Persiapan dan Prosedur Program Bayi Tabung

apa itu bayi tabung

Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer


Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 22/04/2022

In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah serangkaian prosedur kompleks yang bertujuan untuk mengatasi masalah sulit hamil atau mencegah kelainan genetik tertentu.

Apa Itu Bayi Tabung?

Program bayi tabung adalah salah satu jenis teknologi reproduksi berbantu (TRB) yang digunakan untuk membantu pasangan yang mengalami infertilitas, yakni sulit hamil atau mendapatkan keturunan.

Prosedur ini dilakukan dengan proses pengambilan sel telur dan sperma, kemudian pembuahan akan dilakukan di laboratorium. Sel telur yang telah dibuahi dan menjadi embrio akan ditransfer kembali ke dalam rahim wanita.


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung

Siapa Saja yang Boleh Ikut Program Bayi Tabung?

Jenis program hamil teknologi reproduksi berbantu (TRB) ini menjadi opsi untuk mengatasi kasus infertilitas pada pasangan yang belum hamil setelah lama menikah. Atau bisa dilakukan pada wanita yang mengalami keguguran berulang, maupun kondisi-kondisi lain yang bisa menyulitkan terjadinya kehamilan alami.

Pada umumnya, program hamil ini dilakukan bila terdapat kondisi-kondisi berikut:

  • Terdapat kerusakan maupun sumbatan pada tuba falopi sehingga sel telur tidak dapat dibuahi atau embrio yang terbentuk tidak dapat bergerak ke arah rahim dan berimplantasi.
  • Adanya kelainan ovulasi, menyebabkan sel telur yang siap dibuahi hanya sedikit atau bahkan tidak ada.
  • Endometriosis. Kondisi di mana jaringan dinding rahim tumbuh di luar rahim yang bisa mengganggu fungsi ovarium, tuba falopi, bahkan rahim sehingga kehamilan sulit terjadi.
  • Mioma rahim. Kondisi di mana jaringan dinding rahim tumbuh di luar rahim yang mengganggu fungsi ovarium, rahim, maupun tuba falopi sehingga kehamilan alami sulit terjadi.
  • Riwayat pengangkatan tuba falopi, baik sebagai kontrasepsi permanen maupun akibat kondisi medis tertentu.
  • Adanya gangguan produksi dan fungsi sperma. Terjadi kelainan jumlah, pergerakan, hingga bentuk sperma yang membuat sulit membuahi sel telur. Jika pembuahan tetap terjadi, maka adanya kemungkinan embrio yang terbentuk memiliki kualitas buruk.
  • Terdapat kelainan genetik pada keluarga. Jika wanita maupun pria memiliki risiko menurunkan kelainan genetik tertentu, maka dapat dilakukan tes genetik praimlantasi atau preimplantation genetic testing (PGT). Embrio yang tidak mengalami kelainan genetiklah yang akan dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim wanita.
  • Fertility preservation. Kondisi ini dilakukan bagi pasien yang menjalani pengobatan terapi kanker seperti radiasi atau kemoterapi yang bisa berdampak pada kesuburan, maka sel telur atau sperma yang telah dipanen atau diambil akan dibekukan untuk digunakan di kemudian hari. Hal ini juga berlaku bagi embrio yang dibekukan agar dapat digunakan di kemudian hari.
  • Unexplained infertility. Kondisi di mana tidak ditemukan penyebab infertilitas meski sudah dilakukan pemeriksaan atau evaluasi penyebabnya secara umum.

Sebelum menjalani program IVF, pasangan suami istri dapat mencoba pilihan yang kurang lebih invasif, seperti penggunaan obat-obatan penyubur untuk meningkatkan produksi sel telur maupun inseminasi buatan.

Apa Saja Persiapan Sebelum Melakukan Program Bayi Tabung?

Sebelum memulai siklus IVF, Ayah dan Bunda perlu menjalani berbagai skrining, yang meliputi:

  • Pemeriksaan cadangan ovarium (ovarian reserve testing) untuk menentukan jumlah dan kualitas sel telur. Dokter akan memeriksa beberapa kadar hormon, seperti follicle-stimulating hormone (FSH), estradiol (estrogen), dan Anti-Mullerian Hormone (AMH) di hari-hari pertama pada siklus menstruasi. Hasil pemeriksaan tersebut bersamaan dan hasil USG kandungan dapat membantu memprediksi respons ovarium terhadap obat-obatan penyubur.
  • Analisa sperma.
  • Skrining infeksi menular seksual, termasuk HIV
  • Melakukan simulasi transfer embrio untuk menentukan kedalaman rongga rahim dan teknik yang memberikan hasil optimal.
  • Pemeriksaan kondisi rahim menggunakan sonohisterografi atau histeroskopi
Proses Bayi Tabung

Bagaimana Langkah-langkah Prosedur Bayi Tabung?

Program hamil ini memiliki proses yang kompleks karena pasangan suami istri harus melalui berbagai tahapan untuk mendapatkan kehamilan.

Secara umum, terdapat 5 tahap pada prosesnya, yakni induksi ovulasi, pengambilan sel telur (ovum pick up), pengambilan sperma, pembuahan, hingga transfer embrio.

1. Induksi Ovulasi

Siklus bayi tabung dimulai dengan pemberian hormon sintetis untuk menstimulasi ovarium agar dapat memproduksi banyak sel telur.

Diperlukan banyak sel telur oleh karena sebagian tidak dapat dibuahi atau berkembang secara normal setelah pembuahan. Obat-obatan yang digunakan, di antaranya:

  • Obat untuk menstimulasi ovarium, seperti suntikan yang mengandung follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), maupun kombinasi keduanya. Suntikan obat ini akan merangsang lebih dari satu sel telur untuk berkembang dalam satu waktu.
  • Obat untuk mematangkan sel telur. Ketika folikel telah matang dan sel telur siap diambil (biasanya setelah 8-14 hari), Bunda akan diberikan suntikan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) atau obat-obatan sejenis.
  • Obat untuk mencegah ovulasi prematur agar tubuh tidak melepaskan sel telur terlalu cepat.
  • Obat untuk menyiapkan dinding rahim (endometrium). Pada hari pengambilan sel telur atau pada saat transfer embrio, dokter akan menyarankan Bunda mengonsumsi suplemen progesteron agar endometrium lebih reseptif untuk menerima embrio yang akan berimplantasi.
  • Stimulasi ovarium umumnya berlangsung antara 1-2 minggu sebelum sel telur siap diambil. Untuk menentukan apakah sel telur telah siap dipanen, dilakukan pemeriksaan berikut:
  • USG transvaginal untuk melihat perkembangan folikel sel telur.
  • Tes hormon, untuk mengetahui kadar estrogen dan progesteron serta mengukur respon ovarium terhadap obat-obatan yang diberikan.

Kadang-kadang, siklus harus dibatalkan sebelum proses pengambilan sel telur karena salah satu alasan berikut:

  • Jumlah folikel yang berkembang tidak memadai
  • Ovulasi prematur
  • Terlalu banyak folikel yang berkembang sehingga terdapat risiko adanya sindrom hiperstimulasi ovarium
  • Kondisi medis lainnya
  • Bila siklus dibatalkan, dokter mungkin menyarankan untuk mengubah regimen obat-obatan atau dosisnya agar respons ovarium lebih baik pada siklus berikutnya

2. Pengambilan Sel Telur

Pengambilan sel telur atau yang juga disebut ovum pick-up (OPU) atau pungsi folikel ini merupakan prosedur bedah untuk mengambil dan mengumpulkan sel telur yang sudah matang. Proses ini dapat dilakukan 34-36 jam setelah injeksi terakhir dan sebelum ovulasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pengambilan sel telur, yakni:

  • Selama proses berlangsung, Bunda akan diberikan obat sedatif (yang memicu kantuk) serta anti nyeri.
  • Metode pengambilan yang umum digunakan adalah aspirasi dengan bantuan USG transvaginal. Probe USG dimasukkan ke dalam vagina untuk mengidentifikasi folikel-folikel sel telur. Nantinya, sebuah jarum tipis akan dimasukkan ke dalam ovarium dengan USG sebagai pemandunya yang akan dimasukkan melalui vagina untuk mengambil sel telur.
  • Bila ovarium tidak dapat diakses melalui USG transvaginal, maka USG abdomen (perut) dapat dilakukan untuk memandu jarum.
  • Sel telur yang diambil dari folikel melalui sebuah jarum tipis yang tersambung dengan alat penghisap. Kemudian dalam waktu sekitar 20 menit bisa didapatkan beberapa sel telur.
  • Setelah proses selesai, Bunda bisa mengalami kram perut bawah atau tekanan pada perut.
  • Sel telur yang matang ditempatkan ke dalam media kultur dan diinkubasi. Sel telur yang tampak sehat dan matang akan dicampur dengan sel sperma agar terjadi pembuahan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua sel telur berhasil dibuahi.

3. Pengambilan Sperma

Umumnya, sampel cairan sperma akan diambil pada pagi hari pengambilan sel telur.

Kemudian, sampel akan dikumpulkan melalui masturbasi. Meski pada beberapa kondisi diperlukan tindakan lanjutan dalam pengambilan sampel sperma atau biopsi testis. Setelah cairan sperma terkumpul maka sampelnya akan dicuci agar potensi peluang pembuahannya semakin meningkat.

4. Fertilisasi/Pembuahan

Proses pembuahan terjadi ketika sel telur dan sel sperma bertemu pada tahap ini. Ada dua cara pembuahan yang bisa terjadi, yaitu:

  • IVF konvensional, di mana sel sperma dan sel telur ditempatkan dalam satu cawan petri dan proses pembuahan yang akan dilakukan secara alami.
  • ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection), di mana sel sperma disuntikkan ke dalam sel telur melalui proses mikroinjeksi.
  • Pemilihan cara IVF konvensional maupun ICSI tergantung pada penyebab infertilitas pada pasangan, serta fasilitas atau kepakaran yang ada pada suatu klinik fertilitas.
  • Setelah sel telur berhasil dibuahi, dilakukan pemantauan perkembangan embrio.

Tahapan ini disebut dengan kultur embrio dimana embrio ditempatkan di dalam inkubator agar tumbuh kembangnya optimal.

5 Transfer Embrio

Setelah kultur, embrio dengan kualitas terbaik akan dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim wanita. biasanya, antara 1 sampai 2 embrio yang ditransfer.

Tiga embrio juga dapat ditransfer tergantung kebijakan setempat dan tempat prosedur. Embrio berkualitas baik yang tidak ditransfer akan dibekukan untuk digunakan di kemudian hari.

Transfer embrio dilakukan antara 2 sampai 5 hari setelah pengambilan sel telur. Prosesnya adalah sebagai berikut:

  • Bunda akan diberikan obat sedatif ringan. Prosedur ini umumnya tidak terasa sakit, namun Bunda bisa mengalami kram perut ringan.
  • Sebuah selang fleksibel panjang dan tipis (kateter) dimasukkan ke dalam vagina, melalui serviks dan ke dalam rahim. Pada bagian ujungnya, terpasang sebuah spuit yang mengandung satu atau lebih embrio yang sudah dicampur dengan sedikit cairan.
  • Dokter akan menempatkan embrio di dalam rahim dengan spuit tersebut.

Jika proses tersebut sukses, maka embrio akan berimplantasi atau menempel pada dinding rahim sekitar 6-10 hari setelah pengambilan sel telur.

6. Pasca Prosedur

Setelah embrio ditransfer ke dalam rahim, Bunda dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari. Namun, kondisi ovarium tentu masih bengkak. Oleh sebab itu, Bunda disarankan untuk menghindari aktivitas yang berlebihan sehingga bisa menimbulkan ketidaknyamanan.

Efek samping yang umum, antara lain:

  • Keluar cairan bening atau darah dari vagina setelah prosedur. Hal ini terjadi akibat adanya usapan pada serviks sebelum melakukan transfer embrio.
  • Nyeri payudara akibat kadar estrogen yang tinggi.
  • Perut kembung atau kram ringan.
  • Konstipasi.

Jika muncul gejala nyeri sedang atau berat pasca transfer embrio, segera hubungi dokter. Dokter akan mengevaluasi ada tidaknya komplikasi seperti infeksi, ovarium terpelintir (torsi ovarium) serta sindrom hiperstimulasi ovarium yang berat.

program hamil bayi tabung natta wardah

Kapan Hasil Siklus Bayi Tabung Bisa Diketahui?

Untuk memastikan ada tidaknya kehamilan pasca prosedur bayi tabung, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:

Pemeriksaan Darah

Bunda akan melakukan pemeriksaan kadar hormon beta-hCG yang merupakan hormon kehamilan setelah dua minggu melakukan transfer embrio.

Meski dapat dideteksi melalui test pack urine, pemeriksaan ini kurang disarankan karena tidak sensitif untuk mendeteksi kehamilan dini. Interpretasi hasil pemeriksaan hormon beta-hCG melalui darah adalah sebagai berikut:

  • Bila kadar hCG pada pemeriksaan pertama <5 IU/L artinya tidak hamil.
  • Bila kadar hCG pada pemeriksaan pertama >10 IU/L, pemeriksaan perlu diulangi 48 jam kemudian untuk mengonfirmasi jika kadarnya meningkat. Kadar hCG harus meningkat kurang lebih dua kali lipat setiap 48 jam selama 21 hari pertama setelah transfer embrio.

Namun, bila kadar hCG pada pemeriksaan kedua tidak meningkat dua kali lipat atau malah menurun, pemeriksaan dapat diulang lagi 48 jam kemudian. Tergantung pada situasi, ada kemungkinan bahwa kehamilan tidak terjadi. Kadar hCG tidak meningkat atau mulai menurun ketika kehamilan tidak berjalan secara normal.

Ultrasonografi

Bila kadar hCG meningkat sesuai yang diharapkan, USG perut dapat dilakukan 3-4 minggu setelah transfer embrio. Di waktu ini (setara dengan usia kehamilan 5-6 minggu), biasanya sudah bisa dilihat adanya kantong kehamilan di dalam rahim.

Dan pada usia kehamilan 6-6,5 minggu (4-4,5 minggu setelah transfer embrio), detak jantung janin sudah bisa dilihat dan didengar.

Perawatan Antenatal

Pada sebagian besar kasus, perawatan antenatal dimulai pada usia kehamilan 6-10 minggu (4-8 minggu setelah transfer embrio). Sejak saat ini, wanita perlu kontrol kehamilan secara rutin sesuai anjuran dokter.

Berapa Tingkat Kesuksesan Bayi Tabung?

Tingkat kesuksesan bayi tabung berbeda-beda setiap pasien. Angka keberhasilan di Bocah Indonesia sendiri lebih tinggi dibandingkan data HFEA 2022 (per Juli 2024), yang melaporkan bahwa rerata keberhasilan untuk fresh cycle sebesar 31% dan frozen cycle sebesar 36%.

Angka keberhasilan Bocah Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan data keberhasilan IVF rerata VARTA 2023. Laporan VARTA 2023 (Data Juni 2022 – Juli 2023) melaporkan bahwa rerata keberhasilan fresh dan frozen cycle sebesar 35.4%. Rerata angka keberhasilan Bayi Tabung di Indonesia menurut data PERFITRI pada tahun 2017 adalah 29%.

Berikut adalah angka keberhasilan Bocah Indonesia untuk periode 2024:

  • Usia Bunda <35: 56% Berhasil hamil
  • Usia Bunda 35-39: 45% Berhasil hamil
  • Usia Bunda >=40: 31% Berhasil hamil

Total 48% Berhasil hamil

Angka keberhasilan sesuai usia untuk fresh cycle menurut HFEA 2022:

  • Usia Bunda <34: 42% Berhasil hamil
  • Usia Bunda 35-37: 34% Berhasil hamil
  • Usia Bunda 38-39: 26% Berhasil hamil
  • Usia Bunda 40-42: 16% Berhasil hamil
  • Usia Bunda 43-44: 9% Berhasil hamil

Angka keberhasilan sesuai usia menurut VARTA 2023 adalah:

  • Usia Bunda <35: 42,7% Berhasil hamil
  • Usia Bunda 35-39: 36% Berhasil hamil
  • Usia Bunda >=40: 24,7% Berhasil hamil

Total: 35,4% Berhasil hamil

Berapa Lama Proses Bayi Tabung Berlangsung?

Satu siklus bayi tabung memakan waktu kurang lebih 3 minggu. Bahkan, ada kalanya tahapan ini dibagi menjadi beberapa bagian dan prosesnya memakan waktu lebih lama.

Berapa Biaya Bayi Tabung di Indonesia?

Biaya program bayi tabung beragam tergantung kondisi masing-masing pasien serta tergantung jenis pemeriksaan yang disyaratkan, jenis dan dosis obat-obatan, serta jumlah siklus yang perlu dilalui untuk bisa hamil. Hingga kini, program hamil berbantu ini belum ditanggung oleh asuransi maupun BPJS.

Apakah Bayi Tabung Bisa Dilakukan Lebih dari Sekali?

Hingga kini, tidak ada aturan pasti terkait berapa kali bayi tabung bisa dilakukan. Salah satu yang pernah melakukan program hamil berbantu lebih dari sekali ini adalah penyanyi Coco Lee. Ia dan sang suami pernah melakukan IVF sebanyak 9 kali setelah 12 tahun usia pernikahan belum mendapatkan keturunan.

Sebelum memutuskan menjalani program bayi tabung, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter. Pastikan Ayah Bunda sudah yakin secara mental dan finansial. Sebab dibutuhkan kesabaran dan konsistensi dalam menjalani setiap tahapan siklusnya agar bisa mencapai hasil yang betul-betul optimal.

Penutup

Biaya program bayi tabung bisa tinggi, tergantung jenis pemeriksaan yang disyaratkan, jenis dan dosis obat-obatan, serta jumlah siklus yang perlu dilalui untuk bisa hamil. 

Biaya di Indonesia memakan biaya mulai dari 40 juta per siklus dan sampai saat ini belum ada asuransi yang menanggung prosedur ini. 

Meski demikian, pada kasus-kasus infertilitas berat, ini merupakan bentuk paling efektif dari teknologi reproduksi berbantu. 

Sebelum memutuskan untuk menjalaninya, pastikan Anda dan pasangan sudah yakin secara mental dan finansial. 

Diperlukan kesabaran dan konsistensi dalam menjalani setiap tahapan siklus bayi tabung, agar bisa mencapai hasil yang betul-betul optimal.

cheer

Jika Anda mencari alternatif program hamil berbantu, kami menyediakan layanan IVF untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah. Tim kami akan segera menghubungi Anda!

Layanan IVF diperuntukkan bagi pasangan suami istri yang telah 1 tahun menikah belum memiliki keturunan dan juga memiliki masalah infertilitas. Jika Anda mengalami keduanya, segera konsultasikan bersama ahlinya!

  1. American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last reviewed 2020 Nov]. FAQ137. Treating infertility.
  2. Choe J, Archer JS, Shanks AL. In Vitro Fertilization. [Updated 2021 Sep 9]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
  3. Ho J, Paulson R. In vitro fertilization: Procedure. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  4. Mayo Clinic. [Last reviewed 2021 Sep 10]. In vitro fertilization (IVF)
  5. Paulson R. Patient education: In vitro fertilization (IVF) (Beyond the Basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  6. Paulson R, Ho J. Smith RP, Kaunitz AM. In vitro fertilization: Overview of clinical issues and questions. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji