6 Ciri-Ciri Kista Ovarium dan Pahami Gejalanya!

ciri ciri kista ovarium

Kista merupakan kantung berisi cairan di ovarium yang merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi wanita yang  sering ditemukan tanpa gejala. Kista ovarium biasanya bersifat jinak, sedang, hingga ganas. Ciri-ciri kista ovarium terkadang terlihat sepele sehingga jarang disadari oleh penderita.

Pada dasarnya, ovarium merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita yang terletak di perut bagian bawah di kedua sisi rahim. Wanita memiliki dua ovarium yang menghasilkan sel telur serta hormon estrogen dan progesteron. Kadang, kista ovarium ditemukan saat wanita memeriksakan dirinya akibat nyeri panggul yang dirasakan.

Baca Juga : Fungsi Ovarium dan Masalah yang Bisa Terjadi

Jenis Kista

Jenis kista ovarium terbagi dua, kista fungsional dan kista patologis. Kista fungsional merupakan jenis kista yang umum bersifat jinak, terbentuk selama siklus menstruasi. Sedangkan, kista patalogis merupakan kista yang disebabkan oleh sel yang tidak normal.

Kista Fungsional

Kista ovarium yang paling umum biasanya disebut kista fungsional yang terbentuk selama siklus menstruasi. Kista fungsional biasanya bersifat jinak, tidak berbahaya, dan bisa mengecil dengan sendirinya. Berikut jenis-jenis kista fungsional.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Kista Folikel

Dalam siklus menstruasi normal, ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Telur tumbuh di dalam kantung kecil yang disebut folikel. Saat telur matang, folikel pecah untuk melepaskan telur. Kista folikel terbentuk ketika folikel tidak pecah untuk melepaskan sel telur. Hal ini menyebabkan folikel terus tumbuh menjadi kista. Kista folikel sering tidak memiliki gejala dan hilang dalam satu hingga tiga bulan.

Kista Korpus Luteum

Setelah folikel pecah dan melepaskan sel telur, kantung folikel yang kosong menyusut menjadi massa sel yang disebut korpus luteum. Corpus luteum membuat hormon untuk mempersiapkan telur untuk siklus menstruasi berikutnya. Kista korpus luteum terbentuk jika kantung tidak menyusut. Sebaliknya, kantung itu menutup kembali dirinya sendiri setelah telur dilepaskan, dan kemudian cairan menumpuk di dalamnya.

Kebanyakan kista korpus luteum hilang setelah beberapa minggu namun kista ovarium bisa tumbuh hingga hampir empat inci lebarnya. Mereka juga dapat menyebabkan pendarahan dan mengakibatkan rasa nyeri. Beberapa obat yang digunakan untuk menyebabkan ovulasi dapat meningkatkan risiko terkena kista ini.

Kista Patologis

Kista patologis disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal dan tidak berhubungan dengan siklus menstruasi. Mereka dapat berkembang sebelum dan sesudah menopause. Kista patologis berkembang dari sel yang digunakan untuk membuat telur atau sel yang menutupi bagian luar ovarium.

Kista patologis biasanya bisa pecah atau tumbuh sangat besar dan menghalangi suplai darah ke ovarium. Kista patologis biasanya non-kanker, tetapi sejumlah kecil bersifat kanker (ganas) dan sering diangkat melalui pembedahan.

Jenis-jenis kista patologis:

Endometrioma 

Endometrioma disebabkan oleh endometriosis. Endometriosis terjadi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim yang bukan tempatnya. Endometriosis ini dapat menyebabkan rasa sakit pada saat menstruasi

Dermoid 

Kista Dermoid berasal dari sel yang ada sejak lahir dan biasanya tidak menimbulkan gejala. Kista dermoid ini bersiftat seperti kanker.

Kistadenoma

Kistadenoma merupakan kantung yang diisi dengan cairan encer dan terkadang bisa tumbuh besar. Kista ini bersifat non-kanker yang berkembang di luar ovarium.

kista ovarium

Ciri – Ciri Kista Ovarium

Kista ovarium tidak menimbulkan ciri-ciri yang signifikan namun saat kista mulai tumbuh besar dan pecah maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman dengan ciri-ciri seperti:

  1. perut kembung atau bengkak
  2. buang air besar yang menyakitkan
  3. nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi
  4. hubungan intim yang menyakitkan
  5. nyeri di punggung bawah atau paha
  6. mual dan muntah

Gejala Kista Ovarium

Meski tidak ada tandanya gejala awal, namun kista ovarium bisa menyebabkan adanya tindakan darurat yang mengharuskan penderita memeriksakan diri ke dokter jika mengalami beberapa gejala:

  • nyeri panggul yang parah
  • demam
  • pusing hingga pingsan
  • pernapasan cepat

Penyebab Kista Ovarium

Dalam beberapa kasus, kista ovarium disebabkan oleh kondisi yang mendasar, seperti endometriosis dan sindrom ovarium pokilistik (PCOS).

Endometriosis terjadi ketika potongan-potongan jaringan yang melapisi rahim (endometrium) ditemukan di luar rahim di saluran tuba, ovarium, kandung kemih, usus, vagina atau rektum. Kista berisi darah terkadang dapat terbentuk di jaringan ini.

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah suatu kondisi yang menyebabkan banyak kista kecil yang tidak berbahaya berkembang di ovarium. Kista adalah folikel telur kecil yang tidak tumbuh hingga ovulasi dan disebabkan oleh perubahan kadar hormon.

Masalah hormonal. Jika penyebab kista ovarium adalah masalah hormonal, obat kesuburan clomiphene (Clomid) dapat membantu berovulasi dapat meningkatkan risiko kista.

Kehamilan. Kista yang terbentuk selama ovulasi mungkin tetap berada di ovarium selama hamil dan setelah hamil.

Infeksi panggul yang parah. Jika infeksi panggul ini dapat menyebar ke ovarium dapat menyebabkan kista.

Terkadang, dokter Anda menemukan kista selama pemeriksaan panggul. Mereka akan mengajukan pertanyaan tentang rasa nyeri Anda dan gejala lainnya.

Diagnosis Kista Ovarium

Untuk mendeteksi kista ovarium dilakukan pemeriksaan panggul secara rutin. Biasanya, pada saat pemeriksaan akan terlihat pembengkakan pada salah satu indung telur. Jika hal ini terjadi akan dilakukan diagnosis menggunakan USG (ultrasinography).

Diagnosis menggunakan USG digunakan untuk menghasilkan gambar organ internal. Hal ini juga membantu untuk menentukan ukuran, lokasi, dan bentuk (komposisi) dari kista ovarium tersebut.

Alat yang digunakan untuk mendiagnosis kista ovarium berupa:

  1. CT scan: CT scan akan dilakukan untuk membuat gambar penampang organ dalam
  2. MRI: tes yang menggunakan medan magnet untuk menghasilkan gambar organ dalam yang mendalam
  3. Perangkat USG: perangkat pencitraan yang digunakan untuk memvisualisasikan ovarium

Jika sebagian besar kista telah menghilang beberapa minggu atau bulan, biasanya dokter tidak segera merekomendasikan rencana perawatan dan memilih untuk mengecek lewat tes USG secara rutin untuk memastikan kondisi yang meliputi:

  1. Tes kehamilan untuk memastikan Anda tidak hamil
  2. Tes tingkat hormon untuk memeriksa masalah terkait hormon, seperti terlalu banyak estrogen atau progesteron
  3. Tes darah CA-125 untuk menyaring kanker ovarium

Jika tidak ada perubahan pada kondisi Anda atau jika kista bertambah besar, dokter Anda akan meminta tes tambahan untuk menentukan penyebab lain dari gejala Anda.

Pengobatan dan Perawatan Kista Ovarium

Pil KB

Jika memiliki kista ovarium berulang, dokter akan meresepkan kontrasepsi oral untuk menghentikan ovulasi dan mencegah perkembangan kista baru. Kontrasepsi oral juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Risiko kanker ovarium lebih tinggi terjadi pada wanita pascamenopause.

Laparoskopi

Jika kista yang tumbuh ukurannya kecil dan dari tes pemeriksaan menunjukkan untuk mengangkat kista tersebut maka akan dilakukan prosedur laparoskopi. Prosedur laparoskopi merupakan pembedahan untuk mengangkat kista. Laparoskopi akan dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bawah pusar dan memasukan alat ke dalam perut untuk mengangkat kista.

Laparotomi

Berbeda dengan laparoskopi, laparotomi merupakan prosedur mengangkat kista melalui pembedahan dengan sayatan kecil di perut. Selanjutnya proses biopsy akan dilakukan untuk menentukan kista tersebut bersifat kanker atau tidak. Dokter akan melakukan histerektomi untuk mengangkat indung telur dan rahim.

cheer

Jika Anda membutuhkan pemeriksaan mengenai ciri-ciri kista, kami memiliki layanan pemeriksaan untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda.

Tidak banyak wanita yang sadar mengenai gejala kista ovarium. Namun jika Anda mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter.

[caldera_form id="CF623a93efea405"]
  1. Sadia Mobeen; Radu Apostol. Ovarian Cyst.
  2. WENDY S. BIGGS, MD, and SARAH TULLY MARKS, MD. Ovarian Cysts and Ovarian Cancer. Am Fam Physician. 2016 Apr 15;93(8).
  3. Elisa K Ross 1, Medhi Kebria. Incidental ovarian cysts: When to reassure, when to reassess, when to refer. Cleve Clin J Med. 2013 Aug;80(8):503-14.
  4. NIH consensus conference (1995). Ovarian cancer: screening, treatment, and follow-up. NIH Consensus Development Panel on Ovarian Cancer. JAMA; 273: 491–497.
  5. Frequently asked questions. Gynecologic problems FAQ075. Ovarian cysts. American College of Obstetricians and Gynecologists. Accessed May 2, 2017.
  6. S A Farghaly. Current diagnosis and management of ovarian cysts. Clin Exp Obstet Gynecol 2014;41(6):609-12.
  7. Mayo Clinic Staff. (2014). Ovarian cysts.
Avatar photo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji