Istirahat Total Agar Embryo Transfer Optimal?

Istirahat Total Agar Embryo Transfer Optimal

Konon, ibu tidak boleh melakukan apa pun dan hanya boleh berbaring di kasur setelah melakukan embrio transfer.

Pada awal perkembangan ilmu mengenai bayi tabung, Bunda harus menjalani istirahat total selama setidaknya dua minggu setelah transfer embrio. Ini berarti Bunda tidak boleh berdiri dalam keadaan apa pun, bahkan untuk pergi ke toilet.

Nah, untuk mengetahui berapa lama waktu istirahat dan apa saja yang tidak boleh dilakukan pasca transfer embrio? Yuk, sama-sama cari tahu di sini. 

Baca Juga: Segala Hal yang Perlu Anda Tahu Soal Bayi Tabung 

Apakah Setelah Embryo Transfer Harus Bed Rest?

Faktanya, seiring perkembangan zaman dan ilmu kedokteran, terutama dalam program bayi tabung, pemulihan setelah transfer embrio telah jauh berbeda saat ini. Bunda tidak lagi perlu untuk berbaring selama 24 jam pasca transfer embrio. 

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Dikutip dari Oxford University Press, pada tahun 1997, sebuah penelitian menunjukkan bahwa istirahat total selama 24 jam tidak menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan istirahat selama 20 menit. 

Kemudian penelitian berbeda dari Fertility and Sterility pada tahun 2005, para peneliti lebih lanjut menemukan bahwa tidak ada perbedaan keberhasilan program bayi tabung pada wanita yang beristirahat selama 24 jam dan wanita yang bangun segera setelah transfer embrio. 

Penelitian dari European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology pada tahun 2011, para peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung istirahat total setelah IVF atau prosedur transfer embrio

Sebenarnya, penelitian lebih baru telah menunjukkan bahwa istirahat total yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada hasil negatif, khususnya bagi mereka yang menjalani IVF dengan menggunakan telur donor. 

Diketahui bahwa istirahat total dan ketidakaktifan, dikombinasikan dengan peningkatan kadar estrogen, menyebabkan pembentukan gumpalan darah dan resistensi insulin yang meningkat. Pada akhirnya, gumpalan darah ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dengan menghentikan aliran darah ke area-area yang sangat diperlukan.

Di sisi lain, aktivitas ringan meningkatkan aliran darah, mengurangi stres, dan mengurangi peradangan. Faktor-faktor ini terkait dengan perkembangan janin yang lebih baik dan kesehatan yang lebih baik bagi calon ibu.

Meskipun istirahat total tidak disarankan, tetapi Bunda tetap perlu mengambil waktu untuk beristirahat. Pasalnya, setelah transfer embrio, Bunda mungkin mengalami fluktuasi mood yang bisa membuat perasaan naik turun.

Oleh karena itu, mengambil istirahat sejenak bisa menjadi solusi yang baik. Sesuaikan durasi istirahat dengan kondisi dan kebutuhan Bunda.

Baca Juga: Frozen Embryo Transfer, Salah Satu Teknologi dalam Program Bayi Tabung 

Hal yang Harus Dihindari Setelah Transfer Embrio

Sebenarnya Bunda dapat melakukan aktivitas seperti biasa, meskipun dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari beberapa hal berikut ini.

  1. Berhubungan Seks: Hindari berhubungan seks setelah transfer embrio, karena ini dapat mengganggu proses penanaman embrio di dalam rahim.
  2. Latihan Fisik yang Terlalu Intensif: Meskipun Bunda dapat melakukan aktivitas ringan hingga sedang, hindari latihan fisik yang terlalu berat atau intensif. Ini termasuk aktivitas yang melibatkan angkat beban berat atau loncatan tinggi.
  3. Berendam Air Panas: Hindari berendam dalam air panas, kolam panas, atau sauna, karena suhu tubuh yang tinggi dapat memengaruhi penanaman embrio. Mandi biasa tetap diperbolehkan.
  4. Stres dan Kecemasan yang Berlebihan: Cobalah untuk menjaga tingkat stres dengan baik. Stres berlebihan dapat berdampak negatif pada kehamilan.
  5. Aktivitas yang Terlalu Berat: Hindari mengangkat atau memindahkan benda-benda berat yang bisa menyebabkan tekanan atau cedera fisik.
  6. Merokok dan Konsumsi Alkohol: Sebaiknya hindari merokok dan minum alkohol setelah transfer embrio, karena kedua hal ini dapat memengaruhi kesehatan reproduksi.

Itulah tadi penjelasan mengenai berapa lama waktu istirahat yang diperlukan Bunda setelah transfer embrio. Jika Bunda mengalami gejala yang mengkhawatirkan seperti kram yang parah atau perdarahan yang tidak normal, segera laporkan kepada dokter.

Ingatlah bahwa setiap pasien dan situasi dapat berbeda pada setiap orang, jadi penting untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh dokter yang menangani Bunda. Jika Ayah Bunda mau konsultasi mengenai program bayi tabung, segera hubungi klinik Bocah Indonesia.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Oxford University Press. Is a prolonged bed rest following embryo transfer useful?. Diakses 2023. 
  • Botta, G., Grudzinkas, G. (1997) Is a prolonged bed rest following embryo transfer useful?. Human Reproduction, Volume 12, Issue 11, 1 November 1997, Pages 2489–2492. https://academic.oup.com/humrep/article/12/11/2489/664900
  • Fertility and Sterility. Immediate ambulation after embryo transfer: a prospective study. Diakses 2023.
  • European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. Bed rest after embryo transfer. Diakses 2023. 
  • Obstetrics & Gynecology. Exercise During Pregnancy. Diakses 2023. 
  • Journal of the Formosan Medical Association. Comparative study of daily activities of pregnant and non-pregnant women after in vitro fertilization and embryo transfer. Diakses 2023.
Avatar photo
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji