Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Epididimitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
Epididimitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 05/10/2022
Laki-laki dari usia berapapun bisa mengalami epididimitis. Meski demikian, sebagian besar kasus ditemukan pada orang dewasa.
Epididimitis adalah kondisi kala epididimis membengkak dan nyeri. Penyebab tersering adalah infeksi bakteri dan biasanya diobati dengan antibiotik. Bila testis ikut terinfeksi, maka disebut epididimo-orkitis.
Anatomi dan fungsi epididimis
Sistem reproduksi pria berfungsi untuk memproduksi, menyimpan dan mengangkut sperma. Sperma itu sendiri diproduksi oleh kedua testis (buah zakar) di dalam skrotum. Sperma menjadi bisa bergerak dan matang sepenuhnya saat berada di epididimis.
Tanya Ferly tentang Promil?
Epididimis adalah organ serupa tabung yang melingkar di sisi atas belakang testis. Organ ini berfungsi menyimpan sperma dan mengangkutnya menuju saluran reproduksi berikut. Masing-masing epididimis terhubung dengan duktus ejakulatorius melalui saluran yang disebut dengan vas deferens. Saluran ini berjalan dari bagian bawah skrotum ke dalam kanalis linguinalis di lipat paha. Kemudian, saluran ini menuju rongga panggul, di belakang kandung kemih. Di sinilah vas deferens bergabung dengan vesikula seminalis dan membentuk duktus ejakulatorius. Saat pria ejakulasi, cairan di dalam vesikula seminalis dan prostat akan bercampur dengan sperma. Inilah yang disebut dengan semen atau air mani. Selanjutnya, air mani mengalir melalui uretra dan keluar dari ujung penis.
Gejala epididimitis
Gejala epididimitis dapat berupa:
- Skrotum yang membengkak, kemerahan atau hangat.
- Nyeri dan rasa tidak nyaman pada satu sisi testis (meski bisa keduanya), yang munculnya perlahan.
- Nyeri saat buang air kecil atau frekuensi buang air kecil meningkat.
- Adanya cairan yang keluar dari penis (putih, kekuningan, atau kehijauan).
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di bagian bawah perut atau area panggul.
- Darah di dalam air mani.
- Demam.
Kelainan ini dapat bersifat akut (tiba-tiba) atau kronis (jangka panjang). Gejala epididimitis akut biasanya cepat dirasakan, terutama nyeri dan kemerahan pada skrotum. Yang seperti ini dapat dengan mudah hilang melalui pengobatan. Sedangkan gejala epididimitis kronis berlangsung lebih dari 6 bulan. Gejala lebih ringan, muncul perlahan serta hilang timbul.
Penyebab epididimitis
Penyebab epididimitis mencakup:
- Infeksi menular seksual. Bakteri penyebab gonore dan chlamydia merupakan penyebab tersering epididimitis pada pria seksual aktif, khususnya yang berusia di bawah 35 tahun.
- Bakteri penyebab infeksi saluran kemih atau prostat, seperti Escherichia coli dan Pseudomonas sp. Ini lebih banyak ditemukan pada pria yang lebih tua dan kerap berhubungan dengan hambatan berkemih akibat pembesaran prostat jinak.
- Infeksi virus, seperti virus gondongan.
- Adanya urin di epididimis (epididimitis kimiawi). Kondisi ini terjadi ketika urin mengalir ke arah belakang, yakni ke dalam epididimis. Pemicu umumnya karena mengangkat benda berat atau mengedan.
- Cedera pada selangkangan.
- Infeksi bakteri penyebab tuberkulosis
Faktor risiko epididimitis
Epididimitis akibat infeksi menular seksual lebih umum terjadi pada pria yang:
- Berhubungan intim dengan pasangan yang mengalami infeksi menular seksual.
- Berhubungan intim tanpa kondom.
- Memiliki riwayat infeksi menular seksual.
Sedangkan epididimitis yang bukan karena infeksi menular seksual, lebih mungkin terjadi pada pria yang:
- Memiliki riwayat infeksi prostat atau saluran kemih.
- Memiliki riwayat prosedur medis yang memengaruhi saluran kemih, seperti pemasangan kateter urin atau teropong ke dalam penis.
- Tidak menjalani sirkumsisi (sunat) atau memiliki kelainan anatomi pada saluran kemih.
- Mengalami pembesaran prostat, di mana ini meningkatkan risiko infeksi kandung kemih dan epididimitis.
Baca Juga: Hidrokel – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
Komplikasi epididimitis
Bila tidak ditangani dengan tepat, epididimitis dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
- Abses pada skrotum, di mana terdapat kantong infeksi yang berisi nanah.
- Epididimo-orkitis, di mana infeksi menjalar ke testis.
- Gangguan kesuburan. Pada sebagian kecil kasus, saluran keluar epididimis dapat menutup setelah infeksi. Akibatnya, jumlah sperma yang dikeluarkan melalui ejakulasi akan berkurang. Namun, pada umumnya pria masih tetap bisa memiliki keturunan secara normal bila hanya satu testis yang terdampak.
Diagnosis epididimitis
Untuk mendiagnosis epididimitis, dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha dan pembesaran testis pada sisi yang dikeluhkan. Dokter juga akan melalukan pemeriksaan rektal (colok dubur) untuk menilai ada tidaknya pembesaran prostat.
Untuk mengonfirmasi hasil temuan dari pemeriksaan fisik, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
- Tes urin. Pada epididimitis akut, seringkali ditemukan infeksi pada urin. Ini tidak terjadi pada epididimitis kronis.
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada testis dan skrotum. Pemeriksaan ini digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis. Pemeriksaan USG dengan pewarnaa Doppler dapat menentukan apakah aliran darah ke testis lebih rendah dari normal—yang mengindikasikan torsio—atau lebih tinggi dari normal, yang membantu mengonfirmasi diagnosis epididimitis.
- Skrining infeksi menular seksual. Bila terdapat cairan yang keluar dari uretra (tempat keluarnya urin), dokter akan melakukan swab. Selanjutnya, sampel dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa ada tidaknya infeksi menular seksual akibat gonore, chlamydia atau yang lainnya
Cara mengobati epididimitis
Pengobatan epididimitis bergantung pada sifat penyakit dan penyebabnya.
- Pengobatan pada epididimitis akut
Epididimitis akut sering disebabkan oleh infeksi bakteri, dan karena itu diperlukan antibiotik untuk mengatasinya. Antibiotik dikonsumsi selama 1-2 minggu tergantung tipe bakteri yang ditemukan. Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah doxycycline, ciprofloxacin, levofloxacin, dan trimethoprim-sulfamethoxazole. Antibiotik biasanya dapat dikonsumsi di rumah (rawat jalan), namun bila infeksi bersifat berat diperlukan rawat inap di rumah sakit.
Bila disebabkan oleh infeksi menular seksual, pasangan seksual juga perlu diobati. Di samping itu, penting untuk menyelesaikan pengobatan antibiotik sesuai anjuran dokter, meski gejala sudah membaik. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa infeksi sudah betul-betul hilang.
Pada umumnya, individu akan mulai merasa lebih baik dalam waktu 48-72 jam setelah memulai pengobatan antibiotik. Untuk mengurangi nyeri yang timbul, individu dianjurkan untuk:
- Beristirahat selama 1-2 hari dengan menempatkan skrotum lebih tinggi saat berbaring. Tujuannya, agar bagian yang meradang berada di posisi yang lebih tinggi dari jantung. Ini akan membantu mengurangi peradangan, nyeri dan mendukung proses penyembuhan.
- Kompres dingin setiap beberapa jam, selama 15 menit setiap sesinya.
- Menggunakan pakaian dalam khusus (jock strap atau athletic support) untuk menyokong skrotum.
- Banyak minum air.
- Mengonsumsi obat antinyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
Setelah konsumsi antibiotik selesai, sebaiknya lakukan kunjungan ulang ke dokter untuk memastikan bahwa infeksinya telah benar-benar hilang.
Pada kasus epididimitis dengan abses pada skrotum, diperlukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah di dalamnya. Kadang-kadang, sebagian atau seluruh epididimis perlu diangkat (epididimektomi). Pembedahan juga dipertimbangkan bila epididimitis terjadi akibat adanya kelainan anatomi tertentu.
- Pengobatan pada epididimitis kronis
Epididimitis kronis utamanya ditangani dengan obat-obatan dan terapi suportif untuk mengurangi nyeri. Standar pengobatan adalah konsumsi obat antinyeri dan kompres hangat. Bila gejala tak kunjung menghilang, dokter akan menyarankan obat antinyeri yang lebih kuat, atau berkonsultasi dengan dokter yang ahli mengelola nyeri. Bila semua cara gagal dan keluhan sangat mengganggu, satu-satunya cara adalah dengan mengangkat epididimis (tanpa testis).
Pencegahan epididimitis
Epididimitis tak selalu dapat dicegah. Untuk mengurangi risiko infeksi, berikut yang bisa dilakukan:
- Melakukan hubungan intim yang aman.
- Menjalani sirkumsisi.
- Secara rutin membersihkan dudukan toilet setelah digunakan.
- Mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi tuberkulosis.
Untuk mencegah epididimitis berkembang menjadi kronis, penting untuk segera mendapatkan pengobatan bila mengalami epididimitis ringan atau akut.
Penutup
Pada dasarnya, epididimitis mudah diobati. Yang penting, segeralah memeriksakan diri bila merasakan gejalanya. Pengobatan dini juga dapat mencegah komplikasi yang tidak diinginkan, seperti gangguan kesuburan. Saat menjalani pengobatan, pastikan untuk mengonsumsi seluruh obat-obatan sesuai anjuran dokter. Tak lupa, lakukan kunjungan pascapengobatan untuk memastikan bahwa infeksinya sudah hilang. Semua ini membantu memastikan bahwa epididimitis betul telah teratasi sepenuhnya.
Jika ada mengalami gejala tersebut, kami menyediakan layanan pemeriksaan yang tepat untuk Anda. Silakan isi formulir di bawah ini, tim kami segera menghubungi Anda!
Hidrokel memang biasanya tidak berbahaya namun Anda perlu waspada apabila terdapat komplikasi yang terjadi. Segera periksakan diri ke dokter!
Eyre RC. Acute scrotal pain in adults. In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
Mayo Clinic. (23 January 2021). Epididymitis. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epididymitis/symptoms-causes/syc-20363853.
Patient education: epididymitis (the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
Rupp TJ, Leslie SW. Epididymitis. [Updated 2022 Jul 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430814/
Artikel Terkait:
- Orchitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Gonore : Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengobati
- Sifilis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Herpes Kelamin – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara…
- Trikomoniasis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Salpingitis
- Hidrokel – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
- Perimenopause - Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
2 Responses
Halo dok saya ingin bertanya sbrapa lama si epididimitis itu smbuh ….
Saya sudah pernah rawat inap dirumah sakit slama 3 hari memang bengkak pada buah jangkar sudah smbuh tapi pada urat yang di sebut epididimis itu masi keras dan bengkak minum antibiotik dari dokter sudah minum dan suntik dari apotik juga sudah tapi tidak ada perubahan pada epididimisnya dok
Apakah ada saran untuk saya donk
Hallo Bunda Gindau,
untuk mendapatkan jawaban yang lebih akurat sebaiknya konsultasi lebih lanjut ke Ferly (Admin Bocah Indonesia)
Klik disini