dua garis yang mereka impikan. Rasa tidak percaya menghampiri hingga akhirnya meyakinkan diri bahwa kini Dea Ananda tengah mengandung buah hati. Hal ini menekankan jika penderita PCOS bisa hamil.
Rintangan Menuju Dua Garis
Menikmati waktu bersama, pasangan yang sudah menikah selama 12 tahun ini memilih untuk melakukan program hamil pada tahun 2018. Namun, pada awal rencana promil yang dilakukan di sebuah rumah sakit lain membuat dirinya merasa stres, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukan istirahat.
“Menurut aku nggak seru lagi nih kalau kepikiran terus mengganggu keseharian aku, Jadi, yaudah kita istirahat. Kita memperbaiki lifestyle,” ujar Dea Ananda.
Demi program hamil yang direncanakan sukses, keduanya melakukan olahraga setiap hari serta mengubah pola makan menjadi lebih sehat selama satu tahun. Hingga pada akhirnya, Dea kembali mengajak sang suami untuk melakukan program hamil bayi tabung.
Tanya Ferly tentang Promil?
Pengalaman Mengidap Hidrosalping
Perjalanan Dea Ananda dan Ariel pun dimulai dengan melakukan pemeriksaan di Bocah Indonesia. Setelah melakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis kandungan, rupanya Dea memiliki beberapa permasalahan pada organ reproduksi, seperti haid yang tidak teratur, PCOS, hingga hidrosalping.
“Saat pemeriksaan, yang pasti ada PCOS Mbak Dea waktu itu, haidnya nggak teratur, terus ada hidrosalping juga,” ujar dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG, dokter spesialis kandungan di Bocah Indonesia, yang menangani Dea Ananda.
Hidrosalping merupakan pembengkakan pada salah satu atau kedua tuba falopi. Hal ini membuat penyanyi berusia 35 tahun tersebut harus menjalani bedah minimal invasif, laparoskopi.
Ditemukannya Endometriosis
Pada saat menjalani prosedur laparoskopi yang dilakukan oleh dr. Luky Satria, Sp.OG – K(FER), ditemukan endometriosis susukan dalam. Endometriosis adalah jaringan yang mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim atau bukan pada tempatnya.
“Pada saat laparoskopi, ketahuan ada endometriosis. Kistanya itu kecil banget tapi bukan kista endometriosis ya tapi endometriosis susukan dalam tipe superfisial. Jadi kalau tipe superfisial itu yang susah (diketahui) di USG, jadi kita tahunya pas laparoskopi. Kita bereskan yang harus kita bereskan terus hidrosalpingnya diangkat,” tambah dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG. Apa itu Laparoskopi ?
Pengalaman menderita PCOS
Memiliki banyak permasalahan pada organ reproduksi, tak membuat Dea Ananda mundur dari niatnya memiliki keturunan. Ia pun menyerahkan kepercayaannya pada Sang Kuasa, termasuk salah satu mengikuti atas semua saran dokter.
“Pas dibilang ‘nanti tubanya kanan kiri diangkat ya’ terus oh ya udah. Jadi, kayak ya udah serahin aja sama dokter, percaya aja sama Tuhan. Jadi jalanin aja,” ujar Dea Ananda.
“Waktu itu kalau PCOS aku udah curiga dari lama tapi pas benar-benar detailnya gitu dikasih tahu dokter ada PCOS, hidrosalping, dan endometriosis. Aku nggak sedih, yang dipikirin ya udah terus solusinya diapain? Kalau emang solusinya begini ya udah jalanin aja sih benar-benar kayak kan emang niatnya mau punya anak. Jadi apapun caranya ya tempuh aja,” tambahnya.
Menjalani Rangkaian Proses Bayi Tabung
Menjalani program hamil bayi tabung membutuhkan banyak persiapan, seperti tenaga, pikiran, dan semangat karena harus melewati proses yang panjang. Namun, apakah proses bayi tabung pasti berhasil? Menurut dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG hal ini tergantung dari beberapa faktor.
“70% itu dari embrio, 20% dari endometrium atau dinding rahim sebagai rumahnya, 10% dari teknik, itu kalau untuk embryo transfer. Kalau untuk IVF sendiri tentu embrio dari mereka berdua, sperma dan sel telur harus bagus,” ujar dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG.
Pada kasus Dea Ananda, ia membutuhkan waktu selama 3 bulan untuk persiapan. Pada saat proses embryo transfer, Dea Ananda sempat mengalami penundaan tindakan sebanyak 4 kali. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
“Dinding rahim nggak siap, yang kedua histeroskopi ulang. Jadi, udah pernah histeroskopi terus tiba histeroskopi lagi. Terus bulan depannya kok masih tipis? Nggak jadi lagi, akhirnya baru bulan depannya lagi. Kalau tidak dipersiapkan dengan baik mau yang excellent pun nggak akan bisa (berhasil). Jadi sabar-sabar aja kalau misalnya belum oke nih, yuk coba cari alternatif lain. Kebetulan, Dea akupuntur juga, jadi itu membantu,” tambah dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG.
Keberhasilan program bayi tabung Dea Ananda tidak lepas dari peran sang suami, Ariel. Pasalnya, proses yang dilalui Ariel pun terbilang cukup panjang. Demi hasil program bayi tabung memuaskan, Ariel terus melakukan kontrol serta perbaikan hingga dokter menyatakan sel sperma yang dimiliki bagus.
Siapa sangka, demi mewujudkan hasil terbaik, Ariel berupaya dengan melakukan olahraga setiap hari, menurunkan berat badan, mengubah pola makan menjadi lebih sehat, hingga mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
“Mbak Dea dan Mas Ariel terus-terusan kontrol sama saya, kita perbaikan. Masih belum oke, hormonnya belum oke, ayo kita naikkan dosisnya. Kita beresin lagi spermanya, DNA fragmentasinya nggak oke kita beresin dulu, kalau masih nggak oke kita akan ada teknik khusus pada OPU (Ovum Pick Up), harus ada teknik ejakulasi khusus. Bahkan untuk mendapat satu sperma saja mencari cara biar gimana pas saya kasih ke tim embrio ini spermanya sudah siap olah yang bagus,” ujar dr. Tiara Kirana, Sp.And.
Hasil tak pernah mengkhianati proses. Kalimat tersebut sangat pas jika digambarkan untuk pasangan ini. Setelah melewati proses panjang, perjalanan keduanya berbuah manis. Kini, Dea Ananda telah mengandung calon buah hati pertamanya. Hal ini membuktikan jika memiliki pengalaman endometriosis bisa hamil jika ditangani dengan tepat.
“Alhamdulillah sudah 11 minggu,” ujar Dea dan Ariel.
Penantian panjang ini juga membuat Dea Ananda menjaga sang janin yang tengah dikandungnya. Ia pun mengaku meminimalisir melakukan banyak kegiatan.
“Aku tuh banyak di rumah, kayak yaudah di rumah aja terus nggak ngapa-ngapain. Jarang naik turun tangga terus kalau pergi tuh kalau perlu banget.” tambah Dea.
Apakah Keberhasilan Bayi Tabung Ditentukan dengan Kualitas Embrio?
Keberhasilan program bayi tabung tidak dapat ditentukan hanya dengan kualitas embrio yang baik. Begitu pula sebaliknya, kualitas embrio yang rendah belum tentu membuat program bayi tabung gagal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor lain, salah satunya kromosom.
Menurut dr. Tiara Kirana, Sp.And, apabila kualitas embrio sempurna belum tentu memiliki kromosom yang baik, begitu pula kualitas embrio yang rendah belum tentu memiliki kromosom yang buruk.
“Mau sesempurna mungkin selalu banyak faktor lain. Sama seperti embrionya jelek banget, kita nggak bisa bilang (peluang) 0% sama sekali. Jadi, that’s why kalau misal program bayi tabung jangan langsung ‘lho kan embrio saya bagus’. Kita nggak tahu, embrio bisa sesempurna mungkin tapi kalau gangguan kromosom, mau gimana?” ujar dr. Tiara Kirana, Sp.And.
Dukungan Dea Ananda dan Ariel untuk Pasangan yang Masih Menjadi Pejuang Dua Garis
Dea Ananda dan Ariel pun memberikan pesan serta dukungan bagi pasangan suami istri yang masih berjuang menjadi pejuang dua garis.
“Untuk pejuang dua garis di luar sana yang sedang berjuang, nomor satu sih tetap percaya sama apa yang diinginkan, percaya sama prosesnya terus enjoy the process, pasangan juga harus saling menguatkan. Sebagai pasangan harus jujur satu sama lain apa yang kita rasain, jadi harus komunikatif,” ujar Dea dan Ariel.
“Kalau sudah merasa overwhelmed mendengar semuanya ya udah mundur aja dulu, cari waktu dulu untuk istirahat, take your time, tapi nanti kalau kita udah kumpul lagi energinya boleh mulai lagi. Yang tahu waktunya cuma kita bukan orang lain. Jadi jangan terpengaruh sama omongan orang,” tambah Dea.
Jika Anda merencanakan program hamil namun memiliki riwayat endometriosis dan PCOS, kami menyediakan layanan pemeriksaan untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda!
Kondisi endometriosis dan PCOS bisa menyebabkan wanita sulit hamil namun Anda masih memiliki kesempatan untuk memiliki keturunan jika diatasi dengan tepat. Segera periksakan diri Anda!
Artikel Terkait:
- Pengalaman Tuba Falopi Tersumbat dan Miom, Bunda…
- 5 Selebritas Yang Berjuang Melawan Infertilitas…
- Pengalaman Bayi Tabung Ayah Arfan & Bunda Neli:…
- Proses Bayi Tabung dan Persiapan Pasangan Sebelum…
- Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Endometriosis
- Pria Dengan Azoospermia, Apa Bisa Punya Anak?
- Apakah PCOS Juga Bisa Dialami Oleh Wanita Kurus?
- 17 Tahun Menanti, Berakhir Bahagia dengan Hamil Alami
infertilitas Infertilitas pria infertilitas primer infertilitas sekunder infertilitas wanita