Hormon Testosteron Rendah Bikin Ayah Tak Bergairah

Hormon Testosteron Rendah Bikin Ayah Tak Bergairah

Ada beberapa hal yang dapat terjadi jika tubuh kekurangan hormon testosteron. Salah satunya dapat mengurangi minat Ayah pada hubungan seksual. 

Testosteron adalah hormon yang dapat memengaruhi penampilan dan perkembangan seksual, merangsang produksi sperma dan hasrat seksual, serta membantu membangun massa otot dan tulang. Hormon ini diproduksi oleh testis

Ayah dapat mengalami kadar testosteron rendah seiring bertambahnya usia atau akibat beberapa kondisi kesehatan. Tidak hanya pengaruhi kondisi kesehatan namun juga memengaruhi kondisi fertilitas Ayah. Cari tahu dampak jika tubuh kekurangan testosteron di sini.

Baca Juga: 8 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma, Sudah Coba? 

Penyebab Testosteron Rendah

Penyebab testosteron rendah pada pria dapat bervariasi, termasuk penuaan alami yang menyebabkan penurunan produksi hormon. Beberapa penyebab lainnya yang dapat menyebabkan Ayah kekurangan hormon testosteron adalah:

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

  • Gangguan pada testis seperti kriptorkidisme atau penyakit testis
  • Masalah pada hipotalamus atau hipofisis yang mengatur produksi hormon
  • Penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas
  • Gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang tidur, stres kronis, dan konsumsi alkohol berlebihan, serta penggunaan obat-obatan tertentu. 

Faktor-faktor ini dapat bekerja bersama atau secara individu memengaruhi kadar testosteron, yang dapat berdampak pada kesehatan seksual, energi, dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Gejala Hormon Testosteron Rendah pada Tubuh

Jika produksi testosteron turun drastis, Ayah mungkin mengalami berbagai gejala. Tanda-tanda testosteron rendah bisa berbeda pada setiap orang, berikut beberapa gejala umum yang dapat terjadi:

1. Libido Rendah

Testosteron adalah hormon seks utama yang memainkan peran penting dalam membangkitkan hasrat seksual, memicu respons terhadap rangsangan seksual, dan mempertahankan keseimbangan fungsi seksual secara keseluruhan.

Ketika kadar testosteron menurun, dampaknya dapat melibatkan penurunan dorongan seksual. Hormon ini mempengaruhi area otak yang terlibat dalam regulasi libido, termasuk hippocampus dan amygdala

Kurangnya testosteron dapat menyebabkan perubahan pada neurotransmitter dan pelepasan nitrit oksida, yang berperan dalam meningkatkan aliran darah ke organ seksual.

2. Kesulitan Mencapai dan Mempertahankan Ereksi

Kesulitan mencapai dan mempertahankan ereksi adalah masalah seksual yang dapat timbul akibat kadar testosteron rendah. Testosteron memiliki peran penting dalam menyampaikan sinyal-sinyal ke otak yang diperlukan untuk memicu respons ereksi. 

Dengan testosteron rendah, Ayah, mungkin mengalami kesulitan mencapai ereksi sebelum berhubungan seks atau bahkan mengalami ketidakmampuan untuk mendapatkan ereksi spontan, seperti yang terjadi selama tidur.

Meskipun testosteron berperan dalam fungsi ereksi, penelitian tentang efektivitas terapi penggantian testosteron sebagai pengobatan untuk disfungsi ereksi masih belum jelas. 

Sebuah tinjauan studi pada tahun 2016, yang dipublikasikan oleh PLoS One, menyimpulkan bahwa terapi testosteron pada pria dengan masalah ereksi tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan.

3. Hot Flashes (Gejala Panas Mendadak)

Hot flashes atau gejala panas mendadak, dapat menjadi tanda dari kadar testosteron yang rendah. Meskipun hot flashes seringkali dikaitkan dengan menopause pada wanita, pria dengan testosteron rendah juga dapat mengalaminya. 

Sensasi panas mendadak ini biasanya terasa sebagai lonjakan suhu yang tiba-tiba dan intens, sering disertai dengan keringat berlebih, kulit yang memerah, dan kadang-kadang keringat malam yang cukup intens.

4. Kehilangan Rambut

Testosteron memiliki peran penting dalam proses produksi rambut pada tubuh. Kerontokan rambut, terutama pada bagian kepala, adalah bagian alami dari proses penuaan pada banyak pria. 

Sementara faktor keturunan juga dapat memengaruhi kecenderungan kerontokan rambut, individu dengan kadar testosteron yang rendah juga mungkin mengalami kehilangan rambut, baik pada tubuh maupun wajah.

Proses kerontokan rambut yang terkait dengan testosteron seringkali berkaitan dengan konversi testosteron menjadi dihydrotestosterone (DHT). DHT dapat memengaruhi folikel rambut, menyebabkan melemahnya dan penipisan rambut. Kehilangan rambut pada wajah dan tubuh juga dapat terjadi pada pria dengan kadar testosteron yang rendah. 

Baca Juga: 7 Minuman yang Dapat Meningkatkan Gairah Seksual 

5. Kelelahan

Ayah, kadar testosteron rendah dapat menjadi penyebab kelelahan ekstrim dan penurunan energi. Ayah mungkin memiliki testosteron rendah jika terus-menerus merasa lelah meskipun cukup tidur atau jika kesulitan mendapatkan motivasi untuk berolahraga.

6. Penambahan Lemak Tubuh

Kadar testosteron rendah dapat menyebabkan penambahan lemak tubuh atau ginekomastia, yaitu pembesaran jaringan payudara. Ginekomastia dapat terjadi ketika ada ketidakseimbangan hormon testosteron dan estrogen dalam tubuh.

7. Penurunan Massa Tulang

Osteoporosis adalah kondisi yang mempengaruhi kepadatan tulang. Testosteron membantu memproduksi dan memperkuat tulang, sehingga pria dengan testosteron rendah, terutama mereka yang lebih tua, mungkin memiliki volume tulang yang lebih rendah dan rentan terhadap patah tulang.

8. Perubahan Mood

Pria dengan testosteron rendah dapat mengalami perubahan mood. Karena testosteron memengaruhi banyak proses fisik tubuh, hal ini juga dapat memengaruhi mood dan kapasitas mental.

9. Melemahnya Ingatan

Ketika tingkat testosteron menurun, terutama pada pria yang lebih tua, dokter telah menyampaikan teori bahwa hal ini dapat berkontribusi pada pengaruh pada ingatan. Fungsi kognitif, termasuk ingatan, dipengaruhi oleh sejumlah faktor, dan perubahan hormonal yang terjadi seiring bertambahnya usia dapat memainkan peran dalam proses ini.

Namun, hubungan antara tingkat testosteron dan fungsi kognitif masih merupakan area penelitian yang sedang berkembang, serta bagaimana mekanisme persis bagaimana testosteron memengaruhi otak dan ingatan belum sepenuhnya dipahami.

10. Ukuran Testis dan Penis yang Lebih Kecil

Ukuran penis dan testis yang lebih kecil secara tidak proporsional dapat menjadi hasil dari kadar testosteron yang rendah. Testosteron memiliki peran krusial dalam pengembangan organ seks pria, termasuk penis dan testis. 

Oleh karena itu, kurangnya testosteron dapat berkontribusi pada pertumbuhan yang tidak optimal atau tidak proporsional dari organ-organ tersebut. Penting untuk dicatat bahwa ukuran penis dan testis bervariasi secara alami antara individu dan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. 

Selain kadar testosteron yang rendah, ada juga kondisi dan keadaan lain yang dapat menyebabkan ukuran penis dan testis yang lebih kecil. Beberapa faktor ini melibatkan kondisi genetik, gangguan hormon, atau masalah kesehatan tertentu yang dapat memengaruhi perkembangan organ-organ reproduksi.

Jika menemukan beberapa tanda di atas, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter. Cari tahu informasi lainnya seputar fertilitas dan program hamil hanya di Bocah Indonesia

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Batrinos, M. NCBI. Testosterone and Aggressive Behavior in Man. International Journal of Endocrinology and Metabolism. 2012. 10(3), pp. 563-568.
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3693622/
  • Roland, J. Healthline (2016). What Is Testosterone?
  • Healthline (2022). Signs and Symptoms of Low Testosterone
  • Pietrangelo, A. Healthline (2014). The Effects of Testosterone on the Body.
  • Davis, C. MedicineNet. High and Low Testosterone Levels in Men.
Avatar photo
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji