Persiapan Proper, Sukses Embryo Transfer

Persiapan Proper, Sukses Embryo Transfer

Proses transfer embrio segera dimulai? Berikut persiapannya agar semua berjalan lancar.

Untuk pasangan dan individu yang berjuang dengan infertilitas, teknologi reproduksi berbantu (TRB) seperti program bayi tabung (IVF) memungkinkan mereka memiliki keturunan. 

Program bayi tabung ini biasanya dilakukan melalui dua langkah, yang diawali dengan menumbuhkan sel telur, mengeluarkannya (ovum pick up), kemudian membuahinya dengan sperma, serta mengembangkannya menjadi embrio di laboratorium. Langkah kedua melibatkan transfer embrio, di mana bakal janin ini ditempatkan secara presisi di dalam rahim agar dapat berimplantasi dan selanjutnya terjadi kehamilan yang diharapkan.  

Transfer embrio merupakan tahap terakhir dari rangkaian program bayi tabung. Prosedurnya relatif singkat dan tidak menyakitkan. Lantas, adakah hal-hal khusus yang perlu dipersiapkan?

(Baca juga: Transfer Embrio – Definisi, Prosedur, Waktu dan Risiko – Bocah Indonesia)


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Sekilas soal tipe-tipe transfer embrio

Sebelumnya, mari pahami terlebih dulu soal tipe-tipe transfer embrio. Secara umum, ada dua macam transfer embrio:

1. Transfer embrio beku atau dikenal sebagai frozen embryo transfer (FET)

Pada FET, setelah sel telur dibuahi, semua embrio yang terbentuk disimpan dan dibekukan untuk waktu yang tidak terbatas. Dengan demikian, pasangan memiliki banyak cadangan embrio yang dapat dicairkan dan ditransfer di kemudian hari atau ketika program bayi tabung sebelumnya gagal membuahkan kehamilan. 

Di masa kini, FET merupakan prosedur yang paling umum dilakukan, oleh karena memungkinkan tes genetik embrio sebelum implantasi. Dengan cara ini, angka keberhasilan kehamilan lebih tinggi dan kemungkinan cacat genetik pada embrio atau keguguran juga lebih kecil.

2. Transfer embrio segar atau dikenal sebagai fresh embryo transfer (ET)

Setelah sel telur ibu diambil dan dibuahi, dokter akan segera menentukan embrio mana yang berpeluang tinggi melakukan implantasi. Pada cara ini, transfer embrio dilakukan 3-5 hari setelah pembuahan.

Plus minus transfer embrio segar vs FET

Ada banyak pertimbangan ketika pasangan memutuskan untuk menggunakan embrio segar atau beku. Keduanya memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing.

Keuntungan dan kerugian transfer embrio segar

Keuntungan utama dari transfer embrio segar yakni membutuhkan waktu yang lebih singkat hingga terjadinya kehamilan. Ada batas maksimum, yakni 5 hari menunggu setelah sel telur dibuahi hingga ditransfer kembali ke dalam rahim. Bagi wanita yang berusia lebih tua atau yang sel telur/embrionya lebih rapuh, hasilnya bisa lebih baik dengan transfer embrio segar. Dari sisi biaya, perusahaan asuransi umumnya masih mau menanggung transfer embrio segar, namun tidak untuk biaya kriopreservasi (pembekuan) embrio. 

Akan tetapi, ada kendala-kendala yang mungkin ditemui pada praktiknya. Bila kadar hormon progesteron wanita meningkat, transfer embrio segar kemungkinan tidak berhasil karena keberadaan hormon ini memengaruhi proses implantasi. Transfer embrio segar juga tidak bisa dilakukan pada wanita yang berisiko mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) oleh karena obat yang digunakan untuk menginduksi pematangan telur bisa berbahaya.

Keuntungan dan kerugian FET

Transfer embrio beku kini semakin banyak digunakan karena beberapa alasan. Salah satunya adalah soal biaya yang lebih “ekonomis” bila terjadi kegagalan pada percobaan pertama program bayi tabung. Pasangan yang memiliki sisa embrio dari siklus sebelumnya, tak perlu lagi menjalani proses bayi tabung dari awal untuk membuat embrio. Embrio yang telah dibekukan dapat bertahan hingga lebih dari 10 tahun, sehingga orang tua yang mengalami kegagalan IVF sebelumnya dapat menjalani FET kapanpun di masa mendatang. Hal ini juga memungkinkan pasangan yang menghadapi kondisi-kondisi luar biasa, seperti misalnya menjalani perawatan kanker, tetap berkesempatan untuk memiliki keturunan setelah rangkaian perawatannya selesai.

Namun sesungguhnya, manfaat terbaik dari FET adalah memungkinkan embrio untuk dites secara genetik sebelum implantasi. Hal ini tentu akan meningkatkan tingkat keberhasilan kehamilan dan menurunkan peluang terjadinya kelainan genetik/cacat bawaan lahir pada bayi. Prosedur ini juga memungkinkan wanita untuk pulih terlebih dulu pascaprosedur pengambilan sel telur sebelum lanjut ke tahapan berikutnya. Di samping itu, aman bagi wanita dengan OHSS. 

Di sisi lain, FET bukan tanpa risiko. Embrio bisa tidak bertahan pada saat proses pencairan (thawing), meski risiko ini tergolong minimal. Prosedur ini juga membutuhkan waktu yang lebih panjang, yakni waktu untuk mencapai kehamilan lebih lama satu bulan ketimbang pada transfer embrio segar.

Adakah persiapan khusus untuk transfer embrio?

Proses transfer embrio segar maupun beku dimulai dengan cara yang sama, yakni melalui induksi dan pemantauan ovulasi. Setelah itu, wanita menjalani prosedur pengambilan sel telur, yang nantinya akan dibuahi oleh sel sperma pasangan di laboratorium.

Menurut the Society for Assisted Reproductive Technology (SART), pada transfer embrio segar maupun FET, dinding rahim harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga embrio dapat berimplantasi dengan mudah. Tahap-tahapannya adalah sebagai berikut:

  • Di hari pertama, wanita akan menjalani ultrasonografi (USG) transvaginal dan pengambilan darah. 
  • Bila hasilnya normal, wanita akan mulai mempersiapkan dinding rahim melalui siklus terkontrol, siklus alami, atau siklus alami yang termodifikasi. Siklus yang paling sering digunakan adalah siklus terkontrol.
  • Pertumbuhan dinding rahim dipengaruhi oleh estrogen. Kurang lebih diperlukan waktu sekitar 2 minggu agar dinding rahim mencapai ketebalan yang optimal. Pada transfer embrio segar, estrogen yang dihasilkan oleh folikel ovarium membantu menyiapkan dinding rahim. Sedangkan pada FET, dinding rahim dipersiapkan tanpa obat atau menggunakan estrogen eksternal yang dapat berupa patch, pil, atau injeksi.
  • Dokter akan memantau proses ini dengan pemeriksaan USG ulang. Bila ketebalan dinding rahim yang diinginkan telah tercapai, wanita akan diberikan progesteron sintetik. Hari saat progesteron pertama kali diberikan disebut dengan hari ke-0. Sedangkan transfer embrio akan berlangsung di hari ke-6. Oleh karena waktu yang tepat untuk implantasi embrio itu sempit, durasi dan dosis progesteron menjadi sangat penting.

Selain mengikuti protokol pengobatan, perhatikan pula hal-hal berikut yang memengaruhi proses transfer embrio:

  • Mengatur dan minum obat secara rutin. 
  • Mengonsumsi vitamin D3 dan asam folat 400 mcg setiap harinya.
  • Makan yang sehat dan bergizi seimbang, seperti perbanyak buah dan sayur, mengonsumsi makanan tinggi protein (ayam, ikan, daging tanpa lemak), serealia utuh, lemak sehat (alpukat, tuna, salmon).
  • Cukup tidur sebelum dan setelah transfer embrio. Hindari konsumsi kafein sebelum waktu tidur malam dan usahakan suasana kamar selalu nyaman. Studi menemukan bahwa kecukupan tidur memengaruhi kesuksesan program bayi tabung.
  • Pertimbangkan terapi alternatif, seperti akupunktur, yoga, dan pijat. Tentunya atas seizin dokter. Terapi-terapi ini dapat memperlancar peredaran darah dan membuat wanita lebih rileks. 
  • Siapkan tas sejak satu-dua hari sebelum hari transfer embrio. Siapkan barang-barang perawatan diri dan hal-hal yang bisa menghibur. Tentukan waktu pergi dan yang lainnya, usahakan tidak mendadak supaya tetap rileks. 
  • Gunakan pakaian yang longgar saat berkunjung. Wanita mungkin merasa kembung akibat obat-obatan yang diberikan, oleh sebab itu usahakan agar senyaman mungkin.
  • Saat hari transfer embrio, datang dengan kandung kemih yang penuh. Wanita dianjurkan untuk mengonsumsi 1-1,5 Liter air sebelumnya. Memang ini akan membuat wanita tidak nyaman selama menunggu prosedur, akan tetapi cara ini memastikan embrio bisa ditempatkan di lokasi terbaik dalam rahim. Kandung kemih yang penuh membantu dokter memvisualisasikan rahim dengan lebih baik saat USG.
  • Selama prosedur, usahakan agar pasangan atau orang terdekat hadir. Selain untuk memberi dukungan, pendamping diperlukan kalau-kalau wanita diberi obat penenang yang menyebabkan kantuk sehingga tidak bisa pulang sendiri.

Adakah yang harus dihindari?

Agar tubuh dapat mendukung kehamilan secara optimal, ada beberapa hal yang perlu dibatasi atau bahkan dihindari, di antaranya:

Makanan dan minuman tertentu, seperti:

  • Zat tambahan dalam makanan, seperti yang mengandung sirup fruktosa, pewarna dan perisa tambahan, serta pemanis buatan.
  • Makanan tinggi garam, seperti makanan beku, pizza, dan makanan kaleng.
  • Makanan olahan, seperti roti putih, tepung-tepungan, mie, dan kerupuk.
  • Daging merah, seperti daging sapi, kambing, dan babi.
  • Kafein
  • Alkohol
  • Beberapa obat bebas dan suplemen dapat memengaruhi proses transfer embrio. Salah satunya dari golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), yakni ibuprofen. Obat ini dapat memengaruhi implantasi embrio dan meningkatkan peluang keguguran. Oleh sebab itu, selalu diskusikan dengan dokter terkait obat-obatan lain yang tidak dianjurkan langsung oleh dokter yang merawat.
  • Suhu ekstrim pada perut dan rahim. Ini dapat mengganggu sistem reproduksi dan memengaruhi kesuksesan transfer embrio. 
  • Bahan kimia tertentu. Beberapa bahan pembersih rumah tangga dapat mengandung yang disebut endocrine-disrupting chemical (EDC). Bahan-bahan ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan diketahui menyebabkan gangguan kesuburan, kanker tertentu, diabetes, dan gangguan pernapasan. Beberapa EDC yang umum ditemukan, mencakup:
    • Bisphenol A (BPA), fenol, dan ftalat di dalam plastik.
    • Penghambat api brominasi dalam barang-barang elektronik.
    • Dioksin dalam produk kewanitaan, seperti tampon.
    • Paraben dalam produk perawatan pribadi dan tabir surya.
    • Triklosan dalam sabun antibakteri.

Penutup

Itulah berbagai hal yang bisa disiapkan menuju hari transfer embrio. Daftarnya tampak panjang sekali, memakan waktu, energi, dan juga emosi. Meski demikian, semua itu akan terbayar lunas ketika Anda dinyatakan positif hamil dan pada akhirnya mampu melahirkan bayi yang sehat. Selamat mempersiapkan diri!

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

  • American Pregnancy Association. Embryo transfer. URL: https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/infertility/embryo-transfer/
  • American Society for Reproductive Medicine. Fresh and frozen embryo transfer. URL: https://www.reproductivefacts.org/resources/educational-videos/videos/asrmsart-micro-videos/videos/fresh-and-frozen-embryo-transfers/ 
  • Karayiannis D, Kontogianni MD, Mendorou C, Mastrominas M, Yiannakouris N. Adherence to the Mediterranean diet and IVF success rate among non-obese women attempting fertility. Human Reproduction. 2018 Mar 1;33(3):494-502.
  • Li DK, Ferber JR, Odouli R, Quesenberry C. Use of nonsteroidal antiinflammatory drugs during pregnancy and the risk of miscarriage. American journal of obstetrics and gynecology. 2018 Sep 1;219(3):275-e1.
  • Lyngsø J, Ramlau-Hansen CH, Bay B, Ingerslev HJ, Strandberg-Larsen K, Kesmodel US. Low-to-moderate alcohol consumption and success in fertility treatment: a Danish cohort study. Human Reproduction. 2019 Jul;34(7):1334-44.
  • Mumusoglu S, Polat M, Ozbek IY, Bozdag G, Papanikolaou EG, Esteves SC, Humaidan P, Yarali H. Preparation of the endometrium for frozen embryo transfer: a systematic review. Frontiers in endocrinology. 2021 Jul 9;12:831.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji