Kelainan Tuba dan Rahim yang Sering Ditemukan pada Pemeriksaan HSG

Kelainan Tuba dan Rahim yang Sering Ditemukan pada Pemeriksaan HSG

Histerosalpingografi (HSG) adalah prosedur radiologi rawat jalan untuk mengevaluasi rongga rahim dan ada tidaknya sumbatan pada saluran telur. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan sebagai bagian dari evaluasi infertilitas. 

Histerosalpingografi (HSG) adalah prosedur radiologi yang dilakukan untuk melihat bagian dalam rahim dan patensi tuba falopii (ada tidaknya sumbatan pada saluran telur). Prosedur ini biasanya merupakan tindak lanjut dari evaluasi penyebab infertilitas pada wanita setelah dilakukannya pemeriksaan ultrasonografi (USG) panggul. Pada prosedur HSG, zat kontras disuntikkan ke dalam rahim dan selanjutnya divisualisasikan dengan sinar X

tuba

Dalam kondisi normal, tuba falopii akan tampak sebagai garis tipis dan halus yang melebar di bagian ampula. Prosedur ini juga bermanfaat untuk mengevaluasi kelainan di dalam rongga rahim. Temuan-temuan abnormal dari HSG ditindaklanjuti melalui prosedur histeroskopi untuk memastikan dan bila mungkin, mengatasi kelainan yang ada.

Prosedur HSG biasanya dilakukan pada hari ke-6 hingga ke-11 dari hari pertama haid untuk menghindari kemungkinan adanya kehamilan dan perdarahan haid.

Baca juga: Kenali HSG, Tujuan, Risiko dan Alternatifnya


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Kelainan-kelainan yang umum ditemukan pada prosedur HSG

Pada prosedur HSG, sebuah selang tipis dimasukkan melalui vagina dan leher rahim. Kemudian, dilakukan penyuntikkan zat kontras ke dalam rahim melalui selang tersebut. Selanjutnya, rangkaian foto sinar X atau fluoroskopi, akan mengikuti zat kontras yang bergerak ke dalam rahim dan kemudian ke dalam saluran tuba. Zat kontras ini akan tampak putih pada layar. 

Bila ada kelainan pada dinding rahim maupun bentuk rahim, akan tergambar. Bila tuba falopii terbuka, maka zat kontras akan mengisi bagian tersebut secara bertahap. Zat kontras kemudian “tumpah” ke dalam rongga panggul, tempat tubuh menyerapnya. Pola pengisian dan keluarnya zat kontras ini akan memberi informasi ada tidaknya kelainan pada rahim dan tuba falopii. 

Berikut ini adalah beberapa kelainan pada tuba falopii dan rahim, yang umum ditemukan melalui prosedur HSG.

A. Kelainan pada tuba falopii

Kelainan tuba yang diamati pada HSG dapat bersifat bawaan, akibat spasme (kontraksi), oklusi (sumbatan), atau infeksi.

  • Sumbatan tuba. Adanya sumbatan pada tuba dikonfirmasi dengan tidak adanya atau hanya sebagian tuba falopii yang terisi oleh zat kontras. Penyebab tersering sumbatan tuba, yakni penyakit radang panggul, riwayat kehamilan ektopik, dan endometriosis.   
  • Hidrosalping. Kelainan ini diartikan sebagai pelebaran tuba falopii akibat terisi cairan, dan paling sering disebabkan oleh adhesi perituba. Pada HSG kasus hidrosalping, tuba falopii terisi kontras dan melebar, namun tanpa adanya “tumpahan/spill” ke dalam rongga panggul.
  • Adhesi (perlengketan) perituba. Pada HSG yang 
  • normal, zat kontras akan tertumpah secara bebas dari saluran tuba ke dalam rongga panggul. Pada kasus adhesi perituba, tumpahan tampak sebagai sebuah lokus kontras (area putih tak beraturan) yang dekat dengan ujung ampula tuba. Ini merupakan tempat tersering ditemukannya adhesi perituba.
blocked tube

B. Kelainan pada rahim

Kelainan pada rahim melalui prosedur HSG secara umum dibagi menjadi 2:

  • Defek pengisian rahim

Kemungkinan penyebab adanya defek pengisian rahim oleh zat kontras, mencakup polip, hiperplasia endometrium (penebalan dinding rahim), mioma, adanya perlengketan dinding rahim, dan rahim berseptum.

  1. Polip endometrium. Defek pengisian pada kelainan ini tampak jelas dan paling kelihatan di fase pengisian awal. Polip kecil dapat tidak tampak bila zat kontras betul-betul meregangkan rongga rahim. Selain itu pada HSG, polip bisa sulit dibedakan dari mioma sehingga perlu diperiksa lebih lanjut melalui SIS (saline infusion sonohysterography) atau histeroskopi.
  2. Mioma rahim. Pada HSG, mioma submukosa tampak sebagai defek pengisian yang juga dapat memperbesar rongga rahim. Akibatnya, mioma berukuran kecil mungkin tidak terlihat. Pada kasus yang jarang, mioma dapat menutupi sebagian tuba falopii sehingga zat kontras tampak tidak mengisi tuba.
  3. Adhesi rahim. Perlengkatan ini kerap disebabkan oleh riwayat cedera pada rongga rahim, seperti akibat kuret atau infeksi. Biasanya, HSG menunjukkan kontur rahim yang terdistorsi dengan defek pengisian yang tidak teratur. Pada wanita dengan sindrom Asherman (adhesi rahim disertai dengan tidak adanya haid dan infertilitas), rongga rahim dapat tersumbat sebagian atau seluruhnya oleh adhesi. 
  4. Rahim berseptum. Adanya septum atau dinding pembatas di tengah rahim merupakan sebuah kelainan. Kondisi ini dapat menyebabkan keguguran, namun dapat diperbaiki melalui histeroskopi operatif. 
  • Kelainan kontur rahim

Kelainan kontur rahim mencakup segala jenis kelainan pada kontur dinding rahim maupun bentuk rahim. Beberapa penyebabnya antara lain:

  1. Adenomiosis. Ini merupakan kelainan di mana kelenjar endometrium muncul di dalam lapisan otot rahim (miometrium). Akibatnya lapisan otot rahim membesar dan menebal. Pada HSG, adenomiosis tampak sebagai rongga yang membesar dengan kumpulan kantong zat kontras yang melampaui batas lapisan endometrium normal. Dengan demikian, zat kontras tampak mengisi hingga ke lapisan miometrium. Adenomiosis dapat tampak difus (merata) atau fokal (hanya di beberapa tempat). 
  2. Kelainan bawaan rahim. Kelainan bawaan rahim timbul dari kelainan pada duktus Muller yang merupakan cikal bakal saluran reproduksi wanita. mengidentifikasi berbagai jenis kelainan bentuk rahim bawaan, di antaranya uterus unikornis (kiri), uterus bikornuata (tengah), dan uterus arkuata (kanan). Meski demikian, untuk memastikan diagnosis kelainan-kelainan ini, diperlukan visualisasi kontur luar rahim yang lebih baik dilihat melalui pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI).
  3. Paparan diethylstilbestrol (DES). Pada HSG, rahim yang terpapar estrogen sintetis DES tampak sebagai “konfigurasi bentuk T” pada sepertiga kasus. Tampilan huruf T ini disebabkan oleh segmen atas rahim yang memendek.

Akurasi diagnostik dari prosedur HSG

Akurasi hasil pemeriksaan HSG dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kelainan yang mendasari, keterampilan dan pengalaman dokter yang melakukan prosedur dan menginterpretasi hasil, serta standar yang digunakan untuk memvalidasi hasil HSG. Pada dasarnya, prosedur ini paling bermanfaat untuk menilai sumbatan tuba.

Studi menemukan bahwa pada kasus sumbatan tuba, dibanding modalitas pemeriksaan lain, HSG memberikan akurasi hingga 90 persen. Berbeda dengan kasus kelainan rahim, akurasi pemeriksaan HSG hanya sebesar 70 persen sehingga temuan perlu dikonfirmasi lebih lanjut menggunakan modalitas pemeriksaan lainnya.

Penutup

Histerosalpingografi (HSG) adalah prosedur diagnostik non-invasif dan relatif berbiaya rendah ketimbang laparoskopi dan modalitas lainnya. Hingga kini, HSG masih diakui cukup akurat dalam mendiagnosis kelainan pada saluran reproduksi wanita. Bila HSG menunjukkan adanya sumbatan tuba atau kelainan rahim, dokter mungkin menyarankan prosedur tambahan seperti histeroskopi (teropong rahim) atau laparoskopi untuk memastikan diagnosis sekaligus mengatasi masalahnya.

Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last reviewed April 2023]. FAQ143. Hysterosalpingography. URL: https://www.acog.org/womens-health/faqs/hysterosalpingography#:~:text=Hysterosalpingography%20(HSG)%20is%20an%20X,a%20normal%20size%20and%20shape.
  • American Society of Reproductive Medicine. Hysterosalpingogram (HSG). [Revised 2015]. URL: https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/hysterosalpingogram-hsg/.
  • Banotra P, Ahmad Z. Diagnostic accuracy of hysterosalpingography and laparoscopy in tubal patency. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology. 2022 Feb 1;11(2):543-7.
  • Lee SI, Kilcoyne A. Hysterosalpingography. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  • Mayer C, Deedwania P. Hysterosalpingogram. [Updated 2022 Jan 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572146/
  • Radiology Info. Hysterosalpingography. [Last reviewed 2019 Nov 25). URL: https://www.radiologyinfo.org/en/info/hysterosalp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji