Segala Upaya untuk Sukses jadi Ayah

Segala Upaya untuk Sukses jadi Ayah

Tidak hanya Bunda, tetapi Ayah juga memiliki peran penting dalam keberhasilan promil. Yuk, cari tahu peran ayah dalam program hamil di sini.

Ketika ada pasangan yang tidak segera memiliki anak setelah menikah, seringkali Bunda yang lebih dulu dicurigai bermasalah. Namun, kenyataannya, peran Ayah dalam program hamil sama pentingnya. 

Kualitas sperma, gaya hidup, dan pemahaman tentang aspek-aspek seperti kebiasaan seksual Ayah memainkan peran krusial dalam mendukung keberhasilan program hamil yang sedang dijalani. 

Karena tidak semua pria memiliki kualitas dan jumlah sperma yang optimal untuk mendukung kehamilan. Selain itu, seringkali beberapa Ayah mungkin tidak menyadari bagaimana beberapa faktor gaya hidup dapat menghambat terjadinya kehamilan bagi pasangannya.

Baca Juga: Saatnya Periksa untuk Ayah Yang Peduli Keluarga 


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Pentingnya Peran Ayah dalam Program Hamil

Untuk dapat terwujudnya keinginan Ayah dan Bunda dalam memiliki momongan, menjalani program hamil dengan dokter kandungan atau melakukan konsultasi di klinik fertilitas setelah satu tahun menanti kehadiran buah hati mungkin bisa jadi salah satu solusi. 

Tidak hanya Bunda, Ayah juga perlu hadir untuk dapat mewujudkan impian bersama tersebut. Berikut ini adalah beberapa peran Ayah dalam mendukung keberhasilan kehamilan Bunda:

1. Konsultasi Medis

Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk menentukan apakah Ayah memiliki faktor risiko atau kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan infertilitas. Ini mencakup pengecekan masalah hormonal seperti:  

  • Hipotiroidisme. 
  • Hiperprolaktinemia. 
  • Hipogonadisme. 

Selain itu, dokter juga akan memeriksa riwayat medis Ayah, termasuk: 

  • Riwayat infeksi pada kelenjar dan saluran genital
  • Penyakit sistemik
  • Penggunaan obat-obatan tertentu. 
  • Serta riwayat tindakan medis atau kanker yang dapat berpotensi memengaruhi kesuburan.

Dokter juga akan memeriksa kondisi fisik, seperti kelainan genetik, testis yang tidak turun, varikokel, atau gangguan saluran genital lainnya yang dapat berdampak pada kesuburan. 

Gangguan seksual seperti anejakulasi atau ejakulasi tertunda, ejakulasi retrograde, atau masalah ereksi juga akan menjadi fokus pemeriksaan karena bisa menjadi faktor risiko infertilitas yang signifikan. 

Dengan melakukan pemeriksaan ini, dokter dapat mengidentifikasi kemungkinan penyebab infertilitas dan merencanakan tindakan medis yang sesuai untuk membantu Ayah dalam program hamil.

2. Perubahan Gaya Hidup

Ayah dapat memainkan peran penting dalam mendorong perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Ini termasuk mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas sperma. 

Menghindari merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat juga dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan reproduksi. Ayah juga harus menghindari paparan terhadap zat-zat berbahaya yang dapat merusak kualitas sperma, seperti pestisida atau bahan kimia beracun.

3. Menjaga Kesehatan Reproduksi

Menjaga kesehatan reproduksi adalah langkah penting bagi Ayah untuk mendukung kesuburan dan kesejahteraan reproduksinya. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menghindari paparan panas berlebihan pada area genital. Sauna atau jacuzzi yang panas dapat meningkatkan suhu testis di atas tingkat optimal, yang dapat merusak atau mengganggu produksi sperma

Suhu yang terlalu tinggi dapat menghambat perkembangan dan kualitas sperma, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan. Oleh karena itu, menghindari paparan panas berlebihan, terutama pada area genital, merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi.

Kemudian, sebaiknya Ayah menghindari menggunakan pakaian dalam terlalu ketat, pakaian yang terlalu ketat dapat meningkatkan suhu di sekitar area genital, yang dapat mengganggu suhu optimal untuk produksi sperma yang sehat. 

Dengan memilih pakaian yang lebih longgar, udara dapat sirkulasi dengan lebih baik di sekitar area genital, menjaga suhu testis tetap stabil, dan membantu menjaga kualitas sperma yang optimal.

4. Mengurangi Stres

Ayah bisa membantu Bunda dalam mengurangi tingkat stres. Stres yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi reproduksi, sehingga dapat mengganggu kesuburan. 

Mendukung Bunda secara emosional dan fisik, berbagi beban rumah tangga, dan menyediakan waktu untuk bersantai bersama dapat membantu mengurangi stres dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk kehamilan.

Baca Juga: Belum Punya Anak? Yuk, Cek di Klinik Pemeriksaan Kesuburan 

5. Pemahaman Tentang Siklus Menstruasi dan Ovulasi

Penting bagi Ayah untuk belajar dan memahami secara detail tentang siklus menstruasi dan ovulasi yang dialami oleh Bunda. Dengan memahami siklus ini, Ayah akan lebih baik dalam mengenali kapan waktu subur Bunda terjadi. Mengetahui kapan pasangan sedang berada dalam periode subur sangat penting karena ini adalah waktu yang optimal untuk merencanakan hubungan seksual yang dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Ayah dapat memanfaatkan berbagai metode untuk mengidentifikasi periode subur dengan lebih akurat. Salah satunya adalah menggunakan kalender ovulasi, di mana Ayah dan Bunda dapat mencatat siklus menstruasi Bunda setiap bulan dan menghitung perkiraan waktu ovulasi berdasarkan pola siklus tersebut. 

Selain itu, Ayah juga dapat menggunakan alat bantu seperti alat tes kesuburan yang tersedia di apotek. Kit ovulasi dapat membantu mendeteksi peningkatan kadar hormon luteinizing hormone (LH) yang terjadi sebelum ovulasi, memberikan Ayah petunjuk yang lebih jelas tentang waktu subur Bunda.

6. Jaga Komunikasi dengan Bunda

Peran Ayah dalam menjaga komunikasi dengan Bunda memiliki dampak besar pada keberhasilan kehamilan. Dengan menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan emosional, Ayah menciptakan lingkungan yang memungkinkan Bunda merasa didukung dan dipahami selama perjalanan kehamilan. 

Selain itu, Ayah juga dapat terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan terkait perawatan pra-kehamilan, memastikan bahwa Bunda merasa didukung dalam setiap keputusan yang diambil. Melalui komunikasi yang terbuka, keterlibatan aktif, dan pembagian tanggung jawab, Ayah dan Bunda membentuk tim yang kuat dalam mencapai kehamilan yang sukses.

Kesimpulannya dengan mengambil peran aktif dalam mendukung persiapan pra kehamilan, Ayah tidak hanya membantu meningkatkan peluang terjadinya kehamilan, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan pasangan serta calon bayi. 

Untuk Ayah Bunda yang mungkin sedang berjuang dalam garis dua, tidak ada salahnya untuk mulai berkonsultasi dengan dokter kandungan. 

Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Xie, M., et al. (2018). Diurnal and seasonal changes in semen quality of men in subfertile partnerships. The Journal of Biological and Medical Rhythm Research, Volume 35, 2018 – Issue 10. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29913075/
  • Harris, I.D., et al. (2011). Fertility and the Aging Male. Rev Urol. 2011; 13(4): e184–e190. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22232567/
  • NHS UK (2017). Health A to Z. Pregnancy, Birth and Beyond for Dads and Partners. https://www.nhs.uk/pregnancy/labour-and-birth/what-happens/tips-for-your-birth-partner/
  • Cleveland Clinic. (2023). Dad-to-Be Guide: 10 Things To Do as You Prepare for Fatherhood https://health.clevelandclinic.org/preparing-for-fatherhood
  • WebMD (2019). Dad’s To-Do List: Getting Ready for Baby. https://www.webmd.com/baby/dads-to-do-list-getting-ready-for-baby
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji