Apakah PCOS Juga Bisa Dialami Oleh Wanita Kurus?

wanita kurus

PCOS merupakan salah satu masalah reproduksi yang dialami wanita. Tidak hanya wanita obesitas saja yang mengalami PCOS, wanita kurus juga bisa alami kondisi ini.

Salah satu masalah gangguan reproduksi yang sering dialami wanita adalah PCOS. PCOS merupakan gangguan hormonal yang menyebabkan seorang wanita mengalami permasalahan pada siklus haid menstruasi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya wanita yang memiliki berat badan berlebihan atau obesitas.

Meski begitu, nyatanya PCOS atau sindrom ovarium polikistik ini juga bisa dialami oleh wanita yang memiliki berat badan rendah. Lantas, apa yang menyebabkan wanita kurus bisa mengalami PCOS? Simak penjelasannya berikut.

Penyebab Wanita Kurus Mengalami PCOS

Menurut dr. Febriyan Nicholas, Sp.OG., M.Kes. dokter spesialis Bocah Indonesia, mengatakan jika wanita kurus bisa mengalami PCOS karena faktor keturunan atau genetik yang menyebabkan gangguan resistensi insulin.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

“PCOS ada yang tipe obese (gemuk) dan lean (kurus), biasanya pada tipe yang kurus bisa saja disebabkan karena keturunan yang secara genetik menyebabkan resistensi insulin, internal fat yang tebal, atau bisa juga disebabkan akibat malnutrisi sehingga terjadi hambatan perkembangan sel telur,” ujar dr. Nicholas.

Ketika kondisi tubuh kekurangan berat badan maka jumlah lemak pada tubuh juga menjadi lebih sedikit, hal ini memengaruhi tubuh yang hanya memproduksi sedikit hormon estrogen. Hormon estrogen sendiri memiliki peran untuk menebalkan dinding rahim dan mempersiapkan kehamilan yang umumnya terjadi setiap bulan.

Pada Wanita kurus biasanya tidak mengalami tanda-tanda kelebihan hormon androgen namun muncul  gejala yang cukup umum dengan wanita gemuk yakni memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Jadi, wanita yang terlalu gemuk atau terlalu kurus sama-sama memiliki kecenderungan risiko gangguan hormon.

makanan-diet

Diet yang Disarankan untuk Wanita Kurus yang Mengalami PCOS

Jika wanita dengan berat badan berlebihan dapat mengatasinya dengan menurunkan berat badan agar menstabilkan hormon di dalam tubuh serta mampu menurunkan insulin.

Namun hal ini tentu berbeda dengan penderita PCOS yang memiliki berat badan rendah. Penurunan berat badan bukan opsi terapi yang tepat untuk mengatasi hal ini.

Beberapa proses terapi yang bisa Anda lakukan, seperti:

  • Konsumsi makanan yang mengandung omega-3. Omega-3 dapat membantu memperbaiki resistensi insulin dan hirsutisme. Makanan yang mengandung omega-3 yang baik dikonsumsi untuk penderita PCOS seperti alpukat, salmon, tuna, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Memenuhi kebutuhan vitamin D. vitamin D dapat membantu siklus haid menjadi teratur. Anda bisa mendapatkan asupan vitamin D secara alami dari makanan maupun sinar matahari.
  • Konsumsi inositol (vitamin B8). Inositol sendiri memiliki manfaat untuk tubuh seperti memperbaiki kolesterol, insulin, dan hormon androgen. Selain itu, inositol juga dapat membantu meningkatkan kualitas sel telur serta mengembaliki siklus normal menjadi teratur.
  • Kelola stres yang baik.

Bagaimana Cara Pengobatan PCOS bagi Wanita Kurus?

Pengobatan yang dilakukan terhadap pasien sindrom ovarium polikistik ini harus diketahui terlebih dahulu terkait tujuannya, apakah untuk mengembalikan siklus menstruasi kembali normal atau ingin memiliki keturunan.

Pada wanita yang ingin mendapatkan siklus menstruasi normal, hal pertama yang akan disarankan oleh dokter adalah untuk menjalani pola hidup sehat.

Mengubah pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga teratur, serta istirahat yang cukup dapat menyeimbangkan hormon dan membuat siklus haid menjadi normal kembali.

Namun jika sudah melakukan cara tersebut dan belum mendapatkan hasil yang diinginkan maka dokter akan meresepkan obat.

Jika Anda merencanakan untuk melakukan program hamil, tentu hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemeriksaan ke dokter. Selanjutnya, dokter memiliki beberapa alternatif yang diberikan.

Namun pada pasien berusia 40-an maka tujuan untuk menjalani pengobatan PCOS adalah agar tidak mengalami risiko dalam diabetes tipe 2.

Apa yang Terjadi Jika PCOS Tidak Segera Ditangani?

Kondisi sindrom ovarium polikistik yang dialami baik dengan wanita dengan kelebihan berat badan maupun berat badan rendah, jika tidak segera ditangani maka dinding rahim akan mengalami penebalan tanpa meluruh.

Salah satu potensi jika dinding rahim tidak luruh dan mengalami penebalan dapat memicu potensi kanker dinding rahim.

Selain itu, kadar gula darah pada pasien yang mengalami PCOS juga perlu diperhatikan mengingat adanya resistensi insulin. Resistensi insulin bisa membuat penderitanya mengalami risiko diabetes tipe 2. Akibatnya, diabetes ini bisa menyebabkan sejumlah beberapa penyakit seperti jantung, ginjal, dan lain-lain.

Wanita yang mengalami PCOS memang membutuhkan usaha lebih untuk mendapatkan kehamilan dibandingkan wanita pada umumnya. Maka dari itu sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

cheer

Jika Anda mengalami haid tidak teratur dan berat badan rendah, kami memiliki layanan pemeriksaan untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda!

Berat badan rendah dan haid tidak teratur bisa menandakan Anda mengalami lean PCOS. Segera periksakan diri Anda ke dokter!

  1. Anastasiou, O. E., et al. (2017). Metabolic and androgen profile in underweight women with polycystic ovary syndrome. Arch Gynecol Obstet. 2017 Aug;296(2):363-371.

  2. Toosy, S., et al. (2018). Lean polycystic ovary syndrome (PCOS): an evidence-based practical approach. J Diabetes Metab Disord. 2018 Dec; 17(2): 277–285.

  3. Lerchbaum, E., & Obermayer-Pietsch, B. (2012). MECHANISMS IN ENDOCRINOLOGY: Vitamin D and fertility: a systematic review. European Journal of Endocrinology, 166(5), 765–778.

  4. Oner, G., Muderris, I. I. (2013). Efficacy of omega-3 in the treatment of polycystic ovary syndrome. Journal of Obstetrics and Gynaecology, Volume 33, 2013 – Issue 3.

  5. Unfer, V., Facchinetti, F., Orrù, B., Giordani, B., & Nestler, J. (2017). Myo-inositol effects in women with PCOS: a meta-analysis of randomized controlled trials. Endocrine Connections, 6(8), 647–658.

  6. Goyal, M., Dawood, A. S. (2017). Debates regarding lean patients with polycystic ovary syndrome: A narrative review. Journal of Human Reproductive Science, Year : 2017  |  Volume : 10  |  Issue : 3  |  Page : 154-161.

Avatar photo

 

4 Responses

  1. Ayu berkata:

    Usia saya 29 tahun, berat badan 46kg, dan tinggi 154cm. Saya sudah 3 tahun menikah. Pada tahun pertama pernikahan sempat 1x ke dokter dan hanya usg rahim, lalu diberi obat penyubur, bulan berikutnya saya haid tp yg keluar gumpalan seperti daging ada putih2nya. Yg saya tanyakan itu apa ya? Karena bentuknya tdk biasa seperti saad haid. Karena pandemi akhirnya saya memutuskan untuk tdk promil dulu. Sekarang 3 tahun pernikahan belum juga hamil, saya promil lg tp hanya diberi vitamin e, katanya kalau bulan depan masih haid dtg lg, trnyata haid dan akhirnya cek sel telur, hasilnya pcos, ukuran sel telur hanya 0.3cm sedih bgt. Terus dr nya kasih obat blesifen dosisnya 2x lipat dr promil sebelumnya, diberi novarol dan metformin. Apa yg harus saya konsumsi untuk membentu mempercepat pematangan sel telur sedangkan saya tidak bisa memakan protein hewani selain telur dan susu, karena memang tidak suka.

  2. Dhiana berkata:

    Dok untuk menaikkan bb dan biar cpet hamil gmn ya sudah hampir 9th ,saya pCOs dan bb underweigh

    • Avatar photo Bocah Indonesia berkata:

      Halo Bunda Dhiana.

      untuk mendapatkan jawaban yang akurat sebaiknya konsultasi ke dokter spesialist kami, untuk penjadwalnya bunda bisa hubungi ke Ferly (Admin Bocah Indonesia) dengan klik link di bawah ini

      Klik disini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji