Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Sumbatan Tuba: Dapatkah Operasi Mengoreksinya?
Sumbatan Tuba: Dapatkah Operasi Mengoreksinya?
Sumbatan saluran telur wanita adalah salah satu penyebab infertilitas yang umum. Pada sebagian kasus, sumbatan tuba dapat dikoreksi melalui operasi.
Tuba falopii adalah organ reproduksi wanita yang menghubungkan ovarium dan rahim. Saluran ini berupa tabung otot yang dilapisi struktur halus seperti rambut. “Rambut” ini bekerja dua arah, yakni membantu sel telur untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim dan membantu perjalanan sperma dari rahim untuk bertemu sel telur.
Masing-masing tuba falopii berakhir di fimbriae, yang bentuknya menyerupai jari. Fimbriae akan menangkap dan memandu sel telur ketika ovarium melepaskannya.
Tuba falopii berperan penting dalam proses kehamilan, karena di sinilah tempat terjadinya pembuahan. Bila ada bagian tuba falopii yang rusak, misalnya akibat pembedahan, penyakit, atau infeksi, bagian tersebut dapat tersumbat oleh jaringan parut (scar) yang terbentuk.
Kelainan pada tuba falopii menyumbangkan sekitar 25-30 persen kasus infertilitas pada wanita. Kelainan ini mencakup kasus saluran tuba yang tersumbat sepenuhnya dan kasus di mana hanya satu saluran tuba yang tersumbat atau menyempit akibat jaringan parut.
Penyebab sumbatan tuba
Tuba falopii biasanya tersumbat oleh jaringan parut atau perlengketan (adhesi) pada rongga panggul. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
- Penyakit radang panggul. Penyakit ini sering disebabkan oleh infeksi menular seksual akibat kuman klamidia atau gonore, dan menyebabkan jaringan parut atau hidrosalping. Pada kasus yang jarang, kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi tuberkulosis.
- Endometriosis. Jaringan endometrium (dinding rahim) dapat tumbuh di tuba falopii dan menyebabkan penyumbatan. Jaringan endometrium yang tumbuh di organ lain juga bisa menyebabkan perlengketan yang pada akhirnya menyumbat tuba.
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya. Jaringan parut akibat operasi pada kehamilan ektopik dapat menimbulkan sumbatan pada tuba falopii.
- Mioma. Pertumbuhan tumor jinak ini dapat menyumbat tuba falopii, terutama di lokasi yang bersambungan dengan rahim.
- Riwayat operasi perut sebelumnya. Operasi di area panggul dan perut sebelumnya, utamanya bila dilakukan pada tuba falopii itu sendiri, dapat menyebabkan perlengketan panggul yang menyumbat tuba.
- Ligasi tuba. Ini merupakan salah satu metode kontrasepsi permanen, di mana tuba falopii diikat agar tidak terjadi kehamilan.
Gejala sumbatan tuba
Sumbatan tuba seringkali tidak bergejala. Faktanya, banyak wanita tidak menyadari bahwa tuba falopii mereka tersumbat sampai saatnya mencoba untuk hamil dan ternyata sulit.
Pada beberapa kasus, sumbatan tuba dapat menyebabkan nyeri ringan pada satu sisi perut. Biasanya ini terjadi pada sumbatan tuba akibat hidrosalping, yakni ketika tuba falopii yang tersumbat terisi cairan dan melebar. Selain itu, gejala juga bisa timbul akibat kondisi-kondisi yang menyebabkan sumbatan tuba. Misalnya, endometriosis yang menyebabkan nyeri haid berat.
Efek sumbatan tuba pada kesuburan
Seperti dijelaskan sebelumnya, pembuahan terjadi di tuba falopii. Sumbatan tuba tentu dapat mencegah pertemuan sel sperma dengan sel telur.
Apabila terjadi sumbatan total pada kedua tuba, kehamilan alami tentu tidak mungkin terjadi. Bila tuba tersumbat sebagian, maka kemungkinan hamil secara alami atau melalui inseminasi buatan masih dimungkinkan. Namun, risiko kehamilan ektopik meningkat. Ini karena sel telur yang telah dibuahi lebih sulit bergerak menuju rahim melalui area yang tersumbat. Pada kasus ini, dokter mungkin menyarankan program bayi tabung.
Bila hanya satu sisi tuba yang tersumbat, kemungkinan besar penyumbatan tersebut tidak memengaruhi kesuburan karena sel telur masih bisa berjalan melalui saluran tuba yang paten/terbuka. Obat-obat kesuburan dapat membantu meningkatkan peluang wanita untuk berovulasi pada sisi tuba yang paten.
Diagnosis sumbatan tuba
Untuk mengonfirmasi ada tidaknya sumbatan tuba, dokter mungkin melakukan salah satu dari dua prosedur berikut:
- Histerosalpingografi (HSG). Ini merupakan prosedur radiologi rawat jalan yang menggunakan zat kontras dan sinar X. Sebuah selang kateter dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Setelah itu, zat kontras disuntikkan ke dalam rahim dan tuba melalui selang tersebut. Bila cairan keluar dari ujung salah satu atau kedua tuba, maka bisa ditentukan apakah salah satu atau kedua tuba terbuka. Bila cairan tidak masuk atau mengalir seluruhnya melalui salah satu atau kedua tuba, maka dianggap ada sumbatan. Pergerakkan zat kontras ini dapat dilihat melalui fluoroskopi sinar X dan tampak sebagai bagian yang putih (opak).
- Laparoskopi. Prosedur ini tergolong minimal invasif dan hanya membutuhkan sayatan kecil di bawah pusar. Dokter dapat melihat melalui laparoskopi apakah salah satu atau kedua tuba terbuka. Laparoskop juga dapat digunakan untuk mencari masalah lain yang mungkin memengaruhi kesuburan, seperti jaringan parut dan perlengketan atau endometriosis.
Mengatasi sumbatan tuba: operasi atau program bayi tabung?
Pada kasus sulit hamil, sumbatan tuba dapat dibuka atau dikoreksi melalui operasi. Akan tetapi, ini bergantung pada luasnya jaringan parut dan lokasi sumbatannya. Operasi bertujuan untuk membuka saluran tuba dengan menggunakan salah satu metode berikut:
- Mengangkat jaringan parut
- Membuat lubang baru di bagian luar tuba falopii
- Membuka saluran tuba dari dalam
Prosedur ini biasanya dilakukan melalui operasi laparoskopi atau histeroskopi yang bersifat minimal invasif. Ada beberapa macam operasi sumbatan tuba yang sifatnya korektif, yakni:
- Kanulasi tuba. Tindakan ini memasukkan kateter dengan balon yang dipandu oleh kawat ke dalam saluran tuba. Adanya balon akan membuka sumbatannya. Kanulasi tuba hanya boleh dilakukan bila hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya penyumbatan di bagian proksimal (dekat rahim) pada salah satu atau kedua tuba falopii. Namun, prosedur ini memiliki kelemahan, yakni tuba falopii tidak dapat dibuka secara permanen dan bisa menutup kembali di kemudian hari.
- Salpingostomi. Ini adalah prosedur untuk mengatasi sumbatan tuba akibat hidrosalping. Pada salpingostomi, dibuat lubang kecil pada tuba di area dekat ovarium. Kemudian, cairan akan keluar sehingga tuba dapat berfungsi kembali. Namun, ada risiko terbentuk jaringan parut setelah operasi. Ini dapat kembali menyumbat tuba falopii di kemudian hari.
- Fimbrioplasti. Ini adalah prosedur bedah lain yang dapat dilakukan bersamaan dengan salpingostomi. Selain menghilangkan pemyumbatan, dokter juga merekonstruksi fimbriae. Prosedur ini hanya baik pada kasus dengan kerusakan tuba yang minimal. Risiko yang mungkin terjadi pasca tindakan adalah kehamilan ektopik.
Pada kasus di mana tuba falopii rusak parah, perlu dilakukan operasi pengangkatan tuba atau disebut salpingektomi. Ini adalah pilihan terbaik karena tuba yang rusak dapat menurunkan angka keberhasilan kehamilan, baik alami maupun melalui program bayi tabung. Pasca salpingektomi, wanita dapat menjalani program bayi tabung.
Pada prinsipnya, operasi untuk membuka sumbatan tuba sangatlah kompleks dan tidak ada jaminan akan 100 persen efektif. Sekali lagi, prosedur ini dapat menyebabkan perlengketan, fibrosis tuba, dan risiko terbesarnya adalah kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan itu sendiri adalah kondisi serius yang bersifat gawat darurat.
Karena berbagai alasan inilah, program bayi tabung menjadi pilihan pengobatan (treatment of choice) pada kasus sumbatan tuba bilateral (di kedua sisi) dan kasus-kasus sumbatan tuba lain yang diprediksi akan sulit untuk dikoreksi. Dan karena tingkat keberhasilan program bayi tabung telah meningkat selama dekade terakhir, program bayi tabung telah menjadi “pengobatan” utama untuk infertilitas wanita akibat kelainan tuba.
Ketimbang mencoba memperbaiki kelainan pada tuba, dokter lebih memilih untuk menghindari pembedahan pada tuba. Tingkat keberhasilan program bayi tabung pada kasus-kasus ini umumnya baik selama wanita di bawah usia 39 tahun dan tidak ada penyebab infertilitas lainnya.
Penutup
Saluran tuba falopii yang tersumbat dapat menyebabkan infertilitas. Meski demikian, peluang untuk hamil masih ada. Secara umum, Anda bisa hamil secara alami atau melalui inseminasi buatan bila salah satu tuba masih terbuka. Namun, bila kedua saluran tersumbat, program bayi tabung adalah pilihan utama untuk mencapai kehamilan. Pada sebagian kasus, operasi untuk mengoreksi sumbatan tuba dapat menghilangkan penyumbatan dan meningkatkan kesuburan. Namun demikian, perlu diingat bahwa ada risiko terjadinya kehamilan ektopik, yang sifatnya serius dan berbahaya.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh Dr. Fiona Amelia, MPH
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Ambildhuke K, Pajai S, Chimegave A, Mundhada R, Kabra P. A Review of Tubal Factors Affecting Fertility and its Management. Cureus. 2022 Nov 1;14(11).
- Practice Committee of the American Society for Reproductive Medicine. Role of tubal surgery in the era of assisted reproductive technology: a committee opinion. Fertility and Sterility. 2021 May 1;115(5):1143-50.
- Tulandi T. Female infertility: reproductive surgery. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2024.