Bayi Prematur, Lahir Belum Cukup Umur

Bayi Prematur, Lahir Belum Cukup Umur

Menurut catatan organisasi kesehatan dunia (WHO) diperkirakan pada tahun 2020 sebanyak 13,4 juta bayi lahir prematur. Cari tahu penyebab dan risiko kelahiran prematur berikut ini. 

Ketika seorang bayi lahir sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu, hal tersebut dianggap sebagai kelahiran prematur. Semakin awal kelahirannya, semakin serius risiko kesehatan yang dihadapi bayi tersebut. 

Ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan persalinan prematur. Cari tahu apa saja faktornya dan cara mencegahnya di sini. 

Baca Juga: Rahim Buatan, Ide “Liar” Atasi Kelahiran Prematur. Emang Bisa?

Mengenal Istilah Persalinan Prematur

Seorang bayi prematur adalah bayi yang lahir terlalu awal atau sekitar tiga minggu sebelum tanggal perkiraan lahir. 


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Periode kehamilan normal (perkembangan janin) adalah sekitar 40 minggu. Kelahiran prematur terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu atau lebih awal. Kelahiran prematur atau awal seperti ini dapat menimbulkan risiko kesehatan serius bagi ibu dan bayi.

Berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi yang terlahir prematur membutuhkan penanganan intensif karena organ tubuhnya belum berkembang dengan sempurna.

Kelahiran prematur dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama:

1. Terindikasi

Kondisi di mana persalinan dilakukan atas pertimbangan medis demi keselamatan ibu dan janin.

2. Spontan

Kondisi di mana kelahiran yang terjadi secara tiba-tiba dan alamiah karena berbagai alasan.

Hingga 20 persen dari kelahiran prematur dapat disebabkan oleh indikasi medis, di mana kondisi ibu mengancam nyawa atau janin menunjukkan tanda-tanda bahaya.

Berdasarkan usia kehamilan, bayi prematur dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  • Bayi kurang bulan: Terlahir antara usia kehamilan 34 hingga 36 minggu.
  • Prematur sedang: Terlahir antara usia kehamilan 32 hingga 34 minggu.
  • Sangat prematur: Terlahir kurang dari usia kehamilan 32 minggu.
  • Prematur ekstrem: Terlahir pada usia kehamilan 25 minggu atau bahkan sebelumnya.

Baca Juga: Heartburn Saat Hamil, Bikin Khawatir Bumil 

Penyebab Bayi Lahir Prematur

Kelahiran prematur terjadi karena berbagai alasan. Sebagian besar kelahiran prematur terjadi secara spontan namun ada juga yang disebabkan oleh alasan medis seperti infeksi atau komplikasi kehamilan lainnya yang memerlukan induksi persalinan dini atau kelahiran caesar.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui penyebab dan mekanisme kelahiran prematur. Penyebabnya antara lain:

1. Persalinan Prematur Sebelumnya

Wanita yang pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya atau yang telah mengalami kontraksi prematur sebelumnya dianggap berisiko tinggi mengalami persalinan prematur.

2. Hamil Kembar

Kehamilan dengan bayi kembar, triplet, atau lebih dapat menjadi salah satu risiko ibu lahir prematur. Satu studi menunjukkan bahwa lebih dari 50% kelahiran bayi kembar terjadi prematur dibandingkan dengan hanya 10% kelahiran bayi tunggal.

3. Penggunaan Teknologi Reproduksi

Penggunaan teknologi reproduksi yang dibantu atau Assisted Reproductive Technology (ART) adalah serangkaian prosedur medis yang digunakan untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. 

Beberapa contoh ART meliputi fertilisasi in vitro (IVF), inseminasi intrauterine (IUI), dan teknik-teknik lainnya yang digunakan untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang terkait dengan teknologi reproduksi yang dibantu, seperti jumlah embrio yang ditanamkan atau perubahan hormon selama prosedur IVF dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.

4. Kondisi Rahim Ibu Hamil

Wanita dengan anomali tertentu pada organ reproduksi berisiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anomali ini. 

Contohnya, wanita yang memiliki leher rahim pendek atau leher rahim yang memendek pada trimester kedua (bulan keempat hingga keenam) kehamilan daripada pada trimester ketiga berisiko tinggi mengalami persalinan prematur.

5. Kondisi Medis Ibu Hamil

Beberapa kondisi medis tertentu, termasuk yang terjadi hanya selama kehamilan, juga meningkatkan risiko wanita mengalami persalinan prematur. Beberapa kondisi ini mencakup:

  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi menular seksual
  • Beberapa infeksi vagina, seperti vaginosis bakterial dan trikomoniasis
  • Tekanan darah tinggi
  • Pendarahan dari vagina
  • Kurang berat badan atau obesitas sebelum kehamilan
  • Plasenta previa, kondisi di mana plasenta tumbuh di bagian terendah rahim dan menutupi seluruh atau sebagian dari pembukaan leher rahim
  • Risiko robekan rahim (ketika dinding rahim robek). Robekan rahim lebih mungkin terjadi jika Bunda telah menjalani operasi caesar sebelumnya atau telah mengangkat mioma rahim.
  • Diabetes (kadar gula darah tinggi) dan diabetes gestasional (yang hanya terjadi selama kehamilan)

6. Etnisitas

Persalinan prematur lebih sering terjadi pada kelompok ras dan etnis tertentu. Misalnya, bayi dari ibu ber etnis Afrika-Amerika lebih mungkin lahir prematur daripada bayi dari ibu beretnis kulit putih. 

Ibu beretnis Asli Amerika atau Alaska juga lebih mungkin melahirkan prematur dibandingkan dengan ibu beretnis kulit putih.

7. Usia Ibu

Wanita yang lebih muda dari usia 18 lebih mungkin mengalami persalinan prematur. Wanita yang lebih tua dari usia 35 juga berisiko memiliki bayi prematur karena lebih mungkin memiliki kondisi lain (seperti tekanan darah tinggi dan diabetes) yang dapat menyebabkan komplikasi yang memerlukan persalinan prematur.

8. Faktor Gaya Hidup dan Faktor Lainnya

Faktor gaya hidup dan faktor lainnya, termasuk:

  • Perawatan kesehatan yang terlambat atau tidak ada selama kehamilan
  • Merokok
  • Mengonsumsi alkohol
  • Menggunakan narkoba ilegal
  • Kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan fisik, seksual, atau emosional
  • Kurangnya dukungan sosial
  • Stres
  • Jam kerja panjang dengan berdiri dalam waktu lama
  • Paparan terhadap polutan lingkungan tertentu
  • Jarak waktu yang pendek antara kehamilan (kurang dari 6 bulan antara kelahiran dan awal kehamilan berikutnya)

Bagaimana Cara Mencegah Kelahiran Prematur?

Tidak ada cara pasti untuk mencegah kelahiran prematur, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko persalinan prematur:

1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin selama kehamilan sangat penting. Ini termasuk kunjungan prenatal secara teratur untuk memantau perkembangan janin dan kesehatan ibu.

Jika Bunda memiliki faktor risiko tertentu atau riwayat kelahiran prematur sebelumnya, bicarakan dengan dokter. Agar mereka dapat memberikan panduan dan perawatan khusus sesuai dengan situasi dan kondisi Bunda.

2. Hindari Merokok, Alkohol, dan Obat-obatan

Merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan obat-obatan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur. Hindari sepenuhnya produk-produk ini selama kehamilan.

3. Pola Makan Sehat

Makan makanan sehat dan seimbang selama kehamilan sangat penting. Pastikan untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral penting.

4. Mengelola Stres dengan Baik

Tingkat stres yang tinggi dapat berkontribusi pada persalinan prematur. Cari cara untuk mengelola stres Bunda, seperti meditasi, yoga, atau konseling.

5. Hindari Pekerjaan Berat

Jika Bunda masih harus bekerja selama kehamilan, bicarakan dengan dokter tentang pekerjaan yang aman saat hamil. Beberapa pekerjaan fisik berat atau pekerjaan yang melibatkan paparan bahan berbahaya dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.

6. Menjaga Kesehatan Gigi

Terkadang infeksi gusi atau masalah kesehatan gigi lainnya dapat terkait dengan persalinan prematur. Pastikan Bunda selalu menjaga kesehatan gigi dan berkonsultasi dengan dokter gigi jika diperlukan.

7. Kontrol Penyakit Kronis

Jika Bunda memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi, penting untuk menjaga kondisi tersebut terkendali selama kehamilan. Berkonsultasilah dengan dokter yang menangani penyakit Bunda untuk pengelolaan yang tepat.

8. Beri Jarak Waktu Antara Kehamilan

Tunggu setidaknya 18 bulan antara kehamilan. Kehamilan terlalu cepat setelah melahirkan sebelumnya dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.

Kelahiran prematur dapat menimbulkan masalah kesehatan serius bagi seorang bayi. Ketika seorang bayi tidak memiliki cukup waktu untuk berkembang di dalam rahim, organ-organ penting mungkin tidak berkembang sepenuhnya. 

Namun, kemajuan teknologi dalam perawatan bayi baru lahir membantu banyak bayi prematur tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan kuat. Menjaga kesehatan selama kehamilan adalah cara terbaik untuk mencegah persalinan prematur.

Jika Ayah dan Bunda sedang mencari perawatan mengenai fertilitas atau program hamil. Cari tahu informasinya di Bocah Indonesia.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • American College of Obstetricians and Gynecologists. Preterm Labor and Birth. Diakses 2023 https://www.acog.org/womens-health/faqs/preterm-labor-and-birth
  •  BMJ Open. Carson C, Henderson J, Redshaw M. Impact of Preterm Birth on Maternal Well-Being and Women’s Perceptions of Their Baby: A Population-Based Survey. Diakses 2023.  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5073632/
  • Centers for Disease Control and Prevention. Preterm Birth. Diakses 2023. https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pretermbirth.htm
  • March of Dimes. Preterm Labor and Premature Birth. Diakses 2023.  https://www.marchofdimes.org/complications/preterm-labor-and-premature-baby.aspx
    World Health Organization. Preterm Birth. Diakses 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji