Perlukah Terapi Hormon Testosteron Agar Gairah Tetap On?

Perlukah Terapi Hormon Testosteron Agar Gairah Tetap On

Seiring bertambahnya usia, hormon testosteron dapat menurun. Lantas, apakah terapi hormon testosteron diperlukan?  

Seiring bertambahnya usia, hormon testosteron pada pria cenderung mengalami penurunan.  Menurunnya tingkat testosteron dapat berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan pria, termasuk berbagai aspek seperti energi, massa otot, dan fungsi seksual. 

Pertanyaan yang muncul adalah apakah terapi hormon testosteron diperlukan untuk mengatasi penurunan ini. Penting untuk Ayah ketahui, terapi hormon testosteron memiliki manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan. 

Baca Juga: 7 Hormon Reproduksi pada Wanita dan Pria 

Apa Itu Hormon Testosteron?

Testosteron adalah hormon yang diproduksi di dalam testis. Hormon ini merupakan hormon yang membantu untuk memproduksi sperma. Tentu, peran pentingnya dapat membantu pasangan Ayah Bunda agar cepat hamil. Berikut peran hormon testosteron dapat membantu menjaga:


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

  • Kepadatan tulang
  • Distribusi lemak
  • Kekuatan dan massa otot
  • Pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh
  • Produksi sel darah merah
  • Gairah seksual
  • Produksi sperma

Kadar testosteron umumnya mencapai puncaknya selama masa remaja dan dewasa. Seiring bertambahnya usia, tingkat testosteron secara perlahan menurun, biasanya sekitar 1% setiap tahun setelah usia 30 atau 40 tahun. 

Selain penuaan, penurunan hormon testosteron juga bisa disebabkan oleh suatu penyakit yaitu hipogonadisme. Hipogonadisme menghambat kemampuan untuk memproduksi jumlah testosteron yang normal akibat masalah pada testis atau pada kelenjar pituitari yang mengontrol testis. 

Gejala dan Tanda Hormon Testosteron Rendah

Pria dapat mengalami banyak tanda dan gejala seiring bertambahnya usia. Beberapa yang mungkin terjadi akibat penurunan tingkat testosteron dapat meliputi:

  • Perubahan dalam fungsi seksual. Ini dapat mencakup penurunan hasrat seksual, ereksi spontan yang lebih sedikit misalnya, selama tidur dan infertilitas.
  • Perubahan fisik. Berbagai perubahan fisik mungkin terjadi, termasuk peningkatan lemak tubuh, penurunan massa dan kekuatan otot, dan penurunan kepadatan tulang. Pembengkakan atau nyeri pada payudara (ginekomastia) dan kehilangan rambut tubuh mungkin terjadi. 
  • Perubahan emosional. Testosteron rendah dapat berkontribusi pada penurunan motivasi atau rasa percaya diri. Ayah mungkin merasa sedih atau depresi, atau mengalami kesulitan berkonsentrasi atau penurunan memori.

Beberapa tanda dan gejala ini juga bisa disebabkan oleh faktor lain, termasuk efek samping obat, sleep apnea obstruktif, masalah tiroid, diabetes, dan depresi. Kondisi-kondisi ini juga dapat menyebabkan tingkat testosteron rendah, sehingga pengobatan yang tepat dapat menyebabkan peningkatan tingkat testosteron.

Baca Juga: Pengaruh Hormon Progesteron pada Kesuburan Pria dan Wanita 

Perlukah Melakukan Terapi Hormon Testosteron?

Terapi testosteron dapat membantu membalikkan efek hipogonadisme, tetapi belum jelas apakah terapi testosteron akan memberikan manfaat untuk testosteron yang rendah akibat penuaan secara alami. 

Meskipun beberapa pria mungkin percaya bahwa mereka merasa lebih muda dan bertenaga setelah mengonsumsi obat testosteron, belum ada banyak bukti yang mendukung penggunaan testosteron. 

Pedoman dari American College of Physicians menunjukkan bahwa terapi testosteron mungkin dapat meningkatkan fungsi seksual pada beberapa pria, tetapi belum ada banyak bukti yang menunjukkan peningkatan fungsi lainnya, seperti vitalitas dan energi.

Oleh sebab itu, keputusan untuk menjalani terapi hormon testosteron biasanya harus dipertimbangkan secara matang, terutama jika Ayah Bunda hendak menjalani promil dan perlu melibatkan diskusi yang mendalam dengan dokter. Berikut beberapa pertimbangan dalam menjalani terapi hormon testosteron:

1. Gejala dan Dampak Kesehatan

Jika Ayah memiliki tingkat testosteron yang rendah dan mengalami gejala yang memengaruhi kualitas hidup, seperti penurunan energi, masalah seksual, penurunan massa otot, atau gangguan suasana hati, terapi hormon testosteron mungkin dapat memberikan manfaat.

2. Diagnosis Hipogonadisme

Jika rendahnya tingkat testosteron Ayah disebabkan oleh kondisi medis hipogonadisme, yaitu gangguan pada kelenjar hipofisis atau testis yang menghasilkan testosteron, terapi hormon testosteron mungkin diperlukan. Hipogonadisme dapat memengaruhi produksi hormon testosteron.

3. Usia dan Kesehatan Umum

Ayah akan mengalami penurunan alami tingkat testosteron seiring bertambahnya usia, terapi hormon testosteron mungkin tidak selalu menjadi pilihan yang direkomendasikan untuk kasus ini. Penurunan testosteron seiring bertambahnya usia merupakan bagian dari proses penuaan alami.

4. Pertimbangkan Risiko dan Manfaat

Terapi hormon testosteron memiliki risiko tertentu, termasuk risiko pembesaran prostat, penurunan produksi sperma, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Sebelum memutuskan untuk menjalani terapi, penting untuk memahami risiko dan manfaatnya.

Penting untuk konsultasi dengan dokter atau spesialis andrologi untuk menilai kebutuhan dan kecocokan terapi hormon testosteron berdasarkan kondisi kesehatan dan gejala spesifik yang Ayah alami. Ketahui informasi lainnya seputar fertilitas dan program hamil hanya di Bocah Indonesia.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Corona, G., Sforza, A., & Maggi, M. NCBI. Testosterone Replacement Therapy: Long-Term Safety and Efficacy. World Journal of Men’s Health (2017). 35(2), pp. 65–76. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28497912/
  • Mayo Clinic (2020). Testosterone Therapy: Potential Benefits and Risks as You Age.
  • Harvard Health Publishing. (2011). Testosterone Replacement: A Cautionary Tale.
  • Healthline. (2016). Hormone Replacement Therapy for Men. 
  • WebMD. (2008). Hormone Replacement Therapy for Men: Pros and Cons.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji