Beranda » BLOG » Infertilitas » Mengenal Penyakit Autoimun, Apakah Memengaruhi Kesuburan?
Mengenal Penyakit Autoimun, Apakah Memengaruhi Kesuburan?
Pernahkah Anda mendengar penyakit autoimun? Meski banyak yang belum mengetahui mengenai penyakit ini, namun jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kondisi serius, mulai dari kerusakan organ hingga kematian. Ada 80 jenis penyakit autoimun yang menyerang tubuh. Namun, apakah penyakit autoimun pengaruhi kesuburan? Simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Penyakit Autoimun?
Penyakit autoimun adalah kondisi di mana kondisi kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya bertugas melawan virus, bakteri, dan benda asing lainnya gagal menjalankan fungsinya dan justru menimbulkan penyakit.
Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala serupa, seperti kelelahan, demam, dan nyeri otot. Penyakit autoimun terbagi menjadi dua kategori, yakni penyakit autoimun sistemik dan organ spesifik.
Penyakit autoimun sistemik adalah kondisi di mana penyakit ini menyerang seluruh organ tubuh, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Tanya Ferly tentang Promil?
Penyakit autoimun organ spesifik yakni kondisi yang menyerang pada satu organ tubuh saja.
Gejala Penyakit Autoimun
Terdapat beberapa gejala umum yang dialami penderita autoimun, seperti:
- Demam
- Kelelahan
- Otot terasa pegal
- Ruam pada kulit
- Pegal otot
- Rambut rontok
- Sulit konsentrasi
- Tangan dan kaki terasa kesemutan
Meski gejala tersebut cukup umum namun nyatanya autoimun bisa menimbulkan gejala-gejala khusus.
Penyebab Penyakit Autoimun
Meski banyaknya yang didiagnosis penyakit ini, sayangnya belum diketahui penyebab pasti penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini. Namun, terdapat beberapa faktor risiko seseorang bisa mengalami autoimun.
Keturunan
Salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah adanya faktor keturunan. Orang yang memiliki riwayat genetik keluarga memiliki autoimun memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan ini. Meski tidak semua mengalaminya.
Lingkungan
Selain faktor genetik, faktor lain yang memengaruhi kondisi kekebalan Anda adalah faktor lingkungan lingkungan. Faktor lingkungan yang bisa memicu kondisi ini, seperti paparan zat kimia beracun, merokok, hingga pola makan yang tidak sehat.
Infeksi
Penyakit ini juga bisa dipicu oleh adanya infeksi virus atau bakteri yang mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Jenis Penyakit Autoimun
Dari 80 jenis penyakit autoimun, berikut beberapa kelainan kekebalan tubuh yang paling umum dialami oleh penderitanya.
Lupus
Salah satu jenis autoimun yang paling umum dialami adalah systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang biasa juga disebut lupus. Lupus adalah kondisi di mana terbentuknya antibodi yang bisa menyerang seluruh organ tubuh.
Beberapa organ tubuh yang sering diserang seperti paru-paru, sendi, ginjal, kulit, pembuluh darah, sumsum tulang, hingga jaringan saraf.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 5 juta orang yang yang menderita penyakit lupus di seluruh dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan, penderita lupus sebagian besar dialami oleh wanita berusia produktif. Tidak sedikit, setiap tahunnya terdapat lebih dari 100 ribu penderita baru. Meski begitu, penyakit ini juga bisa dialami oleh anak-anak dan juga pria.
Dari sekitar 1.250.000 masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini, sayangnya sangat sedikit yang menyadari bahwa dirinya menderita lupus. Hal ini karena gejalanya pada setiap penderita berbeda-beda.
Gejala yang biasa dialami oleh penderita lupus, seperti: demam, nyeri sendi, nyeri otot, sariawan, kulit mengalami ruam, kulit pucat, hingga rambut rontok.
Jika tidak segera ditangani, hal ini bisa menyebabkan kerusakan organ vital seperti otak, ginjal, paru-paru, dan jantung.
Rheumatoid arthritis
Selain lupus, salah satu jenis autoimun yang sering ditemui adalah rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang persendian, terutama pada tangan.
Tidak hanya itu, serangan antibodi tersebut dapat menyebabkan nyeri pada sendi, peradangan, hingga pembengkakan. Peradangan yang parah bisa menimbulkan kerusakan pada organ lain, seperti paru-paru, kulit, dan mata.
Diabetes tipe 1
Jenis autoimun lainnya yang sering dialami adalah diabetes tipe 1. Penyakit ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel pankreas yang berfungsi untuk memproduksi insulin. Hal ini tentu dapat mengganggu produksi insulin sehingga kadar gula darah tidak dapat terkontrol oleh tubuh.
Jika tidak segera diatasi, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan pada mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, hingga otak.
Penderita diabetes tipe 1 akan diberikan suntikan insulin untuk menangani hal ini. Tidak hanya itu, penderitanya juga harus memantau kadar gula darah, menerapkan pola makan yang sehat, serta olahraga yang teratur.
Psoriasis
Psoriasis adalah kondisi di mana kulit mengalami produksi lebih cepat akibat sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Kondisi ini disebabkan oleh sel-T, salah satu sel darah yang terdapat dalam sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif. Berkumpulnya sel-T pada kulit tersebut yang membuat kulit tumbuh lebih cepat.
Gejala utama penyakit ini adalah terdapat bercak pada kulit yang bersisik serta pengelupasan kulit yang meninggalkan warna putih mengkilap.
Penyakit Autoimun dan Kesuburan
Meski tidak semua penyakit autoimun memengaruhi kesuburan, terdapat beberapa jenis autoimun yang berpengaruh terhadap kesuburan, seperti lupus, diabetes, dan tiroiditis.
Menurut jurnal yang diterbitkan dalam Journal of Immunology Research, kondisi kegagalan autoimun pada sistem reproduksi, baik secara reaksi maupun keseluruhan sistem kekebalan yang dapat menyerang antigen ovarian maka dapat memengaruhi kesuburan.
Jurnal lain yang diterbitkan Journal of Autoimmunity, menyebutkan jika autoimunitas dapat mempengaruhi semua tahap kesuburan, melalui kegagalan ovarium, kegagalan testis, kegagalan implantasi, dan keguguran.
Salah satu gangguan kesuburan yang bisa ditemukan adalah pada wanita penderita lupus. Pasalnya, wanita yang menderita lupus berada di usia produktif. Di mana kondisi ini dapat menyebabkan penderita lupus mengalami amenorea atau kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi secara abnormal. Selain itu, hal lain yang dialami wanita penderita lupus lainnya adalah menoragia atau kondisi pendarahan menstruasi yang berlebihan.
Obat-obatan yang dikonsumsi juga bisa memicu masalah kesuburan, seperti cyclophosphamide (CYC) yang bisa meningkatkan risiko kegagalan pembuahan sel telur dan bersifat genotoksik. Hingga penggunaan steroid dosis tinggi yang memberikan efek samping seperti gangguan menstruasi.
Apakah Penderita Autoimun Tetap Bisa Hamil?
Meski memengaruhi kondisi kesuburan, pada dasarnya penderita diabetes dan penderita lupus bisa menghasilkan keturunan namun ada syarat yang perlu dipenuhi. Bagi penderita diabetes yang merencanakan memiliki keturunan harus menjaga berat badan ideal dan mengendalikan kadar gula darah.
Pasalnya, jika kadar gula darah terkendali maka risiko masalah kesuburan juga menjadi lebih rendah. Sebaliknya, jika kadar gula darah tidak terkendali maka risiko masalah kesuburan pun tinggi.
Jika Anda didiagnosa lupus namun tetap ingin merencanakan kehamilan, sebaiknya Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis profesional mengenai kondisi ini.
Namun, perlu Anda ketahui jika penderita lupus yang tengah hamil memiliki risiko tinggi mengalami preeklamsia selama kehamilan.
Kesimpulan
Meski kondisi autoimun bisa memengaruhi kesuburan bukan berarti Anda tidak memiliki keturunan. Namun, alangkah baiknya jika Anda melakukan konsultasi mengenai kondisi Anda agar terapi dan pengobatan dengan konseling persiapan kehamilan dapat disesuaikan sehingga Anda tetap bisa hamil secara aman dan sehat.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- Situasi Lupus di Indonesia. Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI.
- Kikkatalo, Kadri Haller; Salumets, Andres; Uibo, Raivo. Review on Autoimmune Reactions in Female Infertility: Antibodies to Follicle Stimulating Hormone. Journal of Immunology Research, vol. 2012, Article ID 762541, 15 pages, 2012.
- Carp, Howard J A; Selmi, Carlo; Shoenfeld, Yehuda. The autoimmune bases of infertility and pregnancy loss. J Autoimmun. 2012 May;38(2-3): J266-74.
- Khizroeva, Jamilya; Nalli, Cecilia; Bitsadze, Victoria. Infertility in women with systemic autoimmune diseases. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab. 2019 Dec;33(6):101369.
- Nielsen, Philip Rising; Kragstrup, Tue Wenzel; Deleuran, Bent Winding. Infections as risk factor for autoimmune diseases – A nationwide study. J Autoimmune. 2016 Nov; 74:176-181.
Artikel Terkait:
- 5 Kelainan Sperma pada Pria yang Dapat Memengaruhi Kesuburan
- Kenali Infeksi Virus Hepatitis B yang Dapat…
- Faktor-faktor Lingkungan yang Dapat Memengaruhi Kesuburan
- Mengenal Penyakit Langka Empty Sella Syndrome, Bisa…
- Kutil Kelamin Pada Pria, Apakah Pengaruhi Kesuburan?
- Apakah Payudara Kecil Mempengaruhi Kesuburan? Mitos…
- Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit Radang Panggul
- 7 Penyakit Menular Seksual yang Bisa Dialami Pria…