Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Perimenopause – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
Perimenopause – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 18/10/2022
Perimenopause adalah periode transisi sebelum menopause, yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen.
Perimenopause secara harfiah berarti “sekitar menopause”. Ini merujuk kepada periode waktu ketika tubuh melakukan transisi alami menuju menopause, yang menandai berakhirnya masa reproduksi seorang wanita.
Tanda utama dari perimenopause adalah perubahan pola haid yang tak bisa lagi diprediksi, disertai dengan gejala fisik dan emosional.
Tanya Ferly tentang Promil?
Setiap wanita memulai masa perimenopause ini di usia yang berbeda. Ada yang sangat dini, di pertengahan usia 30-an, ada pula yang lambat, yakni di pertengahan usia 50-an.
Durasinya juga bervariasi, namun pada umumnya masa perimenopause berlangsung antara 2 sampai 10 tahun, dengan rata-rata 4 tahun.
Setelah melewati 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi, maka wanita telah resmi mencapai menopause. Dengan demikian, masa perimenopause telah berakhir.
Gejala Perimenopause
Perubahan hormon yang dialami selama perimenopause utamanya disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen.
Saat kadar hormon ini menurun, keseimbangannya dengan progesteron terganggu. Padahal, kedua hormon ini bertanggung jawab dalam proses ovulasi dan menstruasi.
Di masa perimenopause, kadar estrogen dan progesteron naik turun tanpa bisa diprediksi sehingga haid menjadi tidak teratur.
Inilah yang menjadi tanda pertama dari perimenopause. Karena ovulasi menjadi sulit diprediksi, siklus haid bisa menjadi lebih panjang maupun lebih ringan.
Selama haid, perdarahan juga bisa menjadi lebih ringan atau lebih berat dari biasanya. Ada kalanya, wanita tidak mengalami haid untuk beberapa siklus.
Bila durasi siklus haid terus berubah selama 7 hari atau lebih—memanjang atau memendek—wanita mungkin sedang di fase awal perimenopause. Namun, bila siklus haid berlangsung setiap 60 hari atau lebih, kemungkinan ini sudah di fase akhir perimenopause.
Kala ovulasi menjadi tidak teratur, kemampuan wanita untuk hamil akan menurun. Namun, selama wanita masih mengalami menstruasi, kehamilan masih mungkin terjadi.
Bila ingin menghindari kehamilan, wanita dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi hingga menopause terjadi.
Selain haid yang tidak teratur, tanda-tanda menopause seperti berikut juga bisa dirasakan:
- Hot flashes. Ini adalah sensasi panas yang tiba-tiba menjalar ke bagian tubuh atas dan wajah. Durasinya beberapa detik hingga beberapa menit. Hot flashes bisa terjadi beberapa kali dalam sehari atau sebulan. Dan bila terjadi di malam hari, akan muncul sebagai keringat malam yang mengganggu tidur dan menyebabkan lemah lesu di siang hari.
- Gangguan tidur. Wanita dapat mengalami insomnia (sulit masuk tidur) atau terbangun sebelum waktunya.
- Perubahan pada saluran kemih dan vagina. Seiring dengan menurunnya kadar estrogen, dinding vagina dapat menipis, lebih kering, dan lebih kurang elastis. Kekeringan vagina dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan intim. Infeksi vagina juga bisa menjadi lebih sering. Di saluran kemih, uretra (lubang tempat keluarnya urin) dapat menjadi kering, meradang, atau iritasi. Ini akan membuat wanita sering buang air kecil dan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
- Perubahan suasana hati (mood). Mood yang berubah-ubah, mudah marah, dan depresi bisa terjadi selama perimenopause. Salah satu penyebabnya adalah hot flashes. Meski demikian, perubahan suasana hati ini juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan perubahan hormon saat perimenopause.
- Perubahan fungsi seksual. Selama perimenopause, gairah dan respon terhadap rangsang seksual dapat berubah. Tetapi, bila sebelumnya wanita memiliki keintiman seksual yang memuaskan, kemungkinan ini akan tetap berlanjut hingga seterusnya.
- Perubahan kadar kolesterol. Menurunnya kadar estrogen dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik HDL. Kedua hal ini sama-sama meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pada prinsipnya, saat kadar estrogen tinggi wanita dapat mengalami gejala serupa premenstrual syndrome (PMS). Sebaliknya, saat kadar estrogen rendah, wanita dapat mengalami hot flashes atau keringat malam.
Perubahan hormon ini dapat bercampur dengan siklus normal. Gejala-gejala perimenopause ini, usia dimulainya, dan durasinya akan bervariasi antar wanita.
Dampak Perimenopause Terhadap Kesehatan Wanita
Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium sesungguhnya melindungi wanita dari serangan jantung dan stroke.
Ketika kadar estrogen jauh menurun pascamenopause, wanita kehilangan proteksi ini. Periode paruh baya juga merupakan waktu ketika faktor-faktor risiko penyakit jantung—seperti kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kurang aktivitas fisik—lebih banyak ditemukan.
Gabungan faktor-faktor ini tentu akan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke pada wanita menopause.
Di samping itu, menurunnya kadar estrogen membuat wanita kehilangan massa tulang lebih cepat. Dengan demikian, proses perimenopause meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita.
Selanjutnya, osteoporosis meningkatkan risiko patah tulang, khususnya pada tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Penyebab Perimenopause
Perimenopause adalah sebuah fase normal dalam hidup. Namun, kemunculannya bisa lebih cepat pada sebagian wanita.
Beberapa bukti ilmiah mendapati bahwa faktor-faktor berikut dapat membuat perimenopause muncul pada usia yang lebih muda:
- Merokok. Studi menemukan bahwa kemunculan perimenopause 1-2 tahun lebih awal pada wanita yang merokok ketimbang yang tidak.
- Riwayat keluarga dengan menopause yang lebih awal.
- Riwayat menjalani terapi kanker, seperti kemoterapi atau radiasi di daerah panggul.
- Histerektomi. Studi menemukan bahwa operasi pengangkatan rahim ini dapat menyebabkan menopause muncul lebih awal dari yang seharusnya walau secara teori, histerektomi tanpa pengangkatan ovarium biasanya tidak menyebabkan menopause.
Kapan Harus ke Dokter ?
Haid yang tidak teratur merupakan ciri utama dari perimenopause. Meski ini merupakan hal normal yang tidak perlu dikhawatirkan, sebaiknya kunjungi dokter apabila:
- Perdarahan sangat banyak hingga perlu berganti pembalut setiap 1-2 jam sekali atau lebih.
- Perdarahan haid yang berlangsung lebih dari 7 hari.
- Terjadi perdarahan di antara dua siklus haid.
- Siklus haid teratur namun kurang dari 21 hari.
Tanda-tanda ini dapat mengindikasikan adanya masalah pada sistem reproduksi yang memerlukan diagnosis dan pengobatan tertentu.
Diagnosis Perimenopause
Perimenopause adalah sebuah proses transisi yang sifatnya bertahap. Tidak ada satu tes atau tanda yang mampu menentukan apakah seorang wanita telah memasuki masa perimenopause. Dokter umumnya mempertimbangkan banyak hal, seperti usia, riwayat haid, serta gejala atau perubahan tubuh yang dialami.
Bila diperlukan, dokter akan menyarankan pemeriksaan untuk mengecek kadar hormon yang terkait. Meski demikian, pemeriksaan ini jarang diperlukan atau bermanfaat dalam menilai perimenopause.
Cara Mengatasi Menopause
Hingga kini, tidak ada cara untuk menghentikan proses perimenopause. Ini adalah bagian alami dari kehidupan. Perimenopause akan “sembuh” ketika haid betul-betul berhenti dan wanita telah memasuki masa menopause.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meringankan gejala perimenopause. Dokter mungkin merekomendasikan:
- Terapi hormon
Terapi hormon dapat meredakan gejala perimenopause dan menopause. Terapi ini berarti mengkonsumsi hormon estrogen dan progestin, bila wanita belum pernah menjalani operasi pengangkatan rahim (histerektomi).
Dalam dunia medis, ini disebut sebagai combined hormone therapy atau terapi hormon kombinasi. Konsumsi progestin membantu mengurangi risiko kanker rahim yang bisa terjadi bila hanya mengkonsumsi estrogen.
Bila wanita sudah tidak memiliki rahim, estrogen diberikan tanpa progestin. Terapi ini disebut dengan istilah terapi estrogen.
Estrogen dapat diberikan dalam beberapa bentuk sediaan. Bentuk sistemik mencakup pil, patch kulit, gel dan obat semprot kulit.
Bila progestin juga diresepkan, dapat diberikan secara terpisah maupun kombinasi dengan estrogen dalam satu pil atau patch yang sama.
Wanita yang hanya merasakan gejala kekeringan vagina dapat diberikan terapi estrogen lokal dalam bentuk ring, tablet, atau krim vagina. Bentuk sediaan ini melepaskan dosis kecil estrogen ke dalam jaringan vagina.
Terapi estrogen sistemik (dengan atau tanpa progestin) telah terbukti menjadi pengobatan terbaik untuk menghilangkan hot flashes dan keringat malam.
Terapi ini juga melindungi wanita dari risiko osteoporosis dan patah tulang. Baik terapi estrogen sistemik maupun lokal dapat meredakan kekeringan vagina. Sedangkan terapi kombinasi estrogen dan progestin, dapat menurunkan risiko kanker usus besar.
Namun demikian, terapi hormon ini dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker dan kondisi kesehatan lainnya:
- Terapi estrogen menyebabkan dinding menebal. Berikutnya, ini akan meningkatkan risiko kanker rahim.
- Terapi hormon kombinasi sedikit meningkatkan risiko serangan jantung. Risiko ini mungkin berhubungan dengan usia, masalah kesehatan yang sudah ada, dan kala wanita memulai terapi hormon.
- Terapi hormon kombinasi dan terapi estrogen sedikit meningkatkan risiko stroke dan trombosis vena dalam (DVT). Bentuk sediaan yang tidak dikonsumsi secara oral ((patch, obat semprot, ring, dan lainnya) lebih kurang berisiko menyebabkan DVT. Sedangkan terapi hormon kombinasi berhubungan dengan sedikit meningkatnya risiko kanker payudara.
- Ada sedikit peningkatan risiko penyakit kandung empedu yang berhubungan dengan terapi estrogen dengan atau tanpa progestin. Risiko terbesar didapat bila hormon dikonsumsi secara oral.
- Obat-obatan lain
Obat-obat lain yang dapat membantu mengurangi gejala perimenopause, antara lain:
- Antidepresan, khususnya golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dapat mengurangi gejala hot flashes dan nyeri selama berhubungan intim akibat kekeringan vagina. Terapi ini berguna pada wanita yang tidak dapat menjalani terapi hormon karena alasan medis atau untuk wanita yang memerlukan antidepresan untuk mengatasi gangguan suasana hati.
- Gabapentin, yakni obat untuk mengatasi kejang, juga diketahui dapat mengurangi gejala hot flashes. Obat ini bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat menjalani terapi hormon karena alasan medis atau yang juga mengalami migrain.
- Pelembab dan pelumas vagina. Produk-produk yang dijual bebas ini dapat mengatasi kekeringan vagina dan nyeri saat berhubungan intim. Oleh karena tidak mengandung hormon, produk-produk ini tidak berefek pada ketebalan atau elastisitas dinding vagina. Pelembab vagina dapat digunakan setiap 2-3 hari sekali. Sedangkan pelumas vagina dapat digunakan setiap kali berhubungan intim.
- Pengobatan di rumah
Untuk mengurangi gejala di rumah, wanita dapat:
- Konsumsi makanan tinggi protein, lemak sehat, serealia utuh, sayur dan buah. Di samping itu, pastikan konsumsi cukup kalsium dan vitamin D agar tulang tetap kuat.
- Rutin berolahraga. Aktivitas fisik ini dapat memperlambat proses hilangnya massa tulang dan memperbaiki kesehatan secara umum. Secara spesifik, latihan menahan beban, seperti berjalan, dapat membantu tulang tetap kuat. Latihan kekuatan akan memperkuat otot dan tulang melalui latihan menahan beban dengan tubuh sendiri, gelang latihan, atau alat yang digenggam. Dan latihan keseimbangan, seperti yoga dan tai chi, akan membantu mencegah jatuh, yang dapat menyebabkan patah tulang.
- Memperbaiki pola tidur dengan melakukan aktivitas relaksasi serta tidak melihat layar gawai dan sejenisnya sebelum tidur malam.
- Membatasi konsumsi alkohol dan kafein.
- Latihan meditasi atau teknik manajemen stres lainnya.
- Berhenti merokok.
- Menurunkan berat badan bila perlu. Ini dapat mengurangi hot flashes, keringat, malam, serta memperbaiki tingkat energi wanita.
Penutup
Tak semua wanita mencari bantuan medis kala gejala perimenopause muncul. Gejala mungkin ringan sehingga tidak mengganggu atau tidak cukup parah sehingga membutuhkan pertolongan medis.
Yang jelas, bila gejala mengganggu aktivitas sehari-hari atau membuat khawatir, segera temui dokter untuk mendapatkan saran medis yang tepat.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda membutuhkan konsultasi mengenai perimenopause Anda bisa menghubungi kami di bawah ini atau reservasi. Tim kami akan menghubungi Anda segera.
Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.
- American College of Obstetrician and Gynecologists. (November 2021). The menopause years. FAQ047. URL: https://www.acog.org/womens-health/faqs/the-menopause-years.
- Casper RF. Patient education: Menopause (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
- Cleveland Clinic. (10 Mei 2021). Perimenopause. URL: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21608-perimenopause.
- Mayo Clinic. (7 Agustus 2021). Perimenopause. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/perimenopause/diagnosis-treatment/drc-20354671.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Orchitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Hidrokel – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
- Epididimitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Gonore : Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengobati
- Sifilis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Herpes Kelamin – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara…
- Trikomoniasis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Prolaps Uteri (Turun Rahim): Gejala, Penyebab dan…