▶️ You might be interested

Laparoskopi: Tujuan, Prosedur, dan Efek Samping

prosedur-operasi-laparoskopi-di-bocah-indonesia

Laparoskopi merupakan salah satu prosedur minimal invasif yang dilakukan untuk memeriksa dan mengobati kondisi organ perut serta panggul. Umumnya, laparoskopi dilakukan untuk pengangkatan kista atau endometriosis, mengikat atau memotong saluran tuba untuk sterilisasi, hingga memotong empedu.

Prosedur ini juga sering dilakukan pada Bunda yang ingin melakukan perawatan kesuburan dan merencanakan program hamil. Nah, untuk Bunda yang belum mengetahui apa itu laparoskopi, simak selengkapnya yuk!

Apa Itu Laparoskopi?

Laparoskopi adalah prosedur yang dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk tabung tipis yang disebut laparoskop. Alat tersebut dilengkapi kamera serta lampu pada bagian ujungnya. Kemudian, dokter akan melihat bagian dalam perut melalui layar monitor yang terhubung dengan kamera laparoskopi.

Selain untuk melakukan pemeriksaan, laparoskopi juga bisa dilakukan untuk mengambil sampel jaringan biopsi. Prosedur ini lebih aman dilakukan daripada prosedur bedah operasi terbuka atau laparotomi.

Pasalnya, prosedur ini hanya membutuhkan sayatan yang sangat kecil sehingga minim nyeri.


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Laparoskopi terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Laparoskopi diagnostik (LD): prosedur ini dilakukan untuk mengetahui informasi serta mendiagnosis akan adanya kelainan pada area perut dan panggul, seperti kista; perlengketan; miom; maupun fibroid.
  • Laparoskopi operatif (LO): merupakan prosedur tindakan pembedahan tingkat lanjut ketika ditemukan adanya gangguan medis pada area perut dan panggul.

Baca juga: Kenali Prosedur Bedah Pengangkatan Fibroid, Miomektomi

Apa Tujuan Prosedur Laparoskopi?

Prosedur bedah minimal invasif ini akan dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi maupun memperbaiki gangguan atau kelainan pada organ dalam perut dan panggul. Beberapa tujuan dari prosedur laparoskopi, seperti:

  • Memeriksa serta mengobati tumor atau kista di dalam perut atau panggul
  • Mengatasi endometriosis, kehamilan ektopik, maupun penyakit radang panggul
  • Membantu mendeteksi penyebab sakit pada bagian panggul
  • Memeriksa kemungkinan adanya kista, miom, perlengketan, maupun infeksi pada organ reproduksi yang menyebabkan wanita sulit hamil
  • Membantu dokter dalam operasi ligasi tuba (steril pada wanita)
  • Mengambil sampel jaringan untuk keperluan biopsi
  • Mengatasi hernia, seperti hernia hiatus atau hernia inguinalis
  • Mengangkat organ tubuh yang mengalami gangguan, seperti rahim, indung telur (ovarium), kantung empedu, atau usus buntu

Kapan Laparoskopi Diperlukan?

Prosedur ini merupakan tindakan medis yang direkomendasikan oleh dokter jika terdapat beberapa keluhan, seperti:

  • Nyeri panggul kronis 
  • Memiliki riwayat infertilitas
  • Nyeri menstruasi hebat yang disebabkan karena adanya fibroid
  • Penanganan gangguan dasar panggul, seperti inkontinensia urine dan prolaps organ
  • Menderita penyakit radang panggul
  • Pengangkatan kanker tertentu

Apakah Semua Pasien Bisa Melakukan Laparokopi?

Perlu diketahui, tidak semua pasien bisa melakukan prosedur. Terdapat beberapa kriteria pasien yang tidak diizinkan untuk menjalani prosedur tersebut, seperti:

  • Pasien yang menderita kelainan pembekuan darah
  • Pasien yang pernah menjalani operasi laparotomi sebelumnya akibat penyakit parah, seperti cedera perut, peritonitis, dan perlengketan rongga perut
  • Pasien yang menderita sindrom kompartemen di dalam perut
  • Pasien yang mengalami penyumbatan usus (obstruksi usus)

Kondisi di bawah ini bukanlah kontra indikasi absolut, namun masuk ke dalam kategori kontra indikasi relatif. Artinya bisa dilakukan oleh dokter ahli yang berpengalaman, penuh kehati-hatian dan persiapan matang, seperti:

  • Pasien yang sedang hamil
  • Pasien yang menderita obesitas morbid
  • Pasien yang menderita penyakit sangat parah sehingga tidak bisa menerima bius total
  • Pasien yang menderita aneurisma aorta abdominal
  • Pasien yang menderita penyakit jantung atau paru yang parah
  • Pasien yang menderita infeksi bakteri pada kulit bagian perut

Apa yang Perlu Diperhatikan Sebelum Laparoskopi?

Meskipun bedah minimal invasif, namun sebelum menjalaninya, dokter akan melakukan anamnesis dengan tanya jawab mengenai riwayat kesehatan pasien dan memeriksa kondisi fisik pasien secara menyeluruh.

Sebelum menjalani prosedur, dokter akan meminta pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:

  • Berhenti atau mengganti dosis obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat antikoagulan (aspirin dan warfarin), serta suplemen maupun obat-obatan herbal untuk diet
  • Memberi tahu dokter jika sedang hamil
  • Menginformasikan dokter jika memiliki alergi terhadap penggunaan lateks atau obat-obatan tertentu
  • Berhenti merokok
  • Bunda akan diminta untuk mencukur bulu kemaluan sebelum melakukan prosedur
  • Khusus untuk prosedur operatif, Bunda akan diminta untuk puasa selama 6-8 jam
  • Bunda akan diminta untuk meminum obat pencahar terlebih dahulu sebelum puasa
  • Usahakan untuk mengosongkan kandung kemih dengan buang air kecil 1 jam sebelumnya
  • Bunda juga diminta untuk tidak berhubungan badan selama 4 hari sebelum tindakan dilakukan
alat operasi laparoskopi

Bagaimana Prosedur Laparoskopi Dilakukan?

Prosedur bedah akan dilakukan oleh dokter spesialis obgyn dengan bantuan dokter spesialis anestesi. Prosedur laparoskopi diagnostik bisa memakan waktu 15-30 menit. Sedangkan, prosedur operatif bisa memakan waktu sekitar 2-4 jam tergantung pada masalah kesehatan yang terjadi dan kondisi pasien.

  • Dokter akan membersihkan kulit pada area sayatan dengan larutan antiseptik
  • Kemudian, kateter akan dipasang untuk menampung urine
  • Dokter akan membuat sayatan kecil pada bagian bawah pusar dengan ukuran 1-1,5 cm untuk jalan masuk laparoskop
  • Setelah itu, dokter akan memasukkan kanula yaitu tabung kecil yang berisi gas karbondioksida. Hal ini dilakukan untuk mengembungkan perut pasien agar dokter dapat melihat kondisi organ dalam perut lebih jelas
  • Selanjutnya, dokter akan melihat kondisi organ dalam perut melalui layar monitor. Pada prosedur operatif maka, laparoskop juga digunakan untuk mengambil sampel jaringan atau memperbaiki jika terdapat kelainan
  • Setelah prosedur selesai dilakukan, alat laparoskop akan dikeluarkan dan dokter akan menutup sayatan dengan jahitan dan membalutnya dengan perban

Berapa Lama Pemulihan Pasca Laparoskopi?

Setelah prosedur dilakukan, pasien akan diperbolehkan pulang beberapa jam setelahnya

  • Kemudian, dokter mungkin akan memberikan obat untuk mengatasi nyeri atau mual pasca operasi. Dalam 48 jam, Bunda sudah diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasa
  • Selama periode penyembuhan pasca tindakan, apabila terdapat rasa tidak nyaman pada area abdomen, nyeri hebat, pendarahan, atau demam tinggi, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
  • Selanjutnya, Bunda bisa melakukan kontrol pasca operasi setelah satu minggu kemudian

Baca juga: Mengenal Operasi Miom, Apa Tujuan dan Risikonya?

Apakah Operasi Laparoskopi Aman?

Umumnya, komplikasi atau efek sampingnya jarang terjadi. Walaupun terjadi, seringkali tidak serius. Seiring berkembangnya teknologi, prosedur ini memberikan sejumlah keuntungan atau manfaat bagi pasien yang melakukannya, seperti:

1. Proses penyembuhan lebih cepat

Laparoskopi merupakan prosedur bedah minimal invasif di mana sayatan yang diberikan cukup kecil sehingga proses penyembuhannya pun menjadi lebih cepat. Sehingga pasien bisa melakukan aktivitas seperti biasa dalam waktu 48 jam setelah tindakan.

2. Minim risiko nyeri

Berbeda dengan bedah terbuka, prosedur ini hanya memberikan sayatan kecil di bawah pusar sehingga kerusakan jaringan atau otot yang terjadi juga lebih sedikit. Hal ini tentunya akan meminimalkan rasa nyeri yang timbul pasca melakukan prosedur operasi.

3. Minim risiko infeksi

Sayatan yang diberikan pada prosedur ini cukup kecil sehingga mencegah rongga reput terbuka dengan longgar atau lebar. Hal ini tentu menghindari organ dalam perut terpapar udara yang berlebihan. Oleh sebab itu, risiko infeksi yang terjadi pun lebih minim. Bunda juga tidak perlu khawatir luka pasca operasi yang dihasilkan karena hanya akan memberikan sedikit sisa luka pada area operasi.

Apa Efek Samping dari Operasi Laparoskopi?

Bedah minimal invasif ini merupakan prosedur yang aman dilakukan karena minim nyeri. Namun, pada beberapa pasien mungkin akan mengalami efek samping ringan setelah operasi, seperti mual, muntah, infeksi, atau memar. Sementara itu, beberapa komplikasi yang mungkin terjadi selama operasi, seperti:

  • Reaksi alergi yang terjadi akibat obat bius
  • Gumpalan yang terbentuk di dalam pembuluh darah
  • Adanya kerusakan pada pembuluh darah
  • Kerusakan pada organ tertentu, seperti usus serta kandung kemih

Itu dia penjelasan terkait persiapan, prosedur, hingga perawatan pasca operasi. Prosedur ini dilakukan jika ada indikasi tertentu. Sebelum Bunda memutuskan untuk melakukannya, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, ya!

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum  hamil setelah 12 bulan atau lebih (atau 6 bulan jika wanita tersebut berusia di atas 35 tahun), sebaiknya Anda  melakukan tes kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Mahran, A., et al. Does laparoscopy still has a role in modern fertility practice? Int J Reprod Biomed. 2017 Dec; 15(12): 787–794. 
  2. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Laparoscopy. 
  3. Navez, B., Navez, J. Laparoscopy in the acute abdomen. Best Pract Res Clin Gastroenterol. 2014 Feb;28(1):3-17. 
  4. Buia, A., Stockhausen, F., Hanisch, E. Laparoscopic surgery: A qualified systematic review. World J Methodol. 2015 Dec 26; 5(4): 238–254.

FAQ

Frequently Asked Question

Tahukah Anda prosedur laparoskopi dapat membantu program hamil? Laparoskopi merupakan salah satu metode bedah minimal invasif yang dilakukan untuk identifikasi, diagnosis, hingga mengobati gangguan pada sistem reproduksi.

Prosedur ini merupakan metode alternatif dari bedah konvensional. Sesuai namanya, bedah minimal invasif yakni operasi dengan minimal sayatan. Jika pada bedah konvensional diperlukan sayatan yang cukup panjang, laparoskopi hanya memerlukan sayatan kecil di bawah perut.

Laparoskopi terbagi menjadi dua, yakni laparoskopi diagnostic (LD) dan laparoskopi operatif (LO). Jika laparoskopi diagnostik adalah tindakan yang dilakukan untuk mencari informasi serta diagnosis terkait kelainan atau masalah pada area perut dan panggul, seperti kista, miom, atau perlengketan.

Pada prosesnya, alat laparoskopi berupa selang elastis yang ujungnya terdapat kamera untuk memantau kondisi pada area perut dan panggul.

Dokter akan menggerakan alat yang akan digunakan untuk mengetahui kondisi rahim. Kemudian, karbon dioksida (CO2) akan dimasukan ke dalam rongga perut melalui alat khusus. Proses ini dilakukan agar dokter menjadi lebih mudah melihat kondisi organ reproduksi.

Dokter akan membuat sayatan sebesar 5 mm pada perut untuk memasukan alat laparoskop. 

Melalui pemeriksaan ini maka kondisi di dalam rongga perut dapat diketahui karena alat tersebut diproyeksikan ke layar TV agar dokter dapat melakukan diagnosis secara langsung.

Proses ini juga tidak berlangsung lama, biasanya hanya memakan waktu 15 – 30 menit tergantung kondisi masing-masing pasien.

Prosedur laparoskopi dapat dilakukan jika Anda mengalami nyeri di perut yang parah atau kronis atau nyeri pada panggul, benjolan di perut, mengalami gangguan haid yang tidak jelas penyebabnya, memiliki riwayat diagnosis menderita kanker pada area perut, adanya penyumbatan di perut, perdarahan yang tidak bisa dijelaskan, serta infeksi.

Pada prinsipnya semua tindakan laparoskopi atau operasi yang menggunakan BPJS tergantung pada kebijakan BPJS serta pihak rumah sakit tempat dilakukannya prosedur tersebut. 

Jika rumah sakit sudah bekerja sama dengan dengan BPJS dan pasien memenuhi semua persyaratan yang diajukan oleh BPJS maka pasien bisa menggunakan BPJS tersebut untuk operasi.

Di Bocah Indonesia sendiri, Anda tidak dapat melakukan prosedur laparoskopi dengan BPJS namun Anda transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan metode lainnya.

Avatar photo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji