Penyebab Dispareunia, Sakit Saat Berhubungan Intim

dispareunia

Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer


Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 19/03/2022

Hubungan intim yang terasa sakit atau dispareunia memerlukan evaluasi segera. Bila dibiarkan, dapat menyebabkan stres dan masalah dalam kehidupan berumah tangga.

Dispareunia adalah istilah untuk nyeri berulang pada area kelamin atau di dalam rongga panggul saat berhubungan intim. Kondisi ini dapat dialami pria maupun wanita, akan tetapi jauh lebih banyak dialami oleh wanita. Penyebabnya beragam, dan seringkali dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat.

BACA JUGA: Nyeri Perut Bawah Saat Berhubungan? Jangan Anggap Sepele!


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Apa itu dispareunia?

Dispareunia merupakan nyeri yang muncul segera sebelum, selama, atau setelah berhubungan intim. Nyeri dapat bersifat tajam, seperti ditusuk-tusuk atau intens.

Pada wanita, nyeri dapat dirasakan di vulva, yakni area sekitar lubang vagina. Nyeri juga bisa dirasakan di dalam liang vagina atau di bagian perut bawah. Pada pria, nyeri akibat dispareunia biasanya dirasakan di penis, testis, perut, dan kadang-kadang rektum (bagian atas anus).

Berdasarkan waktu timbulnya, ada dua macam dispareunia:

  • Dispareunia primer, yakni nyeri pada area kelamin dirasakan sejak pertama kali berhubungan intim. 
  • Dispareunia sekunder, yakni nyeri pada area kelamin muncul kemudian. Sebelumnya, hubungan intim bebas dari rasa nyeri.

Gejala dispareunia

Nyeri pada dispareunia memiliki ciri sebagai berikut:

  • Nyeri dirasakan hanya pada saat mulai penetrasi (entry pain)
  • Nyeri dengan setiap penetrasi, termasuk saat menggunakan tampon vagina
  • Nyeri saat penetrasi dalam dengan dorongan (thrusting)
  • Nyeri seperti sensasi terbakar, gatal, atau pegal
  • Nyeri berdenyut, yang berlangsung berjam-jam setelah berhubungan intim
  • Nyeri seperti ditusuk-tusuk, mirip dengan kram perut saat haid

Dispareunia juga bisa hanya muncul dengan pasangan seksual atau keadaan tertentu.

Penyebab dispareunia pada wanita

Penyebab dispareunia pada wanita beragam, tergantung nyeri terjadi pada saat penis baru mulai penetrasi (entry pain) atau saat penetrasi dalam dengan dorongan (deep pain). Faktor emosional dapat berhubungan dengan berbagai jenis dispareunia.

1. Nyeri saat mulai penetrasi (superfisial/entry pain)

Nyeri di awal penetrasi berhubungan dengan berbagai faktor, seperti:

  • Kurangnya pelumas, yang kerap disebabkan oleh:
    • Kurang foreplay.
    • Turunnya kadar estrogen setelah menopause, setelah melahirkan, atau selama menyusui.
    • Turunnya fungsi ovarium, seperti pada insufisiensi ovarium primer atau pasca pengangkatan ovarium (ooforektomi).
    • Penggunaan obat-obatan, seperti antidepresi, antihipertensi, obat tidur, antihistamin, pil kontrasepsi kombinasi, serta antiestrogen seperti letrozole dan tamoxifen.
  • Cedera atau iritasi. Ini termasuk cedera atau iritasi akibat kecelakaan/trauma fisik, operasi pada rongga panggul, atau sayatan yang dilakukan waktu bersalin untuk memperlebar liang vagina (episiotomi).
  • Peradangan, infeksi atau kelainan kulit pada area kelamin dan saluran kemih.
  • Vaginismus, yakni kontraksi involunter (tidak disadari) dari otot-otot dinding vagina. Kontraksi ini menyebabkan dinding vagina tegang sehingga terasa nyeri saat dilakukan penetrasi.
  • Kelainan bawaan lahir, seperti agenesis vagina (vagina tidak terbentuk sempurna) atau himen imperforata (selaput dara tidak berlubang dan menutupi liang vagina). 

2. Nyeri saat penetrasi dalam (deep pain)

Nyeri saat penetrasi dalam biasanya memburuk pada posisi tertentu. Penyebabnya mencakup:

  • Adanya penyakit tertentu, seperti endometriosis, massa adneksa, adenomiosis, penyakit radang panggul, prolaps uterus (rahim turun ke liang vagina), uterus retroversi (posisi rahim ke arah belakang), mioma rahim, sistitis (infeksi kandung kemih), sindrom iritasi usus, gangguan fungsi otot dasar panggul, kista ovarium, dan hemoroid (wasir/ambeien).
  • Riwayat operasi atau pengobatan tertentu. Jaringan parut akibat operasi rongga panggul, seperti histerektomi, dapat menyebabkan dispareunia. Begitu pula dengan pengobatan kanker, seperti radiasi dan kemoterapi.

Penyebab dispareunia pada pria

Pada pria, dispareunia dapat disebabkan oleh:

  • Infeksi menular seksual atau infeksi pada prostat.
  • Kelainan kulit seperti radang atau infeksi.
  • Perasaan buruk tentang pasangan, hubungan, atau diri sendiri. 

Semua nyeri pada dispareunia diawali oleh adanya faktor fisik/psikologis maupun kejadian tertentu. Nyeri yang dirasakan memicu rasa takut nyeri akan muncul kembali di kesempatan berikutnya, membuat sulit untuk merasa rileks, sehingga akhirnya nyeri menjadi lebih intens. Selanjutnya, individu dapat mulai menghindari hubungan intim bila itu berkaitan dengan rasa sakit. Siklus ini pun akan terus berputar selama tidak diputus (diatasi).

Faktor psikososial yang menyebabkan dispareunia

Faktor-faktor berikut memang tidak secara langsung menyebabkan dispareunia, namun keberadaannya dapat memperburuk nyeri yang sudah ada.

  • Adanya kekerasan dari pasangan seksual, baik kekerasan fisik maupun kekerasan seksual.
  • Adanya kelainan jiwa atau isu psikologis seperti kecemasan, stres, depresi, kekhawatiran tentang tampilan fisik/citra diri, ketakutan akan keintiman.
  • Riwayat kekerasan seksual di masa lalu.
  • Masalah pada hubungan interpersonal dengan pasangan atau perselingkuhan.
  • Adanya penyakit kronis seperti diabetes atau kelainan hormon tiroid.
sakit saat berhubungan

Diagnosis dan evaluasi dispareunia

Untuk mendiagnosis dispareunia, umumnya diperlukan:

  • Riwayat medis yang lengkap. Dokter akan bertanya kapan nyeri mulai dirasakan, di mana, cirinya seperti apa, dan apakah itu terjadi pada setiap pasangan seksual dan berbagai posisi berhubungan intim. Dokter juga akan menanyakan riwayat seksual, riwayat operasi, dan riwayat bersalin.
  • Pemeriksaan rongga panggul. Selama pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa tanda-tanda iritasi pada kulit, infeksi atau adanya kelainan anatomi. Dokter juga akan mencoba untuk melokalisasi nyeri dengan memberi tekanan lembut pada area kelamin dan otot-otot panggul.
  • Pemeriksaan vagina (inspekulo) secara langsung.

Bila diperlukan, hasil pemeriksaan awal akan dikonfirmasi melalui beberapa tes berikut:

  • Ultrasonografi (USG) panggul.
  • Pemeriksaan lendir vagina untuk menilai ada tidaknya infeksi pada vagina atau serviks. 
  • Tes urin untuk menilai ada tidaknya infeksi saluran kemih.
  • Tes alergi.

Cara mengobati dispareunia

Pada wanita, pengobatan dispareunia mencakup:

  • Pemberian antibiotik atau antijamur bila nyeri disebabkan oleh infeksi pada vagina atau kandung kemih.
  • Krim atau gel untuk melembapkan vagina, termasuk:
    • Lubrikan, yang digunakan selama berhubungan intim.
    • Pelembap vagina, yang digunakan beberapa kali dalam seminggu.
    • Krim khusus untuk mengatasi kekeringan pada vagina.
  • Gel atau salep agar vagina mati rasa sebelum dan setelah berhubungan intim.
  • Fisioterapi seperti latihan Kegel untuk melemaskan otot-otot sekitar vagina.
  • Konseling. Ini dapat membantu bila nyeri dipicu oleh perasaan buruk tentang seks, hubungan pribadi, atau diri sendiri. 
  • Terapi perilaku kognitif (CBT) juga dapat membantu untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif.
  • Operasi, bila nyeri disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti endometriosis atau mioma rahim. 

Sedangkan pada pria, pengobatan dispareunia mencakup:

  • Obat-obatan untuk mengatasi infeksi dan kelainan kulit.
  • Konseling.

Di samping itu, individu dan pasangan dapat mencoba cara-cara berikut untuk membantu mengurangi nyeri selama berhubungan intim.

  • Mencoba posisi lain. Bila nyeri kerap dirasakan pada posisi missionary (pria di atas), bisa dicoba posisi woman on top. Pada posisi ini, wanita dapat mengendalikan kedalaman dan dorongan penetrasi yang dirasa nyaman.
  • Bersikap terbuka dan berkomunikasi. Bicarakan apa yang terasa nyaman dan apa yang tidak. 
  • Jangan terburu-buru. Durasi foreplay yang lebih lama dapat menstimulasi keluarnya lubrikasi alami pada vagina. Nyeri dapat dikurangi dengan menunda penetrasi hingga wanita betul-betul telah terstimulasi.
  • Gunakan lubrikan berbasis air.
  • Berhubungan intim saat kedua pihak merasa rileks.
  • Buang air kecil sebelum berhubungan intim.
  • Mandi air hangat sebelum berhubungan intim.
  • Kompres dingin area vulva untuk mengurangi rasa sakit dan sensasi terbakar setelah berhubungan intim.

Kapan harus waspada?

Banyak wanita menunda untuk mencari pertolongan saat dispareunia semata-mata karena malu atau tabu membicarakan masalah seksual dengan dokter. Padahal, sebagian besar penyebab dispareunia dapat diatasi. Memiliki kehidupan seksual yang sehat dan aktif adalah penting untuk kesehatan fisik dan jiwa. Oleh sebab itu, sebaiknya segera ke dokter bila:

  • Penggunaan pelumas tidak membantu mengurangi nyeri
  • Nyeri semakin memburuk atau bila mengalami gejala-gejala berikut:
    • Mengalami perdarahan setelah berhubungan intim
    • Mengalami kesulitan atau nyeri saat buang air kecil
    • Sering mengalami infeksi vagina
  • Memengaruhi hubungan interpersonal dengan pasangan
  • Menjadi takut berhubungan intim

Sementara itu, sembari menunggu sampai penyebab dispareunia teratasi dan keluhan nyeri betul-betul hilang, Anda dan pasangan dapat menggunakan teknik lain saat bercinta. Pijatan sensual, berciuman, seks oral, hingga masturbasi bersama dapat menjadi alternatif yang lebih nyaman dan juga memuaskan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Kingsberg S, Spadt SK. Female sexual pain: evaluation. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  2. Anand M. Female sexual pain: differential diagnosis. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  3. Patient education: dyspareunia (painful sex) (the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  4. Mayo Clinic. [Last reviewed 2022 Mar 1]. Painful intercourse (dyspareunia). 
  5. American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last reviewed 2022 Jan]. FAQ020. When sex is painful
  6. Tayyeb M, Gupta V. Dyspareunia. [Updated 2021 Nov 20]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji