Ini Kata Dokter yang Perlu Dihindari Setelah Embryo Transfer

Ini Kata Dokter yang Perlu Dihindari Setelah Embryo Transfer

Setelah Bunda melakukan embryo transfer, ada beberapa hal yang perlu dihindari. Apa saja? Simak selengkapnya dalam artikel ini, ya!

Embryo transfer (ET) atau transfer embrio adalah salah satu tahapan pada program hamil bayi tabung. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sel telur yang telah dibuahi oleh sperma dan telah berkembang menjadi embrio ke dalam rahim Bunda.

Prosedur ini bisa dibilang tahapan yang cukup penting dalam program bayi tabung sebab setelah transfer embrio, Bunda akan menunggu selama 2 minggu untuk melihat apakah embrio berhasil menempel pada dinding rahim atau tidak yang menunjukkan terjadinya kehamilan.

Hal yang Perlu Dihindari Setelah Embryo Transfer

Nah, perlu Bunda ketahui ada beberapa hal yang perlu dihindari setelah melakukan transfer embrio (ET) maupun transfer embrio beku (FET), lho. Apa saja?

Baca juga: Frozen Embryo Transfer, Salah Satu Teknologi dalam Program Bayi Tabung


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

1. Berhubungan seksual

Salah satu hal yang perlu dihindari Bunda setelah melakukan transfer embrio adalah berhubungan seksual. Pasalnya, setelah melakukan prosedur ini, Bunda harus menunggu selama 2 minggu atau yang dikenal sebagai 2 weeks waiting (2WW) sebelum nantinya melakukan tes kehamilan. Selama 2 minggu tersebut adalah waktu untuk proses penempelan embrio pada dinding rahim.

Selain itu, jika Bunda melakukan hubungan seksual setelah melakukan transfer embrio dikhawatirkan mencegah embrio menempel di dinding rahim dan dapat memicu kontraksi pada area rahim.

Menurut dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, mengungkapkan jika berhubungan setelah transfer embrio maupun transfer embrio beku dikhawatirkan dapat mengganggu embrio itu sendiri maupun kondisi rahim yang sedang menyiapkan untuk tempat janin berkembang nantinya.

2. Melakukan tes kehamilan sedini mungkin

Mungkin tidak sedikit bagi Ayah Bunda yang penasaran dan ingin segera melakukan tes kehamilan setelah melakukan transfer embrio. Sebaiknya, hindari melakukan hal ini saat Bunda baru selesai melakukan transfer embrio sebab melakukan tes kehamilan sedini mungkin dapat menyebabkan peluang Bunda mendapatkan positif garis dua sangat rendah.

Ayah Bunda disarankan untuk menunggu selama minimal 2 minggu setelah prosedur transfer embrio dilakukan. Sel plasenta memerlukan waktu untuk memproduksi hormon kehamilan yakni human chorionic gonadotropin (hCG) selama beberapa minggu. Hormon hCG memiliki peran untuk mendeteksi kehamilan. Hormon ini akan terdeteksi pada darah maupun urine Bunda.

3. Mengabaikan gejala yang muncul

Ketika menjalani program bayi tabung maka Bunda diharuskan mengonsumsi obat kesuburan. Kondisi ini jika dilakukan berlebihan maka dapat menyebabkan berisiko mengalami ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS). Ini merupakan kondisi yang terjadi sebagai respons alami tubuh terhadap suntikan hormon dalam proses bayi tabung.

OHSS bisa menimbulkan gejala seperti perut kembung, mual, hingga muntah. Pada kasus tertentu, gejala ini bahkan bisa muncul setelah melakukan transfer embrio. Pada umumnya, gejala OHSS yang ditimbulkan merupakan gejala ringan namun jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat bisa memperburuk kondisi Bunda.

Baca juga: Persiapan Proper, Sukses Embryo Transfer

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Melakukan Embryo Transfer?

Seperti halnya melakukan tindakan operatif pada umumnya, prosedur transfer embrio juga memerlukan beberapa ketentuan dan persiapan yang perlu Bunda lakukan. Di Bocah Indonesia sendiri ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan sebelum melakukan prosedur transfer embrio.

  • Bunda dapat melakukan transfer embrio setelah 3-5 hari tindakan ovum pick up (OPU) dilakukan atau mendapatkan konfirmasi dari perawat
  • Saat prosedur transfer embrio, Bunda tidak diperbolehkan menggunakan parfum dan mencuci atau membersihkan kemaluan dengan sabun
  • Jika Bunda memilih opsi untuk dibius maka Bunda dianjurkan untuk minum air putih hingga kandung kemih terasa penuh. Hal ini lantaran Bunda akan diperbolehkan buang air kecil terakhir 1 jam sebelum tindakan
  • Sedangkan, jika Bunda memilih opsi tidak dibius maka Bunda dianjurkan untuk makan dan minum 6 jam sebelum tindakan. Bunda hanya diperbolehkan untuk minum 3 gelas air dan harus kembali puasa hingga tindakan selesai. Kemudian, Bunda diperbolehkan melakukan buang air kecil terakhir 1 jam sebelum tindakan
  • Bunda diharapkan hadir di Bocah Indonesia 60 – 90 menit sebelum tindakan

Nah, sekarang Bunda sudah tahu kan apa saja yang perlu dihindari setelah melakukan transfer embrio. Meski begitu, Bunda dianjurkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa asal tidak melakukan aktivitas berat, ya. Selamat berjuang bersama karena #SelaluAdaHarapan untuk masa depan.

Mau membagikan informasi tentang program hamil dan fertilitas untuk para pejuang garis dua lainnya? Terus ikuti artikel lainnya, dan jangan lupa bagikan artikel ini, ya!

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Banker, M., et al. (2015). Revisiting ovarian hyper stimulation syndrome Towards OHSS free clinic. Journal of Human Reproductive Sciences 8(1): p 13-17, Jan–Mar 2015. 
  • Crawford, N.M., et al. (2014). Intercourse after Embryo Transfer and Pregnancy Outcomes. Volume 101, Issue 2, Supplement, E28-E29, February 2014. 
  • Healthline. 5 Things to Do – and 3 Things to Avoid – After Your Embryo Transfer. 
  • medical News Today. What to know about embryo transfers.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji