Histerektomi, Kenapa dan Kapan Harus Dilakukan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer


Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 26/03/2022

Histerektomi atau pengangkatan rahim kerap menjadi pilihan pengobatan terakhir pada berbagai kelainan organ kandungan ketika obat-obatan atau metode lain tidak membantu.

Histerektomi adalah istilah medis untuk operasi pengangkatan rahim (uterus). Rahim merupakan tempat janin tumbuh dan berkembang ketika seorang wanita hamil. Dindingnya atau disebut endometrium mengandung kelenjar dan pembuluh darah yang setiap bulan meluruh dan tampak sebagai darah haid. 

Seorang wanita yang telah menjalani prosedur ini akan berhenti mengalami haid dan tidak bisa lagi memiliki keturunan.

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Organ apa saja yang diangkat pada histerektomi?

Ada beberapa tipe histerektomi tergantung pada organ yang diangkat saat operasi:

Histerektomi Parsial supraservikal

Histerektomi parsial/supraservikal

Pada tipe ini hanya bagian atas rahim yang diangkat. Serviks atau leher rahim tidak ikut diangkat.

Histerektomi Total

Histerektomi total

Pada tipe ini dilakukan pengangkatan seluruh struktur rahim dan serviks.

Histerektomi Radikal

Histerektomi radikal

Pada tipe ini rahim dan serviks diangkat beserta struktur di sekitarnya, seperti ovarium dan tuba falopii. Prosedur ini disebut:

  • Salpingo-ooforektomi bila kedua ovarium dan tuba falopii diangkat. 
  • Salpingektomi bila hanya tuba falopii yang ikut diangkat.
  • Ooforektomi bila hanya ovarium yang ikut diangkat.

Jenis-jenis Histerektomi

Berdasarkan metodenya, ada beberapa cara untuk melakukan histerektomi. Operasi ini dapat dilakukan melalui vagina, abdomen (perut), atau dengan laparoskopi. Pilihan metode operasi bergantung pada kondisi yang mendasari dan faktor-faktor lainnya. Kadang-kadang, keputusan baru diambil setelah operasi dimulai dan operator (dokter yang melakukan pembedahan) telah menilai ada tidaknya masalah lain.

  • Histerektomi vaginal. Melalui metode ini, pengangkatan rahim dilakukan melalui vagina. Tidak ada sayatan pada perut. Metode ini tidak bisa dilakukan pada wanita yang mengalami adhesi (perlengketan) akibat riwayat operasi sebelumnya atau kala rahim sangat besar. Akan tetapi, komplikasi akibat histerektomi vaginal lebih sedikit ketimbang histerektomi abdominal maupun laparoskopis. Waktu penyembuhan juga lebih cepat dari metode lainnya sehingga individu lebih cepat kembali beraktivitas normal. Sebisa mungkin, metode ini merupakan pilihan utama dalam melakukan histerektomi. 
  • Histerektomi laparoskopis. Pada metode ini, dokter memasukkan selang kamera melalui sayatan kecil pada perut. Kemudian, rahim diangkat melalui sayatan kecil lainnya pada perut atau melalui vagina. Ketimbang histerektomi abdominal, operasi laparoskopi lebih tidak nyeri, lebih tidak berisiko infeksi, dan lama rawat di rumah sakit lebih singkat. Meski demikian, risiko cedera saluran kemih dan organ lain akibat operasi lebih tinggi pada histerektomi laparoskopis ketimbang histerektomi abdominal.
  • Histerektomi abdominal. Sesuai namanya, rahim diangkat melalui sayatan pada perut bagian bawah. Melalui cara ini, operator dapat melihat dengan jelas bentuk dan kedudukan organ-organ panggul. Histerektomi juga tetap bisa dilakukan meski ada adhesi atau rahim sangat besar. Akan tetapi, histerektomi abdominal risiko komplikasi yang lebih besar daripada histerektomi vaginal atau laparoskopis. Lama rawat dan waktu pemulihan pun umumnya lebih panjang.

Kapan Histerektomi diperlukan?

Histerektomi adalah salah satu metode pengobatan yang banyak dipakai pada kasus-kasus berikut:

  • Mioma rahim. Ini merupakan alasan tersering untuk histerektomi. Meski tergolong tumor jinak (nonkanker), mioma dapat semakin membesar hingga menyebabkan perdarahan vagina yang berlebihan, sulit buang air kecil dan buang air besar. 
  • Endometriosis. Histerektomi kerap diperlukan pada kasus endometriosis yang tidak respon terhadap obat-obatan maupun terapi lainnya.
  • Prolaps organ panggul. Kondisi ini terjadi akibat regangan dan melemahnya otot-otot dan ligamen panggul. Ini memungkinkan organ panggul seperti rahim, kandung kemih, rektum ‘jatuh’ (prolaps) dan keluar melalui liang vagina. Meski biasanya tidak ada masalah pada rahim itu sendiri, histerektomi memungkinkan proses perbaikan prolaps lebih mudah serta menurunkan risiko kekambuhan di kemudian hari.
  • Menoragia atau perdarahan haid yang berlebihan. Kondisi ini dapat menimbulkan anemia defisiensi besi dan kelelahan, yang berdampak pada kualitas hidup penderita. Histerektomi diperlukan pada kasus menoragia yang tidak respon dengan pengobatan konvensional (obat-obatan dan terapi hormon).
  • Nyeri panggul kronis. Kondisi ini bisa disebabkan oleh endometriosis, adhesi (perlengketan akibat jaringan parut) antarorgan di dalam panggul, termasuk masalah pada saluran cerna dan saluran kemih. Histerektomi dapat sangat mengurangi keluhan dan memperbaiki kualitas hidup pada kasus-kasus ini.
  • Kanker. Histerektomi kadangkala diperlukan pada kasus kanker rahim, serviks, atau ovarium.
  • Hiperplasia endometrium atau penebalan dinding rahim. Bila memungkinkan untuk dilakukan, histerektomi merupakan pilihan utama pada kondisi ini sebab berisiko menjadi kanker rahim.
bedah Histerektomi

Risiko Histerektomi

Histerektomi sebetulnya merupakan salah satu prosedur operasi yang paling aman. Namun, sama seperti operasi lainnya, ada beberapa risiko komplikasi yang bisa terjadi:

  • Demam dan infeksi
  • Perdarahan hebat selama atau setelah operasi
  • Cedera pada saluran kemih atau organ lain yang berdekatan
  • Gumpalan darah pada kaki yang bisa berpindah ke dalam paru (emboli)
  • Gangguan pernapasan atau jantung akibat prosedur anestesi

Sebagian masalah-masalah yang berhubungan dengan operasi bisa tidak muncul hingga beberapa hari, minggu, bulan, atau bahkan tahun setelah operasi.

Prosedur Histerektomi

1. Persiapan sebelum operasi

Ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan sebelum menjalani histerektomi:

  • Pap smear untuk mendeteksi keberadaan sel serviks yang tidak normal atau kanker serviks
  • Biopsi endometrium, untuk melihat ada tidaknya sel abnormal atau sel kanker pada dinding rahim
  • Ultrasonografi organ kandungan untuk melihat ada tidaknya mioma, polip rahim atau kista ovarium
  • Pemeriksaan darah secara umum untuk menilai kondisi kesehatan dan kesiapan operasi 

Baca Juga : Pengertian, Tujuan dan Kegunaan dari Pap Smear

Sehari sebelum dan di pagi hari sebelum operasi, individu diminta untuk mandi menggunakan sabun antiseptik untuk menurunkan risiko infeksi. Segera sebelum operasi, individu juga akan diberikan antibiotik infus untuk mengurangi risiko infeksi setelah operasi.

2. Prosedur operasi

Histerektomi biasanya dilakukan di bawah anestesi umum sehingga individu tidak akan terbangun selama prosedur. Proses operasinya sendiri rata-rata berlangsung selama 1-2 jam. 

3. Pasca operasi

Setelah operasi, individu akan dipindahkan ke ruang pemulihan selama beberapa jam untuk dilakukan pemantauan kondisi tubuh pasca operasi serta pemberian obat-obatan antinyeri dan antiinfeksi. Bila kondisi sudah stabil, individu dipindah ke ruang rawat inap.

Lamanya rawat inap bergantung pada metode histerektomi dan kondisi kesehatan secara umum. Pada dasarnya, individu akan didorong untuk sesegera mungkin bergerak/berjalan pasca operasi agar tidak terbentuk gumpalan darah pada kaki.

Pemulihan Pasca Histerektomi

Rasa nyeri tentu masih akan dirasakan dalam beberapa hari pasca operasi ini. Individu pun akan mengalami perdarahan dari vagina untuk beberapa minggu. Efek lain yang bersifat sementara, yakni konstipasi dan sulit untuk mengosongkan kandung kemih. 

Umumnya, pemulihan total pasca histerektomi membutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu. Selama masa pemulihan ini, individu disarankan untuk:

  • Banyak istirahat.
  • Tidak mengangkat benda berat selama 6 minggu pasca operasi.
  • Tetap akitf, namun hindari aktivitas fisik yang berat serta hubungan intim selama 6 minggu pasca operasi.
  • Ikuti anjuran dokter terkait saran medis, obat-obatan yang harus diminum, dan kapan harus kontrol pasca operasi.

Setelah pulih, individu tetap harus memeriksakan kandungan dan kesehatan secara rutin. Deteksi dini untuk kanker serviks juga tetap harus dilakukan apabila tidak dilakukan pengangkatan serviks. 

Penutup

Studi menemukan bahwa wanita yang menjalani histerektomi bisa hidup bahagia dan produktif. Gejala-gejala yang sebelumnya mengganggu sudah betul-betul menghilang sehingga kualitas hidup jauh meningkat. Hubungan intim juga tidak terganggu, bahkan sebagian wanita merasakan peningkatan kepuasan seksual pasca histerektomi. Ini dapat disebabkan karena keluhan yang mengganggu, seperti nyeri panggul kronis atau perdarahan berlebihan sudah menghilang.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum juga hamil setelah berupaya selama dua belas bulan atau lebih (atau enam bulan jika usia perempuan di atas 35 tahun), kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Jadwalkan konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau dengan mengisi formulir melalui tombol dibawah.

  1. Stovall TG. Patient education: Abdominal hysterectomy (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  2. Foust-Wright CE, Berkowitz LR. Patient education: Vaginal hysterectomy (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  3. Stovall TG, Mann Jr. WJ. Abdominal hysterectomy. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
  4. Mayo Clinic. [Last reviewed 2021 Apr 27]. Abdominal hysterectomy.
  5. American College of Obstetricians and Gynecologists. [Last updated 2021 Jan]. FAQ008. Hysterectomy. 
  6. Carugno J, Fatehi M. Abdominal Hysterectomy. [Updated 2021 Dec 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL). StatPearls Publishing.
Share:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hari terakhir untuk hemat 11%
Checkout Sekarang

Hari
Jam
Menit
Detik
doctors
Buat Janji