Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Ternyata Tidak Sama, Ini Perbedaan PCO dan PCOS
Ternyata Tidak Sama, Ini Perbedaan PCO dan PCOS
Meskipun PCO dan PCOS terdengar mirip, namun kedua kondisi ini tidak sama. Yuk, cari tahu perbedaannya di sini.
Organ reproduksi wanita dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk PCO dan PCOS, meskipun keduanya memiliki nama yang mirip, terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara keduanya.
Secara singkat, PCO terjadi ketika terdapat peningkatan jumlah kista kecil dalam indung telur. PCOS adalah gangguan endokrin yang menyebabkan wanita menghasilkan androgen berlebihan (hormon pria).
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan antara PCOS dan PCO, simak ulasan berikut ini.
Baca Juga: Sering Muncul Tidak Disadari, Begini Cara Cek Kista Sendiri!
Tanya Ferly tentang Promil?
Apa Itu PCO dan PCOS?
Polycystic ovary (PCO) adalah indung telur yang besar dengan 12 atau lebih folikel daripada satu folikel dominan tunggal. Kista-kista ini biasanya tidak berbahaya dan tidak menyebabkan gejala pada sebagian besar wanita. PCO biasanya terdeteksi selama pemeriksaan ultrasonografi atau USG.
Sedangkan, polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Ini terkait dengan resistensi insulin dan pelepasan hormon seks pria yang menyebabkan gangguan dalam ovulasi.
Perbedaan PCO dan PCOS
PCO lebih umum daripada PCOS. PCO ditemukan pada 19%-33% wanita, baik dengan atau tanpa gejala. Sedangkan, PCOS memengaruhi 5%-10% wanita berusia antara 15 hingga 44 tahun.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai perbedaan PCO dan PCOS dari penyebab, gejala dan pengobatannya.
1. Penyebab PCO dan PCOS Berbeda
Pada umumnya, PCO terbentuk secara alami sebagai bagian dari siklus menstruasi. Ini disebut sebagai kista folikel atau kista fungsional dan tidak berbahaya. Namun, ada juga beberapa jenis kista yang timbul dan bersifat berbahaya bahkan berpotensi menjadi kanker.
Semua wanita berisiko untuk memiliki PCO. Namun, Bunda lebih berisiko mengalami kista ovarium jika memiliki kondisi berikut ini:
- Gangguan hormonal
- Bunda sedang dalam kondisi hamil
- Endometriosis
- Infeksi panggul
- Memiliki riwayat kista ovarium
Sementara itu, penyebab pasti PCOS belum diketahui. Namun, ada beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab dan meningkatkan risiko kejadian PCOS pada Bunda, antara lain:
- Obesitas
- Hormon androgen berlebih
- Kelebihan insulin yang menyebabkan produksi androgen meningkat
- Peradangan tingkat rendah yang mampu merangsang terbentuknya PCO
- Genetik
Wanita dengan PCOS mungkin memiliki PCO secara bersamaan, namun seringkali tidak menyadari keberadaannya karena PCO seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun hingga terdeteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi oleh dokter.
Baca Juga: 5 Kista yang Sering Terjadi di Dalam Organ Reproduksi Wanita
2. Gejala PCO dan PCOS
Biasanya, PCO atau kista ovarium tidak menunjukkan gejala dan dapat menghilang dengan sendirinya. Namun, jika PCO, tumbuh lebih besar, beberapa tanda berikut mungkin muncul:
- Nyeri di panggul atau bagian bawah perut.
- Sensasi penuh atau berat di perut.
- Perasaan kembung.
Sementara itu, gangguan hormon yang terkait dengan PCOS biasanya menyebabkan gejala yang lebih serius, berikut beberapa gejalanya:
- Kehadiran banyak kista ovarium (PCO).
- Gangguan menstruasi, termasuk siklus menstruasi yang pendek atau panjang.
- Pertumbuhan rambut berlebihan (hirsutisme), seperti di dada, perut, punggung, dagu, atau kumis akibat peningkatan hormon androgen.
- Timbulnya jerawat atau kulit yang berminyak.
Sebagai catatan, PCO atau ovarium polikistik memang merupakan salah satu gejala PCOS, yaitu munculnya banyak folikel yang melekat pada dinding ovarium. Namun, perlu dicatat bahwa memiliki PCO tidak selalu berarti seseorang akan mengalami PCOS.
3. Komplikasi Terkait PCO dan PCOS
Beberapa komplikasi yang terkait dengan PCOS meliputi:
- Diabetes.
- Komplikasi kehamilan (seperti diabetes gestasional).
- Penyakit kardiovaskular.
- Obesitas.
- Kanker endometrium.
Biasanya, PCO tidak menimbulkan komplikasi, berbeda halnya dengan PCOS. Selanjutnya, wanita yang mengalami PCOS mungkin mengalami kesulitan untuk hamil, yang berbeda dengan PCO yang tidak memengaruhi kesuburan.
Selain itu, wanita dengan PCOS mungkin memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi daripada mereka yang memiliki PCO. Ovulasi mungkin sulit dengan PCOS dibandingkan dengan PCO
Karena PCOS terkait dengan ketidakseimbangan hormon, resistensi insulin, dan pelepasan androgen berlebihan dari indung telur, ovulasi menjadi sulit dengan kondisi ini. Namun, PCO tidak menyebabkan ketidakseimbangan hormon, sehingga ovulasi dapat terjadi.
4. Pengobatan PCO dan PCOS
Secara umum, PCO atau kista ovarium adalah kondisi yang tidak berbahaya, dan seringkali dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa memerlukan pengobatan khusus.
Namun, terdapat kemungkinan kista ovarium dapat pecah atau tumbuh lebih besar dan menimbulkan gejala yang mengganggu. Oleh karena itu, pengobatan PCO disesuaikan dengan jenis kista, gejala yang muncul, ukuran kista, dan usia pasien.
Berikut beberapa tindakan pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi kista ovarium:
- Rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memantau perkembangan kista, karena beberapa jenis kista dapat menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan.
- Pemakaian kontrasepsi hormonal seperti pil KB untuk mencegah kista ovarium berulang.
- Pembedahan untuk mengangkat kista yang lebih besar atau jenis yang berpotensi berbahaya.
Di sisi lain, pengobatan PCOS berkaitan dengan gejala yang muncul dan penyebab yang mendasarinya, dan dapat meliputi:
- Penerapan gaya hidup sehat untuk menjaga berat badan ideal, termasuk mengatur pola makan dan berolahraga secara teratur.
- Penggunaan obat-obatan untuk mengatur siklus menstruasi sesuai kebutuhan.
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan antara PCO dan PCOS. Bagi Ayah Bunda yang mencari informasi tentang kesehatan reproduksi, program hamil, dan masalah infertilitas, dapat membacanya di Bocah Indonesia.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Cooney, L., & Dokras, A. (2021). Cardiometabolic Risk in Polycystic Ovary Syndrome: Current Guidelines. Endocrinology and Metabolism Clinics, 50(1), pp. 83-95. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33518188/
- Escobar-Morreale, H. (2018). Polycystic Ovary Syndrome: Definition, Aetiology, Diagnosis and Treatment. Nature Reviews Endocrinology, 14(5), pp. 270-284. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29569621/
- US Department of Health & Human Services (2019). Office on Women’s Health. Polycystic Ovary Syndrome.
- Cleveland Clinic (2021). Diseases and Conditions. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
- Pathak, N. WebMD (2021). Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
- D, Divya Jacob, Pharm. (2022). MediciNet. Is There a Difference Between PCO and PCOS?
Artikel Terkait:
- Ginekologi vs Obstetri, Serupa Tapi Tak Sama
- Bumil, Ternyata Begini Cara Membaca USG 4D dengan Detail
- Siklus Haid Tidak Lancar Minum Apa Ya? Ini Solusi Tepatnya
- 5 Perbedaan Telat Haid karena Hormon dan Hamil yang…
- Waspada! Ini Ciri-Ciri Miss V Bermasalah
- Bukan Sekadar Tradisi, Ini Manfaat Sunat Bagi Kesehatan Pria
- Hati-Hati, Ini 7 Penyebab Bagian Atas Miss V Nyeri
- Ambeien Bumil Kambuh, Ini Cara Cepat Sembuh