Apa Itu Displasia Serviks? Kondisi yang Perlu Diketahui Wanita

displasia-serviks

Ditinjau secara medis oleh dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG - K(FER)
Spesialis Obgyn


Ditulis oleh dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG - K(FER) · Tanggal diperbarui 09/01/2023

Displasia serviks umumnya dialami oleh wanita berusia 18 – 30 tahun. Namun, wanita di luar rentang usia tersebut juga tetap bisa mengalami kondisi tersebut. 

Displasia serviks ini ditandai dengan adanya perubahan bentuk serta ukuran sel sehat pada jaringan serviks yang abnormal. Pada prinsipnya, perubahan ini tidak bersifat ganas atau berubah menjadi kanker.

Sayangnya, jika kondisi tersebut tidak segera diatasi maka dapat meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker serviks. Kondisi ini biasanya diketahui data pemeriksaan pap smear.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Penyebab Displasia Serviks

Displasia serviks merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat adanya infeksi virus human papillomavirus (HPV). Virus ini ditularkan melalui kontak kulit atau aktivitas seksual. 

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita dapat mengalami displasia serviks, seperti:

  • Sudah melakukan hubungan seks atau pernah melahirkan sebelum usia 18 tahun.
  • Sering berhubungan seks dengan berganti pasangan.
  • Berhubungan seks tidak menggunakan kondom.
  • Memiliki daya tahan tubuh lemah.
  • Pernah memiliki riwayat transplantasi organ.
  • Perokok aktif atau pasif (sering terpapar asap rokok).
  • Memiliki riwayat infeksi menular seksual.

Cara Mendeteksi Displasia Serviks

Displasia serviks jarang menimbulkan gejala yang khas. Namun kondisi ini umumnya terdeteksi saat pemeriksaan pap smear. Biasanya, pemeriksaan ini menjadi salah satu pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter.

Pap smear adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mengecek kondisi pada sel dan jaringan di sekitar serviks atau mulut rahim. Pap smear sendiri dilakukan sebagai salah satu pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kanker rahim.

Baca Juga : Fungsi Serviks

Cara lain untuk mendeteksi displangsia serviks adalah dengan melakukan kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mendeteksi bagian dalam vagina dan serviks. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan teropong khusus yang disebut kolposkop.

Apakah Displasia Serviks Memengaruhi Kesuburan?

Jika kondisi displasia serviks masuk ke dalam kategori ringan maka ada kemungkinan tidak memengaruhi kesuburan. Namun jika terdapat dysplasia kategori berat maka bisa memengaruhi kondisi kesuburan Anda.

Sebaiknya, konsultasikan kepada dokter apakah kondisi ini bisa memengaruhi kesuburan terutama untuk Anda yang sedang menjalani program hamil.

Cara Mengobati Displasia Serviks

Displasia serviks dapat diatasi sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Jika displasia ringan dialami oleh wanita yang berusia muda maka biasanya proses penanganan dilakukan dengan melakukan pemantauan berkala. Pemantauan berkala ini dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan rutin seperti pap smear rutin.

Baca Juga : Polip Rahim

Namun jika kondisi displasia serviks ringan dialami oleh wanita berusia lebih tua maka kondisi ini perlu dipantau secara berkala setiap 2 tahun. 

Tindakan lanjutan akan dipertimbangkan jika displasia ringan berkembang menjadi skala sedang maupun berat atau disertai dengan kondisi lain.

Kondisi displasia serviks dapat diatasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks maka dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:

  • Bedah laser

Tindakan bedah laser merupakan prosedur yang dilakukan untuk membakar atau membuang jaringan abnormal pada area serviks yang memanfaatkan sinar laser.

  • Bedah beku

Bedah beku atau cryosurgery merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghancurkan atau membekukan sel-sel yang abnormal pada serviks dengan memanfaatkan nitrogen.

  • Kauterisasi

Kauterisasi dikenal juga sebagai bedah listrik dengan membakar untuk mengangkat jaringan abnormal pada serviks. Prosedur ini mirip dengan bedah laser namun terdapat perbedaan yakni tindakan kauterisasi memanfaatkan aliran listrik.

  • Operasi serviks

Tindakan operasi dilakukan untuk membuang jaringan abnormal pada serviks. Prosedur ini merupakan tindakan bedah konvensional yang diikuti dengan pemeriksaan biopsi.

  • Histerektomi

Histerektomi merupakan prosedur yang dilakukan untuk mengangkat rahim. Namun pada kasus displasia serviks, prosedur ini dilakukan apabila kondisi sel kanker sudah menyebar ke rahim atau telah berkembang menjadi kanker.

Cara Mencegah Displasia Serviks

Jika Anda ingin menghindari displasia serviks maka salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dengan melakukan vaksin HPV. Vaksin ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi virus human papillomavirus (HPV).

Selain itu, jika Anda aktif dalam aktivitas seksual maka perlu melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin serta berhubungan menggunakan kondom agar lebih aman.

Cara lainnya untuk mencegah displasia serviks adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga pola makan bergizi serta berhenti dari kebiasaan merokok.

Tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan secara rutin agar kondisi displasia serviks dapat ditangani dengan tepat.

cheer

Jika Anda mengalami kondisi di atas, kami memiliki layanan yang tepat untuk pemeriksaan Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda.

Displasia serviks bisa diatasi sesuai kondisi tertentu. Jangan anggap remeh, segera lakukan pemeriksaan.

  • Cooper, D. B., McCathran, C. E. (2022). Cervical Dysplasia. NCBI Bookshelf.
  • Chan, C. K., et al. (2019). Human Papillomavirus Infection and Cervical Cancer: Epidemiology, Screening, and Vaccination-Review of Current Perspectives. J Oncol. 2019 Oct 10; 2019:3257939.
  • American Cancer Society. (2020). Treatment Options for Cervical Cancer, by Stage.
  • National Cancer Institute. Cervical Dysplasia.
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji