Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Pahami 5 Ciri-Ciri Haid Menjelang Menopause
Pahami 5 Ciri-Ciri Haid Menjelang Menopause
Menopause merupakan proses alamiah yang dialami wanita saat menginjak usia 40-an. Salah satu tanda-tanda yang paling umum adalah siklus haid tidak teratur. Lantas, bagaimana cara mengetahui ciri-ciri haid menjelang menopause?
Ciri-Ciri Haid Menjelang Menopause
Menopause adalah kondisi di mana wanita akan mengalami masa siklus menstruasi berakhir. Biasanya, seorang wanita dikatakan memasuki akhir masa subur ketika selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami menstruasi. Pada prinsipnya, kondisi ini akan dialami oleh semua wanita dengan rentang usia 40 hingga 50-an.
Gejala yang biasa dialami wanita sebelum masa reproduksinya berakhir berupa gejala fisik hingga psikologis. Salah satu gejala yang paling umum adalah adanya perubahan siklus menstruasi. Dalam hal ini, menstruasi menjadi tidak teratur, siklusnya lebih cepat atau lebih lama, hingga periodenya yang jarang-jarang. Hal ini lantaran perubahan hormonal yang terjadi pada tubuh wanita.
Untuk itu, Anda harus memahami ciri-ciri haid menjelang menopause.
Tanya Ferly tentang Promil?
1. Flek di antara jadwal menstruasi
Salah satu tanda menstruasi sebelum menopause adalah keluarnya flek atau bercak darah antara masa subur dengan jadwal menstruasi berikutnya. Kondisi bercak darah biasanya terjadi dengan volume yang sedikit sehingga tidak perlu gonta-ganti pembalut.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon serta penumpukan jaringan pada endometrium atau lapisan rahim. Jika Anda mengalami flek selama 2 minggu secara teratur, ini mungkin tanda ketidakseimbangan hormon.
2. Darah haid keluar sangat banyak
Salah satu tanda yang menandakan wanita akan memasuki masa menopause adalah darah haid yang keluar sangat banyak. Hal ini terjadi karena kadar estrogen lebih tinggi dibandingkan kadar progesterone pada tubuh yang membuat dinding rahim menebal. Risiko dinding rahim yang menebal menyebabkan luruhan dinding rahim menjadi lebih banyak, tidak jarang disertai dengan gumpalan.
3. Darah haid berwarna coklat atau gelap
Umumnya, darah menstruasi memiliki warna merah terang hingga warna coklat pada akhir siklus. Namun jika Anda memasuki masa premenopause maka darah haid akan berwarna kecoklatan atau gelap. Selain berwarna coklat, darah haid juga disertai keputihan dengan tekstur cair maupun kental namun tidak berbau.
4. Siklus menstruasi lebih pendek/lebih lama
Ketika kadar estrogen lebih rendah maka lapisan rahim Anda menjadi lebih tipis. Hal ini menyebabkan pendarahan pada menstruasi Anda menjadi lebih sedikit dan lebih cepat berakhir. Siklus menstruasi yang pendek sering terjadi pada tahap awal perimenopause. Tidak jarang, Anda akan merasa bahwa menstruasi baru berakhir namun siklus menstruasi berikutnya datang kembali.
Sebaliknya, Anda mungkin akan mengalami siklus menstruasi lebih lama. Siklus lebih panjang ditandai dengan jarak antara menstruasi terakhir dengan berikutnya lebih dari 38 hari. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Obstetrics Gynecology menunjukkan bahwa wanita yang mengalami siklus anovulasi mungkin akan mengalami pendarahan yang lebih ringan daripada wanita yang mengalami siklus ovulasi.
5. Siklus menstruasi tidak teratur
Hal ini merupakan ciri-ciri paling umum pada wanita yang akan memasuki masa menopause. Perubahan hormonal pada tubuh menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur. Jika hal ini terjadi maka Anda akan sulit menentukan kapan jadwal haid berikutnya.
Kapan Harus ke Dokter?
Pada prinsipnya, perubahan menstruasi merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, pada beberapa kasus, wanita kerap mengalami pendarahan berat yang diikuti sejumlah gejala, seperti:
- Pembalut penuh dalam waktu 1-2 jam.
- Aliran darah menstruasi tidak terbendung, hingga memerlukan pembalut ganda.
- Menyebabkan kesulitan tidur.
- Berlangsung lebih dari 7 hari.
- Membuat rasa tidak nyaman hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Bisa menyebabkan kelelahan bahkan memicu kondisi kesehatan lainnya, seperti anemia.
Jika Anda mengalami tanda-tanda di atas, ada baiknya segera melakukan konsultasi ke dokter. Pasalnya, jika pendarahan berat terjadi bisa saja menandakan suatu kondisi medis tertentu.
Ciri-Ciri Menopause Selain Siklus Menstruasi
Meski siklus menstruasi menjadi salah satu gejala yang paling umum, nyatanya terdapat beberapa gejala bagi wanita yang akan memasuki masa menopause. Gejala yang dialami diakibatkan adanya perubahan hormonal. Terdapat beberapa perubahan fisik hingga perubahan psikologis.
Berikut gejala menopause selain siklus menstruasi.
- Kesulitan tidur atau insomnia.
- Kekeringan vagina yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada saat berhubungan.
- Penambahan berat badan
- Gangguan emosional seperti rasa cemas berlebihan, mudah marah, hingga depresi.
- Gangguan konsentrasi yang membuat tidak fokus pada saat beraktivitas.
- Libido menurun sehingga menurunkan gairah seksual.
- Perubahan fisik seperti kulit kering, mata kering, hingga mulut kering.
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Nyeri payudara
- Sakit kepala
- Jantung berdebar
- Infeksi saluran kemih (ISK)
- Pegal-pegal atau nyeri sendi
- Mengalami kerontokan atau penipisan rambut.
- Peningkatan pertumbuhan rambut di area lain dari tubuh, seperti wajah, leher, dada, dan punggung bagian atas.
- Hot flashes atau sensasi panas pada tubuh secara tiba-tiba tanpa penyebab yang pasti. Sebanyak 75 persen wanita akan mengalami gejala ini.
- Tubuh berkeringat di malam hari.
Kapan Tanda-Tanda Menopause Muncul?
Umumnya, tanda-tanda menopause muncul pada usia pertengahan 40-an, wanita akan memasuki fase yang disebut perimenopause. Pada fase ini, kadar hormon dan siklus menstruasi mulai berubah. Perimenopause dapat berlangsung pada usia yang bervariasi namun rata-rata pada rentang usia 45 – 55 tahun. Selama fase ini juga ovarium akan menjadi ukuran yang lebih kecil dan memproduksi lebih banyak hormon estrogen. Di Amerika Serikat sendiri, usia rata-rata wanita mengalami menstruasi terakhir adalah 51 tahun.
BACA JUGA: Gejala Menopause Dini dan Cara Mengatasinya
Kesimpulan
Adanya perubahan hormonal yang terjadi membuat ciri-ciri haid menjelang menopause merupakan hal yang umum terjadi sehingga Anda tidak perlu merasa khawatir. Jika Anda ingin mengatasi rasa tidak nyaman akibat perimenopause, coba lakukan olahraga teratur, mengonsumsi makanan kaya nutrisi, menjaga pola tidur, dan hindari merokok.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
- Van Voorhis, Bradley J; Santoro, Nanette; Harlow, Sioban. The Relationship of Bleeding Patterns to Daily Reproductive Hormones in Women Approaching Menopause. Obstet Gynecol. 2008 Jul; 112(1): 101–108.
- What are the treatment options for heavy periods? Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health jgiervuhjitnvtCare (IQWiG); 2006-.
- The American College of Obstetricians and Gynecologists. The Menopause Years.
- Kahn, David A; Moline, Margaret L; Ross, Ruth W. Depression During the Transition to Menopause: A Guide For Patients And Families.
Artikel Terkait:
- 6 Ciri-Ciri Kista Ovarium dan Pahami Gejalanya!
- Ciri-Ciri Telat Haid Karena Stres dan Cara Mengobatinya
- Kenali Ciri-Ciri Haid Wanita Penderita Kista
- Ciri-Ciri Wanita Mandul yang Penting Diketahui
- Gejala Menopause Dini dan Cara Mengatasinya
- Apa Itu Menopause? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!
- Adakah Cara Menghitung Menopause?
- Klimakterium: Tahap Menopause dan Perubahan Hormonal
Gangguan Haid Haid Tidak Teratur menopause Menopause Dini siklus menstruasi