Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Gangguan Ovulasi dan Cara Ampuh Mengatasi
Gangguan Ovulasi dan Cara Ampuh Mengatasi
Gangguan ovulasi terjadi ketika adanya masalah ketidakseimbangan pada hormon maupun beberapa kondisi tertentu. Kondisi ini membuat pasangan Ayah Bunda sulit mendapatkan keturunan.
Umumnya, seorang wanita akan mengalami ovulasi setiap bulannya. Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari indung telur (ovarium) menuju tuba falopi untuk dibuahi oleh sperma.
Gangguan ovulasi atau anovulasi terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami ovulasi. Hal ini terjadi lantaran sel telur gagal matang dan tidak dilepaskan oleh indung telur sehingga tidak berhasil dibuahi oleh sperma.
Anovulasi menjadi salah satu penyebab infertilitas pada wanita. Pasalnya, ketika merencanakan program hamil, masa subur dan ovulasi merupakan hal yang penting untuk diketahui. Ketika anovulasi terjadi maka wanita sulit mengetahui kapan masa subur berlangsung.
Jika kondisi ini terjadi maka membutuhkan usaha yang lebih untuk mendapatkan kehamilan. Gangguan ovulasi ini dapat dialami setiap wanita termasuk saat berada di usia subur.
Baca juga: Mengenal Anovulasi, Ketika Tubuh Tidak Melepaskan Sel Telur
Penyebab Gangguan Ovulasi
Ketika ovulasi terjadi maka akan ada keterlibatan banyak kelenjar, zat kimiawi, serta organ yang memiliki sistem kerja berurutan. Ketika tidak berjalan dengan semestinya maka dapat menyebabkan gangguan ovulasi.
Terdapat beberapa penyebab ovulasi yang perlu Bunda ketahui.
1. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Salah satu ciri-ciri PCOS yang cukup umum adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Jika Bunda mengalami PCOS maka kondisi ini bisa menyebabkan Bunda sulit mendapatkan ovulasi.
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) terjadi ketika kadar hormon androgen pada tubuh wanita lebih banyak sehingga terjadi resistensi insulin.
Kondisi ini menyebabkan adanya kista kecil pada indung telur. Akibat ketidakseimbangan hormon inilah yang menyebabkan gangguan ovulasi terjadi.
2. Stres
Stres yang berlebihan tidak hanya mengganggu siklus menstruasi namun juga gangguan ovulasi. Pasalnya, stres yang berlebih dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon Gonadotropin hormone-releasing hormone (GnRH), Luteinizing Hormone (LH), dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH). Kondisi ini tentu dapat menyebabkan gangguan kesuburan pada Bunda.
3. Berat badan berlebihan atau di bawah normal
Berat badan berlebihan atau obesitas bisa menyebabkan gangguan ovulasi. Hal ini lantaran wanita yang mengalami obesitas mengalami ketidakseimbangan hormon pada tubuh sehingga memengaruhi ovulasi.
Selain itu, wanita yang memiliki berat badan di bawah normal (underweight) juga bisa mengalami kondisi serupa. Hal ini lantaran berat badan yang terlalu rendah mengakibatkan produksi hormon LH dan FSH menurun sehingga kadar hormon dalam tubuh tidak seimbang.
Gejala Gangguan Ovulasi
Ketika seorang wanita mengalami gangguan ovulasi maka ada beberapa gejala yang dapat diketahui, seperti:
- Volume darah menstruasi banyak yakni lebih dari 80 ml atau sangat sedikit yakni kurang dari 20 ml.
- Lendir serviks tidak keluar dari vagina yang biasanya keluar sebelum maupun selama ovulasi.
- Tidak meningkatnya suhu tubuh saat ovulasi sebab biasanya suhu tubuh akan meningkat jika ovulasi terjadi.
- Siklus menstruasi lebih pendek dari 21 hari atau bahkan lebih dari 38 hari.
Baca juga: Kenali Proses dan Tanda – Tanda Terjadinya Ovulasi
Cara Mengatasi Gangguan Ovulasi
Hingga saat ini belum diketahui obat yang dapat menyembuhkan gangguan ovulasi sebab terdapat banyak faktor yang memengaruhi kondisi hormon dan siklus menstruasi wanita.
Sehingga untuk mengatasinya harus diketahui terlebih dahulu masing-masing penyebabnya. Pengobatan dilakukan berdasarkan penyebab anovulasi itu sendiri. Jika pengobatan telah dilakukan maka peluang untuk mendapatkan kehamilan pun meningkat.
Jika anovulasi disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat maka memperbaiki pola hidup dan aktivitas fisik dapat membantu.
Selain itu, diperlukan juga untuk menjaga berat badan tetap ideal, seperti menurunkan atau meningkatkan berat badan yang dianjurkan oleh dokter.
Tentunya, Bunda perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter agar mendapatkan solusi dan penanganan yang tepat.
Jangan khawatir jika Bunda mengalami gangguan ovulasi, segera periksakan diri dan jangan menunda-nunda lagi.
Bagikan informasi penting ini untuk para Bunda yang mengalami kondisi serupa, ya. Baca artikel lainnya terkait fertilitas, program hamil, dan gaya hidup di Bocah Indonesia.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- University of Florida Health. Anovulation.
- Branigan, E.F., Estes, M.A. (1999). Treatment of chronic anovulation resistant to clomiphene citrate (CC) by using oral contraceptive ovarian suppression followed by repeat CC treatment. Fertil Steril. 1999 Mar;71(3):544-6.
- Crafwford, N.M., et al. (2017). Prospective evaluation of luteal phase length and natural fertility. Fertil Steril. 2017 Mar;107(3):749-755.
Artikel Terkait:
- Cara Mempercepat Haid yang Aman dan Ampuh
- 5 Cara Mengatasi Keluar Darah Saat Berhubungan
- Kenali Proses dan Tanda - Tanda Terjadinya Ovulasi
- Manfaat Zinc Bagi Tubuh, Bisa Mengatasi Infertilitas Pria?
- 4 Jamu Pelancar Haid untuk Mengatasi Haid Tidak Teratur
- Ciri-Ciri Ovulasi Berlangsung yang Harus Kamu Tahu
- Berat Badan Ganggu Menstruasi, Bikin Bunda Sulit Ovulasi
- Ovulasi, Waktu yang Tepat untuk Dibuahi