Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Pengaruh Hormon Progesteron pada Kesuburan Pria dan Wanita
Pengaruh Hormon Progesteron pada Kesuburan Pria dan Wanita
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 20/06/2022
Hormon progesteron adalah hormon seks wanita yang berperan penting dalam siklus haid dan kehamilan.
Progesteron merupakan hormon seks utama dalam proses kehamilan. Hormon ini juga bertanggung jawab dalam perkembangan jaringan payudara, khususnya menyiapkan organ ini untuk proses menyusui.
Bersama-sama dengan estrogen, hormon ini berperan dalam mengatur siklus haid wanita.
Tanya Ferly tentang Promil?
Apa itu progesteron?
Progesteron adalah hormon steroid yang termasuk dalam kelompok progestogen—yakni, bertanggung jawab untuk mempertahankan kehamilan. Oleh sebab itulah, progesteron juga dikenal sebagai hormon kehamilan. Bentuk sintetis dari hormon progesteron disebut dengan progestin.
Progesteron utamanya diproduksi oleh korpus luteum ovarium pada paruh kedua siklus haid. Hormon ini juga diproduksi oleh plasenta (ari-ari) saat seorang wanita hamil. Sejumlah kecil progesteron dihasilkan di korteks kelenjar adrenal (anak ginjal).
Secara struktur, progesteron merupakan turunan dari kolesterol dan merupakan prekursor dari hormon testosteron, yaitu hormon seks utama pada pria.
Bagaimana progesteron diproduksi?
Produksi hormon progesteron dimulai ketika seorang gadis mencapai pubertas. Tepatnya saat menarche, yaitu kemunculan haid yang pertama dan dimulainya siklus haid. Dalam hal ini, progesteron memiliki peran dalam perkembangan dan tampilan karakteristik seks sekunder wanita.
Secara spesifik, progesteron diproduksi oleh ovarium wanita setelah proses ovulasi, yakni pada fase luteal. Pada fase ini, folikel ovarium akan menjadi korpus luteum yang mengeluarkan hormon progesteron hingga perdarahan haid muncul.
Fungsi hormon progesteron
Hormon progesteron memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, baik pada wanita maupun pria.
Pada wanita
Pada gambar di atas, bisa dilihat bahwa kadar hormon progesteron meningkat selama paruh kedua siklus haid, tepat setelah ovulasi. Namun, menjelang akhir siklus haid, kadarnya dapat menurun atau bertahan, tergantung pada ada tidaknya kehamilan.
Bila tidak terjadi kehamilan
Di tengah-tengah siklus haid seorang wanita, peningkatan kadar luteinizing hormone (LH) akan memicu ovulasi. Setelah sel telur dilepaskan, korpus luteum terbentuk dan mulai menghasilkan progesteron. Ini bertujuan agar endometrium (dinding rahim) reseptif terhadap embrio sehingga proses implantasi berhasil. Bila ini tidak terjadi, kadar progesteron akan menurun pada minggu keempat siklus haid dan ini memicu luruhnya endometrium yang tampak sebagai darah haid. Artinya, karena belum ada implantasi atau kehamilan, endometrium ini harus “dihilangkan” agar dapat beregenerasi kembali di siklus haid berikutnya.
Selain menyiapkan endometrium, progesteron juga memicu pembesaran kelenjar payudara pada hari-hari menjelang haid.
Bila terjadi kehamilan
Di sisi lain, bila terjadi pembuahan dan embrio berhasil berimplantasi pada endometrium, korpus luteum akan terus memproduksi progesteron hingga minggu ke-10 kehamilan. Di saat ini, progesteron berfungsi menstimulasi pembuluh-pembuluh darah agar memberikan suplai oksigen dan nutrisi pada endometrium untuk menunjang perkembangan embrio.
Setelah plasenta terbentuk, akan terjadi “luteo-placental shift”, di mana plasenta mengambil alih tanggung jawab untuk memproduksi progesteron hingga akhir masa kehamilan. Sejak saat itu, kadar hormon progesteron tetap tinggi selama kehamilan. Peningkatan kadar ini berfungsi untuk mempertahankan jaringan rahim dalam kondisi optimal di sepanjang kehamilan.
Selama kehamilan, tingginya kadar progesteron juga bertujuan untuk mengentalkan lendir serviks sehingga tidak bisa ditembus sel sperma dan mencegah tubuh wanita memproduksi sel telur. Di masa ini, progesteron juga bertanggung jawab dalam perkembangan kelenjar payudara yang menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) sehingga siap untuk proses laktasi.
Pada pria
Pada pria, progesteron diproduksi di dalam testis (buah zakar) dan kelenjar adrenal. Pria membutuhkan progesteron untuk memproduksi testosteron dan sel sperma. Fungsi lainnya, yakni untuk mengatur kadar gula darah dan mencegah hiperplasia (pembesaran) kelenjar prostat.
Kadar normal progesteron pada wanita dan pria
Kadar hormon progesteron diperiksa melalui pemeriksaan darah. Perlu diingat bahwa pada wanita, kadar hormon ini berfluktuasi sepanjang siklus haid sehingga hasilnya dapat bervariasi.
Siklus | Kadar Hormon |
Sebelum ovulasi (pre-ovulasi) | < 0,89 ng/mL |
Saat ovulasi | ≤ 12 ng/mL |
Setelah ovulasi | 1,8–24 ng/mL |
Trimester pertama | 11–44 ng/mL |
Trimester kedua | 25–83 ng/mL |
Trimester ketiga | 58–214 ng/mL |
Progesteron ditemukan dalam kadar yang jauh lebih rendah pada pria dan biasanya tidak diperiksa kecuali bila dicurigai terdapat gangguan pada kelenjar adrenal. Kadar normal progesteron pada pria kurang dari 0,20 ng/mL.
Berikut adalah beberapa indikasi pemeriksaan kadar hormon progesteron:
- Menentukan ada tidaknya ovulasi.
- Mengevaluasi penyebab infertilitas.
- Mengevaluasi penyebab gangguan haid.
- Menentukan apakah seorang wanita mengalami keguguran atau kehamilan ektopik.
- Mengevaluasi kondisi kehamilan yang berisiko tinggi atau yang memerlukan tambahan progesteron oral.
- Mendiagnosis kelainan pada kelenjar adrenal.
Baca Juga: 7 Hormon Reproduksi pada Wanita dan Pria
Efek bila kadar progesteron tidak normal
Pada wanita
Kadar progesteron yang tinggi biasanya tidak menimbulkan efek kesehatan yang negatif, dalam hal ini yang membahayakan. Bila timbul, gejala tingginya kadar progesteron menyerupai sindrom premenstruasi (PMS) dan dapat mencakup kecemasan, emosi yang meledak-ledak, pembengkakan dan nyeri payudara, depresi, kelelahan, dan peningkatan berat badan.
Pada wanita, kadar progesteron yang tinggi dapat menandakan adanya kehamilan, hamil anggur, kista ovarium, kanker ovarium, kanker kelenjar adrenal, dan hiperplasia adrenal kongenital.
Sebaliknya, kadar progesteron yang rendah dapat mengganggu siklus haid dan kesuburan. Secara umum, hormon ini membantu menciptakan lingkungan yang baik untuk sel telur yang telah dibuahi. Ketika kadar progesteron rendah, sel telur yang telah dibuahi akan lebih sulit tumbuh dan berkembang.
Pada wanita yang belum hamil, kadar progesteron yang rendah dapat menandakan tidak adanya haid, anovulasi, dan fungsi ovarium yang buruk (poor ovarian function). Sedangkan pada wanita yang hamil, kadar progesteron yang rendah dapat mengindikasikan adanya ancaman keguguran, keguguran berulang, kehamilan ektopik, dan kematian janin di dalam rahim (intrauterine fetal death). Yang pasti, pada kasus-kasus ini, kehamilan harus dipastikan terlebih dulu sebelum melakukan pemeriksaan progesteron.
Pada pria
Pada pria, progesteron dikenal sebagai hormon penenang, pengatur libido, dan penunjang kesehatan tulang. Ini karena progesteron berfungsi sebagai prekursor untuk memproduksi hormon testosteron sekaligus bertindak sebagai penyeimbang untuk menurunkan kadar estrogen pada pria. Seiring bertambahnya usia, produksi alami progesteron pada testis dan kelenjar adrena pria akan menurun sehingga memicu ketidakseimbangan hormon. Hasil akhirnya, yakni penurunan kadar testosteron dan meningkatnya kadar estrogen.
Atas dasar inilah, gejala rendahnya hormon progesteron pada pria sama dengan gejala kurangnya hormon testosteron:
- Kurang energi.
- Turunnya libido atau gairah seksual.
- Sulit terangsang dan ereksi lebih lemah.
- Impotensi atau disfungsi ereksi.
- Gangguan kognitif.
- Penambahan berat badan.
- Berkurangnya massa tulang dan otot.
- Kerontokan rambut.
- Kelelahan.
- Ginekomastia, yakni pembesaran payudara pada pria.
Secara umum, kadar progesteron yang rendah membuat pria lebih berisiko mengalami osteoporosis, radang sendi atau artritis, kanker prostat, dan pembesaran kelenjar prostat.
Penutup
Progesteron adalah hormon yang vital dalam proses menstruasi, kehamilan, produksi hormon pria dan sel sperma. Pada wanita maupun pria, kadar progesteron yang tinggi umumnya tidak terlalu masalah. Sebaliknya, kadarnya yang terlalu rendah dapat memicu masalah kesehatan, salah satunya infertilitas atau sulit hamil.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- Cable JK, Grider MH. Physiology, Progesterone. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
- Graham JD, Clarke CL. Physiological action of progesterone in target tissues. Endocrine reviews. 1997 Aug 1;18(4):502-19.
- Maggio L, Rouse DJ. Progesterone. Clinical obstetrics and gynecology. 2014 Sep 1;57(3):547-56.
- Piette P. The history of natural progesterone, the never-ending story. Climacteric. 2018 Jul 4;21(4):308-14.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Pengaruh dan Fungsi Hormon Testosteron pada…
- Pengaruh Hormon Estrogen pada Kesuburan Pria dan Wanita
- Fungsi Penting Hormon Androgen Pada Tubuh Pria dan Wanita
- Mengenal Fungsi Hormon Prolaktin Pada Pria dan Wanita
- Kenali Fungsi Hormon LH pada Sistem Reproduksi Pria…
- Kenali Fungsi Hormon FSH pada Sistem Reproduksi Pria…
- 7 Hormon Reproduksi pada Wanita dan Pria
- Pengaruh Penyakit Tiroid Terhadap Kesuburan