Mengenal Hamil Anggur, Ini Gejala yang Harus Kamu Ketahui!

hamil anggur

Hamil anggur salah satu kehamilan yang terjadi karena pembentukan plasenta yang berkembang tidak normal. Meski jarang terjadi, terdapat beberapa faktor risiko yang memengaruhi kondisi ini. Lantas, bagaimana cara mengetahui gejalanya?

Apa Itu Hamil Anggur?

Pernahkah Anda mendengar istilah hamil anggur? Kondisi ini bukan berarti seorang wanita mengandung buah anggur Bunda, hamil anggur adalah istilah yang merujuk pada komplikasi kehamilan yang ditandai dengan pertumbuhan kista di dalam rahim sehingga membentuk seperti buah anggur.

Hamil anggur atau yang dikenal juga dengan mola hidatidosa ini tergolong sebagai penyakit trofoblas gestasional. Hamil anggur terbagi menjadi dua jenis, yakni lengkap dan parsial atau sebagian.

Hamil anggur lengkap adalah kondisi di mana tidak ada jaringan plasenta yang tumbuh di dalam rahim sehingga tidak ada tanda-tanda perkembangan janin sama sekali.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Sedangkan hamil anggur parsial atau sebagian merupakan kondisi di mana terdapat jaringan plasenta dan beberapa jaringan janin. Namun, jaringan janin tidak lengkap dan tidak dapat berkembang.

BACA JUGA : Plasenta Akreta, Saat Ari-Ari Tumbuh Terlalu Dalam

Umumnya, wanita yang mengalami kondisi kondisi ini tetap menunjukkan hasil positif pada alat test pack dan mengalami gejala hamil yang normal. Namun, bukan janin yang berkembang justru pertumbuhan jaringan abnormal atau yang disebut kista. Mola hidatidosa juga kerap disebut hamil palsu.

Ciri-Ciri Hamil Anggur

Hamil anggur memiliki tanda kehamilan yang umum dialami wanita. Namun, terdapat beberapa tanda-tanda atau gejala yang harus Anda ketahui.

  • Mual hingga muntah yang parah.
  • Nyeri panggul.
  • Pendarahan pada trimester pertama.
  • Tingkat HCG tinggi.
  • Tidak ada detak jantung atau gerakan janin.
  • Keluarnya cairan flek berwarna cokelat disertai gumpalan yang keluar seperti anggur dari vagina.
  • Salah satu ciri fisik hamil anggur yang dapat diketahui ukuran perut terlihat membesar melebihi usia kehamilan.

Jika tanda-tanda yang dialami tidak terdeteksi sebagai hamil palsu namun jika Anda mengalami keguguran pada 20 minggu pertama tanpa penyebab yang pasti, hal ini sering dikaitkan dengan hamil anggur.

Jika Anda memiliki beberapa gejala tersebut, Anda bisa segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

Penyebab Hamil Anggur

Mola hidatidosa disebabkan oleh sel telur yang dibuahi secara tidak normal. Sel manusia umumnya terbentuk dari 46 kromosom lengkap, yakni 23 kromosom dari sel telur Ibu dan 23 kromosom dari sperma Ayah.

Pada kehamilan anggur lengkap, sel telur kosong dibuahi oleh satu atau dua sperma, dan semua materi genetik berasal dari ayah. Dalam situasi ini, kromosom dari sel telur ibu hilang atau tidak aktif dan kromosom ayah diduplikasi. Hal ini yang menyebabkan tumbuhnya tumor jinak yang berisi cairan (kista) di dalam rahim sehingga disebut sebagai hamil anggur.

Sementara itu, pada kehamilan anggur parsial, kromosom ibu tetap ada tetapi ayah menyediakan dua set kromosom. Akibatnya, embrio memiliki 69 kromosom, bukan 46. Ini paling sering terjadi ketika dua sperma membuahi sel telur, menghasilkan salinan tambahan materi genetik sang ayah.

usg abdomen kehamilan

Siapa Saja yang Memiliki Risiko Hamil Anggur?

Kondisi hamil anggur merupakan suatu kondisi yang jarang terjadi. sekitar 1 dari 1.000 kehamilan didiagnosa sebagai kehamilan mola. Terdapat beberapa faktor risiko wanita mengalami mola hidatidosa.

Usia

Usia wanita saat hamil dapat memengaruhi kondisi ini. Wanita yang hamil pada usia lebih dari 35 tahun atau wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun akan memiliki risiko mengalami kondisi ini

Pernah mengalami hamil anggur sebelumnya

Jika Anda pernah mengalami kehamilan mola, kemungkinan besar Anda akan mengalami lagi hal yang sama. Meski begitu, kehamilan anggur berulang ini terjadi sekitar 1 dari 100 wanita.

Pernah keguguran

Wanita yang pernah keguguran sebelumnya juga memiliki risiko mengalami hamil anggur di kemudian hari.

Kekurangan asupan karoten

Wanita yang kekurangan nutrisi asupan karoten juga bisa memiliki risiko mengalami mola hidatidosa. Nutrisi asupan karoten biasanya ditemui dalam buah dan sayuran berwarna orange.

Cara Diagnosis Hamil Anggur

Sebagian besar kehamilan mola didiagnosis pada trimester pertama. Kondisi ini dapat ditemukan ketika detak jantung tidak terdeteksi dalam 12 minggu, tetapi ini juga dapat terjadi pada keguguran yang terlewat.

Cara diagnosis biasanya dilakukan dengan tindakan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui ada tidaknya embrio atau janin, untuk mengetahui plasenta kistik yang memenuhi rahim.

Selain itu, cara diagnosis kondisi ini dapat diketahui melalui pemeriksaan hormon kehamilan. Dokter akan melakukan pemeriksaan kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Pasalnya, wanita yang mengalami hamil anggur memiliki kadar hCG yang tinggi.

Risiko Komplikasi

Terdapat beberapa risiko komplikasi bagi wanita yang mengalami mola hidatidosa.

Persistent GTD

Meskipun jaringan abnormal telah dikeluarkan melalui proses kuret namun masih ada kemungkinan yang tertinggal di dalam rongga rahim. Biasanya, sel-sel yang tertinggal dapat hilang dengan sendirinya namun jika tidak maka dapat menyebabkan kondisi yang dinamakan persistent GTD (gestational trophoblastic disease).

Persistent GTD memiliki risiko menyebar ke organ lain. Jika persistent GTD menyebar ke organ lain, kondisi bisa didiagnosis sebagai kanker.

Preeklampsia

Salah satu risiko komplikasi bagi wanita yang mengalami mola hidatidosa adalah preeklampsia. Preeklampsia dapat terjadi akibat zat-zat tertentu di dalam tubuh yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kondisi dara tinggi pada saat hamil adalah salah satu tanda preeklampsia.

Cara Pengobatan Hamil Anggur

Bagi beberapa wanita yang mengalami mola hidatidosa akan mengalami keguguran pada awal kehamilan. Kondisi ini akan mengeluarkan jaringan yang berbentuk seperti gumpalan-gumpalan menyerupai buah anggur.

Langkah pengobatan yang akan dilakukan dokter melalui beberapa prosedur sebagai berikut.

Kuret

Melalui proses kuret, dokter akan mengangkat jaringan abnormal dengan melebarkan serviks. Selanjutnya, dokter akan mengangkat jaringan abnormal yang terdapat pada rahim Anda.

Langkah selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan kadar hCG untuk memastikan apakah jaringan abnormal mola hidatidosa sudah terangkat sepenuhnya atau belum.

Baca Juga: Miom Rahim: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Histerektomi

Histerektomi merupakan proses pembedahan untuk mengangkat rahim. Prosedur ini ditujukan bagi Anda yang tidak memiliki rencana untuk memiliki keturunan, Anda bisa memilih opsi ini.

Prosedur ini dilakukan bagi wanita yang memiliki masalah kesehatan sehingga mengharuskan untuk diangkat rahimnya.

Kesimpulan

Hamil anggur memang menunjukkan hasil positif pada alat test pack. Namun, agar Anda tidak salah memahaminya jika Anda mengalami ciri-ciri di atas, bisa jadi kehamilan tersebut merupakan hamil anggur. Pastikan untuk tidak melakukan diagnosis sendiri melainkan lakukan konsultasi pada ahlinya.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Lurain, John R. Gestational trophoblastic disease I: epidemiology, pathology, clinical presentation and diagnosis of gestational trophoblastic disease, and management of hydatidiform mole. Volume 203, Issue 6, P531-539, December 01, 2010. 
  2. Cavaliere, Alessandro; Ermito, Santina, Dinatale, Angela; Pedata, Rosa. J Prenat Med. 2009 Jan-Mar; 3(1): 15–17. URL.
  3. Al-Talib, Ayman A. Clinical presentation and treatment outcome of molar pregnancy: Ten years experience at a Tertiary Care Hospital in Dammam, Saudi Arabia. Year : 2016  |  Volume : 23  |  Issue : 3  |  Page : 161-165. 
  4. Carey L, Nash BM, Wright DC. Molecular genetic studies of complete hydatidiform moles. Transl Pediatr. 2015;4(2):181-188.
dr. beeleonie
Latest posts by dr. Beeleonie, BMedSc, Sp.OG - K(FER) (see all)
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari terakhir untuk hemat 11%
Checkout Sekarang

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji