Hampir Mirip, Ini 3 Perbedaan PCO dan PCOS yang Harus Diketahui!

perbedaan PCO dan PCOS

Terdengar mirip namun terdapat perbedaan PCO dan PCOS. Jika PCO disebut sebagai kista ovarium sedangkan PCOS merupakan gangguan hormonal yang terjadi pada wanita.

Organ reproduksi merupakan salah satu organ yang memiliki masalah kesehatan yang cukup kompleks. Sejumlah masalah kesehatan yang mungkin dialami wanita di antaranya PCO dan PCOS. Kedua masalah kesehatan tersebut memang memiliki nama yang cukup mirip namun nyatanya keduanya berbeda.

Apa Itu PCO dan PCOS?

PCO atau polycystic ovaries adalah terdapat banyak sel telur yang menempel pada dinding ovarium. Kondisi ini disebut sebagai kista ovarium. Kista ovarium adalah kantung berisi cairan, yang merupakan sel telur yang belum matang.

Umumnya, seorang wanita akan memiliki satu buah kista selama hidupnya. Pada wanita yang mengalami PCO akan memiliki lebih dari kista pada tubuhnya.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Terdapat beberapa tipe kista yang biasanya dialami wanita, seperti:

  • Dermoid cyst, merupakan sejenis kantung kecil yang tumbuh dan berisi rambut, lemak, serta jaringan lainnya.
  • Cystadenomas, merupakan sel yang bersifat non kanker yang tumbuh pada bagian luar dinding ovarium.
  • Endometriomas, merupakan jaringan yang tumbuh di luar rahim dan membentuk kista.

Berbeda dengan PCO, PCOS atau polycystic ovary syndrome merupakan gangguan hormonal yang menyebabkan sel telur sulit matang pada wanita.

Sel telur yang tidak matang ini gagal dilepaskan ovarium menuju rahim, akibatnya terjadi penumpukan dalam ovarium. Kondisi ini yang membuat tidak terjadinya ovulasi. Jika tidak segera ditangani, PCOS bisa menyebabkan wanita sulit hamil.

Menurut jurnal yang diterbitkan Human Reproduction Oxford, terdapat 2,2% hingga 26,7% wanita yang mengalami kondisi ini berusia 15 -44 tahun. 

Perbedaan PCO dan PCOS

Selain pengertian dan penyebabnya, PCO dan PCOS memiliki beberapa perbedaan lainnya, seperti:

1. Penyebab

Umumnya, kista terbentuk secara alami yang menjadi bagian dari siklus menstruasi, kondisi ini disebut kista fungsional atau kista folikel yang sifatnya tidak berbahaya.

Namun, ada juga beberapa jenis kista yang sifatnya berbahaya sehingga memiliki potensi berkembang menjadi kanker.

Beberapa faktor risiko yang memungkinkan menjadi penyebab PCO, seperti gangguan hormonal, endometriosis, infeksi panggul, memiliki riwayat kista ovarium, hingga kehamilan.

Sedangkan PCOS sendiri belum diketahui penyebab pastinya. Namun, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, seperti

  • Hormon androgen (hormon laki-laki) yang berlebihan.
  • Obesitas atau berat badan berlebihan.
  • Insulin yang berlebihan sehingga menyebabkan produksi hormon androgen meningkat.
  • Terjadinya peradangan dengan dapat memicu PCOS.
  • Faktor genetik.

2. Gejala PCO

Gejala atau ciri-ciri PCO biasanya tidak muncul secara jelas dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika ukuran kista ovarium membesar, gejala yang mungkin muncul seperti:

  • Nyeri panggul atau nyeri pada area perut bagian bawah.
  • Perut terasa kembung.
  • Perut terasa penuh atau lebih berat.
  • Nyeri setelah berhubungan suami istri.
  • Nyeri pada area panggul ketika bergerak.
  • Nyeri haid.

Sedangkan pada wanita yang mengalami PCOS biasanya mengalami gejala atau ciri-ciri, seperti:

  • Haid tidak teratur.
  • Tumbuhnya rambut berlebihan pada area dada, perut, punggung akibat hormon androgen yang berlebihan.
  • Muncul jerawat dan kulit berminyak.
  • Kulit semakin gelap.
  • Obesitas atau berat badan berlebihan.

3. Pengobatan

Pada dasarnya, PCO bersifat non kanker dan tidak berbahaya, bahkan PCO bisa menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Meski begitu, bukan tidak mungkin kista ovarium berkembang dan menimbulkan gejala yang bisa menganggu penderitanya.

Jika diperlukan pengobatan, harus disesuaikan berdasarkan penyebab, jenis, gejala, hingga usia wanita yang menderitanya.

Beberapa jenis pengobatan ini bisa dilakukan oleh wanita yang mengalami PCO, antara lain:

  • Melakukan konsultasi ke dokter untuk menngetahui perkembangan kista. Pasalnya, beberapa jenis kista bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan.
  • Menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB untuk mencegah tumbuhnya kista berulang.
  • Melakukan tindakan pembedahan jika kista memiliki ukuran yang cukup besar.
Olahraga

Hampir sama dengan PCO, pengobatan PCOS disesuaikan dengan gejala yang dialami serta yang menjadi penyebabnya. Beberapa jenis pengobatan PCOS yang direkomendasikan dokter, antara lain:

  • Penerapan gaya hidup sehat untuk menjaga berat badan ideal, seperti mengonsumsi makanan sehat dan olahraga yang teratur.
  • Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatur siklus menstruasi.

Perlu diketahui kedua gangguan reproduksi tersebut memiliki kondisi yang berbeda. PCO tidak dikategorikan sebagai penyakit tetapi merupakan kondisi umum ovarium yang mungkin dialami wanita.

Kondisi ovarium merupakan kondisi kista yang sifatnya tidak berbahaya. Sedangkan PCOS merupakan kondisi tubuh yang mengalami ketidakseimbangan hormon sehingga memengaruhi metabolisme.

Jika Anda merencanakan program hamil dan mengalami kedua masalah reproduksi tersebut, Anda harus melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusinya. Untuk mendapatkan diagnosis serupa, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan dan memberikan perawatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi, gejala, serta penyebabnya.

cheer

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, kami memiliki layanan untuk pemeriksaan Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda!

Toksoplasmosis bisa menyebabkan masalah pada kehamilan. Segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat!

  1. Beigi RH. Patient education: avoiding infections in pregnancy (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.

  2. Centers for Disease Control and Prevention (3 September 2020). Toxoplasmosis FAQs. URL: https://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/gen_info/faqs.html.

  3. Centers for Disease Control and Prevention (4 September 2020). Toxoplasmosis & pregnancy FAQs. URL: https://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/gen_info/pregnant.html

  4. Mayo Clinic. (13 Oktober 2020). Toxoplasmosis. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/toxoplasmosis/symptoms-causes/syc-20356249#:~:text=Toxoplasmosis%20(tok%2Dso%2Dplaz,to%2Dchild%20transmission%20during%20pregnancy

  5. Pearson RD. Toxoplasmosis. In: MSD Manual Professional Version. URL: https://www.msdmanuals.com/professional/infectious-diseases/extraintestinal-protozoa/toxoplasmosis.

  6. Petersen E. Toxoplasmosis: acute systemic disease. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.

  7. Petersen E, Mandelbrot L. Toxoplasmosis and pregnancy. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.

  8. Robert-Gangneux F, Dardé ML. Epidemiology of and diagnostic strategies for toxoplasmosis [published correction appears in Clin Microbiol Rev. 2012 Jul;25(3):583]. Clin Microbiol Rev. 2012;25(2):264-296. doi:10.1128/CMR.05013-11.

Avatar photo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji