Ayah Bunda sedang menjalani program hamil dan punya pertanyaan soal hubungan intim di masa subur? Temukan jawabannya di sini, yuk!
Ayah Bunda yang sedang menanti hadirnya buah hati, memahami masa subur adalah langkah penting dalam program kehamilan. Salah satu momen paling tepat untuk berhubungan intim adalah saat mendekati ovulasi, karena peluang kehamilan akan meningkat ketika sel telur siap dibuahi.
Biasanya, ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dalam siklus menstruasi. Namun, siklus menstruasi yang tidak teratur atau perhitungannya kurang tepat, bisa menjadi salah satu penyebab Bunda belum juga hamil.
Maka dari itu, penting bagi Ayah Bunda untuk mengenali tanda-tanda ovulasi dan mengetahui kapan waktu yang tepat berhubungan intim di masa subur. Cari tahu info selengkapnya melalui artikel ini.
Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium yang biasanya terjadi satu kali dalam setiap siklus menstruasi, sekitar hari ke-14 dari siklus 28 hari. Setelah dilepaskan, sel telur akan bergerak ke tuba falopi dan menunggu proses pembuahan oleh sel sperma. Masa ini dikenal sebagai masa subur, di mana peluang terjadinya kehamilan berada pada tingkat tertinggi.
Agar pembuahan dapat terjadi, sperma Ayah harus mampu melewati serviks, masuk ke rongga rahim, dan mencapai tuba falopi tempat sel telur Bunda berada. Sperma dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita hingga lima hari.
Oleh karena itu, berhubungan intim beberapa hari sebelum ovulasi tetap memberikan kemungkinan terjadinya pembuahan. Proses bertemunya sperma dan sel telur ini disebut fertilisasi atau pembuahan.
Setelah pembuahan berhasil, zigot (sel telur yang telah dibuahi) akan mengalami pembelahan sel secara bertahap dan bergerak menuju rahim. Di dalam rahim, zigot kemudian menempel pada lapisan dinding rahim dalam proses yang disebut implantasi. Implantasi ini biasanya berlangsung antara enam hingga sepuluh hari setelah ovulasi.
Kehamilan baru secara biologis dianggap terjadi ketika implantasi berlangsung dengan baik. Jika tidak ada pembuahan atau implantasi gagal, tubuh akan meluruhkan lapisan rahim dan memulai siklus menstruasi berikutnya.
Berapa Kali Berhubungan Intim Saat Masa Subur?
Untuk meningkatkan peluang hamil, dianjurkan melakukan hubungan intim setiap 1–2 hari selama masa subur, khususnya pada 2–3 hari sebelum ovulasi hingga hari ovulasi itu sendiri. Ini membantu memastikan sperma siap membuahi sel telur saat ovulasi terjadi. Melakukan hubungan intim setiap satu sampai dua hari selama periode ini membantu memastikan sperma siap bertemu dengan sel telur yang dilepaskan oleh Bunda.
Misalnya, jika siklus menstruasi Bunda biasanya berlangsung 28 hari dan hari pertama menstruasi Bunda adalah tanggal 1 Juni, maka ovulasi biasanya terjadi sekitar hari ke-14, yaitu tanggal 14 Juni. Masa subur Bunda mulai sekitar 5 hari sebelum ovulasi, yaitu dari tanggal 9 Juni sampai tanggal 14 Juni.
Artinya, untuk memperbesar peluang kehamilan, Ayah dan Bunda bisa melakukan hubungan intim mulai tanggal 9 Juni, lalu tanggal 11 Juni, dan terakhir pada tanggal 14 Juni (hari ovulasi). Karena sperma bisa bertahan hidup sampai 5 hari di dalam saluran reproduksi Bunda, hubungan intim di hari-hari sebelum ovulasi akan memastikan sperma sudah siap dan menunggu sel telur yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Dengan cara ini, kesempatan bertemunya sperma dan sel telur meningkat, sehingga peluang terjadinya kehamilan juga lebih besar.
Kapan dan Berapa Kali Berhubungan Saat Masa Subur?
Frekuensi Ideal:
Setiap 1–2 hari selama masa subur.
Fokus pada 3 hari penting: 2 hari sebelum ovulasi dan saat ovulasi.
Contoh Praktis (Siklus 28 Hari): Jika menstruasi dimulai 1 Juni:
Ovulasi: Sekitar 14 Juni.
Masa subur: 9–14 Juni.
Jadwal hubungan intim yang disarankan: 9 Juni, 11 Juni, dan 14 Juni.
Ini meningkatkan peluang karena sperma sudah “menunggu” sel telur saat ovulasi.
Bagaimana Cara Menghitung dan Mengetahui Masa Subur?
Salah satu caranya mengetahui kapan masa subur itu terjadi adalah dengan metode kesadaran kesuburan atau perencanaan keluarga alami. Berikut beberapa cara yang biasa digunakan untuk memantau tanda-tanda kesuburan:
1. Metode kalender
Jika siklus menstruasi Bunda cukup teratur, mencatat hari pertama menstruasi setiap bulan bisa membantu menentukan masa subur. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, masa subur biasanya terjadi antara hari ke-8 hingga hari ke-19 dalam siklus menstruasi yang berlangsung 26 sampai 32 hari. Hari pertama menstruasi dihitung sebagai hari pertama siklus.
2. Metode lendir serviks
Lendir serviks adalah cairan yang keluar dari vagina dan berubah-ubah selama siklus menstruasi. Banyak wanita merasakan peningkatan lendir yang tipis, elastis, dan licin seperti putih telur mentah menjelang atau saat ovulasi. Setelah ovulasi, lendir biasanya berkurang dan menjadi lebih kental atau lengket. Bunda bisa mulai mencatat perubahan jumlah, warna, tekstur, dan bau lendir ini setiap hari, minimal sekali atau dua kali sehari.
3. Metode suhu tubuh basal
Suhu tubuh basal adalah suhu tubuh saat benar-benar istirahat, biasanya diukur setiap pagi sebelum beraktivitas. Suhu tubuh akan naik sedikit (sekitar 0,3°C) saat ovulasi dan tetap tinggi sampai akhir siklus menstruasi. Dengan mencatat suhu setiap hari menggunakan termometer khusus, Bunda bisa memantau pola ovulasi yang terjadi.
Namun, perlu diingat bahwa metode pemantauan masa subur ini membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mendapatkan hasil yang akurat dan tetap tidak 100% menjamin keakuratan.
Kesimpulannya, memantau masa subur bisa lebih efektif untuk merencanakan kehamilan. Faktor-faktor seperti stres, tingkat aktivitas, dan pola makan dapat memengaruhi panjang siklus menstruasi Bunda dan waktu ovulasi yang bisa berubah tiap bulan.
Kesimpulan: Rencanakan dengan Bijak
Berhubungan intim rutin selama masa subur adalah langkah efektif meningkatkan peluang hamil.
Perubahan gaya hidup, stres, dan pola makan dapat memengaruhi waktu ovulasi.
Pelajari lebih lanjut di Bocah Indonesia, klinik fertilitas terpercaya yang mendampingi Ayah Bunda dalam program hamil dan bayi tabung.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Schjenken, J. E., Robertson, S. A. (2020). The female response to seminal fluid. Physiological Reviews, 100(3), pp. 1077–1117. https://doi.org/10.1152/physrev.00013.2018
Yu, J-L., Li, J., Wu, J., et al. (2022). Tracking of menstrual cycles and prediction of the fertile window via measurements of basal body temperature and heart rate as well as machine-learning algorithms. Reproductive Biology and Endocrinology, 20(1), Article 61. https://doi.org/10.1186/s12958-022-00993-4
Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.
Latest posts by Team Content Medis Bocah Indonesia (see all)