Hormon Pendukung Keberhasilan Bayi Tabung

Hormon Pendukung Keberhasilan Bayi Tabung

Hormon Bunda ternyata berperan penting terhadap keberhasilan program bayi tabung. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini. 

Hormon sangat penting dalam proses In Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung karena hormon membantu mengendalikan perawatan dan meningkatkan peluang keberhasilan bagi Bunda untuk hamil. 

Dalam IVF, siklus menstruasi perlu diatur dengan cermat untuk memastikan sel telur matang pada waktu yang tepat untuk pengambilan sel telur. Oleh karena itu, dokter meresepkan hormon kesuburan yang membantu mengatur siklus ini.

Kemudian, yang mungkin menjadi pertanyaan Bunda selanjutnya adalah, hormon apa yang harus dikonsumsi untuk mencapai keberhasilan IVF, kapan harus mengonsumsinya, dan apakah benar-benar perlu? Temukan jawabannya di sini.

Baca Juga: Bayi Tabung Datang, Keluarga pun Riang


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Peran Hormon Terhadap Program Bayi Tabung

Ada beberapa penyebab wanita tidak bisa hamil, biasanya salah satunya disebabkan oleh masalah infertilitas. Ini berarti ada masalah dalam sistem reproduksi yang membuat Bunda sulit untuk ovulasi dan menghasilkan sel telur yang sehat.

Untuk bisa menghasilkan sel telur yang sehat, tubuh memerlukan fungsi sistem reproduksi yang baik, yang dikendalikan oleh hormon-hormon tertentu. 

Dalam program bayi tabung, berbagai hormon dibutuhkan untuk mengatur siklus, mencegah ovulasi terlalu dini, dan merangsang ovarium agar menghasilkan sel telur yang cukup banyak. Sel telur ini nantinya akan dibuahi di luar tubuh perempuan.

Namun, pengaruh hormon terhadap program bayi tabung yang gagal juga bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Oleh karena itu, untuk Ayah dan Bunda yang mungkin sedang ingin menjalani program hamil dengan bayi tabung, pastikan untuk memahami lebih lanjut mengenai hormon pendukung dalam program bayi tabung.

Jenis Hormon Penting dalam Program Bayi Tabung

Ada beberapa hormon yang memengaruhi kemampuan Bunda untuk hamil dan berperan dalam IVF. Hormon-hormon ini termasuk AMH, LH, FSH, progesteron, estrogen, prolaktin, dan TSH. Berikut adalah penjelasannya secara lengkap.

1. AMH (Hormon anti-mullerian)

AMH adalah hormon yang berperan dalam perkembangan organ reproduksi bayi. Tingkat AMH berbeda antara pria dan wanita. Kadar AMH yang tinggi pada pria dapat menghambat perkembangan organ reproduksi wanita. 

Sedangkan, pada wanita, AMH diproduksi di ovarium dan membantu pembentukan sel telur. Sebuah tes darah AMH dilakukan di awal proses bayi tabung untuk menilai cadangan sel telur. Ini penting karena tingkat AMH biasanya mulai menurun setelah usia 25 tahun. 

Selama tes AMH, dokter akan mengambil sampel darah untuk menilai tingkat hormon dalam tubuh. Hasilnya bisa tinggi (>1,0 ng/mL) atau rendah (<1,0 ng/mL), yang masing-masing menunjukkan cadangan sel telur yang cukup atau kurang.

Baca Juga: Segala Hal yang Perlu Anda Tahu Soal Bayi Tabung 

2. Hormon luteinizing (LH)

LH adalah hormon yang memiliki peran penting dalam proses reproduksi. Hormon ini dimiliki oleh Ayah dan juga Bunda. Pada Ayah, LH meningkatkan produksi hormon testosteron, sementara pada Bunda, perubahan tingkat LH memicu ovulasi.

Selain itu, LH juga berperan dalam mendukung kehamilan. Hormon ini mengaktifkan pelepasan hormon yang diperlukan untuk mendukung awal kehamilan. 

LH memicu pembentukan struktur yang disebut corpus luteum di ovarium. Struktur ini memicu produksi hormon progesteron yang penting untuk mendukung tahap awal kehamilan.

Penting untuk memahami bahwa kadar LH dalam tubuh dapat berubah seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, mengetahui kadar LH dalam tubuh saat promil sangatlah penting.

3. Follicle-Stimulating Hormone (FSH)

FSH adalah hormon perangsang folikel yang bertugas menginduksi produksi sel telur matang dalam ovarium. FSH juga dapat disuntikkan dan digunakan dalam prosedur IVF untuk mengatasi masalah infertilitas.

Mirip dengan LH, FSH diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di otak. Otak dapat mendeteksi perubahan dalam tingkat estrogen yang terjadi seiring pertambahan usia. 

Dalam program bayi tabung, tes FSH dilakukan pada hari ketiga siklus menstruasi untuk menilai apakah tingkat hormon dasar Bunda normal (>9). Jika tingkatnya meningkat (9-20), itu menunjukkan bahwa cadangan sel telur rendah. Tingkat FSH juga dapat memberikan petunjuk tentang respons tubuh Bunda terhadap obat kesuburan.

4. Hormon Progesteron

Ovarium memproduksi hormon progesteron yang jumlahnya meningkat selama proses ovulasi. Tugas utama hormon ini adalah untuk menyiapkan lapisan rahim yang disebut endometrium agar siap jika kehamilan terjadi. 

Ketika kehamilan tidak terjadi, kadar progesteron akan menurun, dan ini akan memicu awalnya menstruasi. Hormon progesteron memiliki peran penting dalam menjaga endometrium agar tetap siap menerima dan mendukung sel telur jika terjadi pembuahan. 

Jika kehamilan terjadi, produksi progesteron akan terus berlanjut selama 8-10 minggu tambahan untuk memastikan perkembangan embrio yang sehat.

Oleh karena itu, dalam prosedur bantu reproduksi dan program IVF, progesteron sering diresepkan untuk mencegah penurunannya dan membantu mempersiapkan lapisan rahim. 

Ini akan meningkatkan kemungkinan berhasilnya penanaman embrio dan mendukung perkembangan yang sehat setelah embrio transfer.

Jika dokter memberikan resep progesteron, biasanya Bunda akan mulai mengonsumsinya segera setelah pengambilan sel telur, kecuali jika dokter memberikan instruksi lain. 

Terdapat beberapa cara untuk pengobatan hormon progesteron, seperti suntikan, gel vagina, dan pil. Namun, pil seringkali kurang efektif karena penyerapan hormon oleh perut terbatas.

5. Hormon Estrogen

Estrogen, yang merupakan bagian dari hormon estradiol, adalah hormon seks wanita yang diproduksi dalam folikel ovarium. 

Fungsi utamanya adalah merangsang dan menjaga ketebalan lapisan rahim, terutama untuk mempersiapkannya agar lebih tebal setelah pembuahan, sehingga bisa mendukung kehamilan yang sehat.

Kadar estrogen dalam tubuh wanita akan berubah-ubah selama siklus menstruasi, mencapai puncaknya saat ovulasi. Saat menopause, terjadi penurunan signifikan dalam kadar estrogen dibandingkan dengan masa sebelumnya.

Dalam program bayi tabung, mungkin Bunda akan diresepkan suplemen estrogen untuk menjaga keseimbangan hormon. Ini diperlukan karena kadar estrogen dapat berubah akibat pengaruh hormon dan prosedur reproduksi lainnya. 

Tujuannya adalah untuk memastikan tingkat estrogen yang tepat agar implantasi aman dan perkembangan kehamilan berlangsung dengan baik.

6. Prolaktin

Hormon prolaktin diproduksi dalam tubuh Bunda saat hamil dan ketika sedang menyusui, karena berperan dalam pembentukan ASI. Meskipun kadar prolaktin yang tinggi saat berusaha hamil terdengar baik, sebenarnya ini tidak selalu menjadi tanda yang baik.

Pasalnya prolaktin yang berlebihan dapat mempengaruhi perkembangan folikel ovarium dan lapisan rahim. Ketika produksi ASI berlangsung, prolaktin dapat menghambat kemampuan reproduksi wanita. 

Jadi, tingginya kadar prolaktin pada Bunda yang tidak sedang hamil atau menyusui dapat mengindikasikan ketidakseimbangan hormon.

Itulah mengapa penting untuk memonitor kadar prolaktin saat mempertimbangkan perawatan IVF. Kadar prolaktin normal pada wanita yang tidak sedang hamil adalah kurang dari 25 ng/mL. 

Jika kadar prolaktin lebih tinggi dari itu, Bunda mungkin akan diresepkan obat untuk menekan produksi prolaktin dan meningkatkan peluang untuk hamil.

7. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Hormon stimulasi tiroid (TSH) adalah hormon lain yang memengaruhi sistem reproduksi dan kemampuan Bunda untuk hamil. 

Secara khusus, tingkat hormon tiroid yang seimbang memastikan bahwa proses pembuahan berjalan dengan sukses dan Bunda tidak mengalami disfungsi ovarium atau sindrom ovarium polikistik, bersama dengan masalah reproduksi lainnya atau masalah selama kehamilan.

Oleh karena itu, melakukan tes TSH untuk menentukan tingkat hormon ini bisa menjadi sangat penting sebelum memulai IVF. Tes ini melibatkan pengambilan sampel darah dan dapat dilakukan pada pagi hari. Tingkat TSH normal untuk wanita yang tidak hamil adalah <5.0 mIU/L.

8. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)

Human chorionic gonadotropin atau yang dikenal sebagai hCG, sering disebut sebagai hormon kehamilan. Alasannya adalah hormon ini diproduksi saat kehamilan klinis terjadi dan mencapai tingkat tertinggi pada awal kehamilan. 

Hormon ini juga hormon yang memberi sinyal bahwa Bunda sedang hamil saat melakukan tes kehamilan. Bersama dengan suntikan hormon lainnya, hormon ini mendukung penebalan lapisan rahim Bunda dan perkembangan embrio setelah embrio transfer.

Nah, itu dia 8 hormon yang memainkan peran dalam keberhasilan program hamil in vitro fertilization (IVF). Namun, perlu Ayah dan Bunda ketahui, tidak hanya hormon, kegagalan pada program bayi tabung bisa berbeda tergantung pada kondisi masing-masing pasien. 

Jika Ayah dan Bunda mungkin sedang atau ingin menjalani program hamil dengan bayi tabung, pastikan untuk konsultasi dengan dokter kandungan yang tepat dan sudah berpengalaman. 

Tetap jaga kesehatan agar Ayah dan Bunda dapat menjalani program bayi tabung dengan tenang dan bahagia, sehingga impian menjadi orang tua dapat menjadi kenyataan.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Healthline. Luteinizing Hormone (LH) Test: What It Is and Why It’s Important. Diakses 2023. https://www.healthline.com/health/lh-blood-test
  • Healthline.How Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) Affects Fertility and What to Do. Diakses 2023.  https://www.healthline.com/health/womens-health/pcos-and-fertility
  • Healthline. Follicle-Stimulating Hormone (FSH) Test. Diakses 2023. https://www.healthline.com/health/fsh
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji