Beranda » BLOG » Program Hamil » Bayi Tabung » Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung
Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung
Para pasutri yang memilih program bayi tabung selalu terlihat antusias. Kebanyakan dari mereka juga sangat tekun membaca berbagai referensi, baik cetak maupun daring, tentang proses bayi tabung. Sayangnya, tidak semua informasi itu terbilang valid. Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta seputar program bayi tabung.
Pasutri tidak perlu risau dengan usia mereka. Program bayi tabung dapat dilakukan pada usia berapa pun.
Dengan berbagai alasan, sebagian pasutri memilih untuk menunda memiliki anak. Segala sesuatu yang terlalu cepat atau pun terlambat tentu bukan situasi yang ideal. Jadi, pada dasarnya sangat masuk akal apabila pasutri berencana membangun keluarga dan memiliki anak sembari tetap mempertimbangkan faktor usia mereka.
Fakta yang ada, program bayi tabung (dan teknologi-teknologi medis yang menyertainya) dilakukan sebagai terobosan terhadap masalah usia pasutri. Sementara, sebagaimana kesuburan alami yang menurun seiring bertambahnya usia, peluang pasutri untuk berhasil dalam program bayi tabung juga dapat dipengaruhi oleh usia mereka.
Data statistik dari CDC, misalnya, menunjukkan bahwa bagi wanita di bawah usia 35 tahun, peluang keberhasilannya untuk melahirkan bayi lewat program bayi tabung adalah sebesar 33 persen. Bagi wanita berumur 38 hingga 40 tahun, tingkat keberhasilan turun menjadi hampir setengahnya, yaitu hampir 17 persen. Sedangkan bagi wanita berusia 43 hingga 44 tahun, angka kelahiran hidup per siklus hanya 3 persen.
Karena itulah, pada saat pasutri memutuskan untuk menempuh program bayi tabung, idealnya adalah mereka memiliki pengetahuan tentang layanan-layanan lainnya di bidang program kehamilan berbantu. Antara lain mengombinasikan program bayi tabung dengan pemanfaatan bank sperma, bank sel telur, dan bank embrio. Juga ada sekian banyak langkah yang dapat diikhtiarkan agar pasutri dapat menyiasati waktu sehingga sesuai dengan rencana-rencana hidup mereka lainnya. Bahkan kami menyarankan agar setiap calon pasutri juga dapat meluangkan waktu untuk berkonsultasi tentang seluk-beluk perencanaan kehamilan agar memiliki kesiapan lebih matang lagi.
Tanya Ferly tentang Promil?
Setelah ovarium menghasilkan cukup banyak sel telur matang, dokter akan mengeluarkan sel telur dari tubuh istri. Pemetikan sel telur adalah prosedur bedah kecil yang dilakukan terhadap pasien dalam kondisi dibius. Dengan menggunakan ultrasound untuk melihat ke dalam organ reproduksi istri, dokter menempatkan instrumen khusus melalui vagina lalu masuk ke ovarium dan folikel. Sebuah jarum kecil dihubungkan ke alat pengisap yang dengan lembut menarik sel telur keluar dari setiap folikel.
Di laboratorium berlangsung proses inseminasi, yaitu dipertemukannya sel telur istri dengan sperma suami. Sel telur dan sperma itu itu kemudian diletakkan dalam sebuah wadah khusus dan di sanalah terjadi pembuahan. Pada suami dengan sperma yang memiliki motilitas (gerakan) lebih rendah, spermanya bisa saja disuntikkan langsung ke dalam sel telur untuk mendorong pembuahan. Sperma dalam sel telur yang telah dibuahi mengalami pembelahan dan menjadi embrio. Satu tim yang terdiri dari dokter, perawat, dan para pekerja laboratorium secara teratur memantau perkembangan embrio itu.
Beberapa hari kemudian, satu atau lebih embrio ditransfer ke dalam rahim istri. Caranya, dokter memasukkan selang tipis melalui serviks ke dalam rahim dan memasukkan embrio langsung ke dalam rahim melalui selang tersebut. Kehamilan terjadi jika salah satu embrio menempel di dalam lapisan rahim istri. Pasca transfer embrio, istri diminta untuk beristirahat selama beberapa waktu guna memaksimalkan proses tertanamnya embrio di dalam rahimnya. Istri dapat kembali menjalani aktivitas normal keesokan harinya. Dokter juga dapat memberikan pil atau suntikan hormon progesteron setiap hari selama delapan hingga sepuluh pekan pertama setelah transfer embrio. Progesteron akan memperkuat embrio untuk bertahan hidup di rahim.
Program bayi tabung sering menghasilkan bayi kembar.
Dari semua teknologi kehamilan berbantu yang tersedia, program bayi tabung memiliki kemungkinan paling kecil untuk menghasilkan kehamilan bayi kembar. Fakta sebenarnya, dalam program bayi tabung, hanya satu embrio yang akan dipindahkan dokter ke rahim calon bunda. Hanya dalam situasi-situasi tertentu saja, ahli Bocah Indonesia akan mempertimbangkan untuk mentransfer lebih dari dua embrio sekaligus. Jadi mitos tentang bayi tabung sering menghasilkan bayi kembar adalah salah.
Dewasa ini, transfer embrio tunggal elektif (elective single embryo transfer, eSET) lebih populer. eSET merupakan cara yang baik bagi pasutri untuk mendapatkan kehamilan tunggal yang sehat. Kemungkinan mengandung anak kembar tetap ada, kendati itu bukan hal yang Bocah Indonesia prioritaskan.
Prosedur bayi tabung memunculkan rasa sakit.
Rasa sakit adalah sensasi yang sangat subjektif, tergantung pada masing-masing pasien. Pasien yang menjalani program bayi tabung akan diberikan suntikan agar ovariumnya menghasilkan lebih banyak sel telur. Suntikan ini dapat memunculkan sensasi menyengat namun tidak terlalu menyakitkan. Untuk mengatasi tekanan psikis dan rasa nyeri yang dapat muncul, calon bunda bisa meminta suaminya untuk tetap mendampingi selama proses pemberian suntikan.
Dalam keseluruhan prosedur bayi tabung, satu-satunya prosedur yang dapat disebut sebagai operasi kecil adalah pengambilan sel telur dari ovarium. Prosedur ini dilakukan dengan anestesi ringan yang diberikan secara intravena kepada pasien sebelum dimulainya operasi. Anestesi diberikan untuk mengatasi rasa sakit selama berlangsungnya pengambilan sel telur dan efeknya hilang dengan cepat setelah berakhirnya operasi. Pada umumnya, pasien sudah dapat meninggalkan Bocah Indonesia beberapa jam kemudian.
Transfer embrio adalah prosedur yang dilakukan tanpa anestesi. Untuk melakukan transfer itu, dokter memasukkan kateter lembut melalui vagina ke dalam rahim. Tahapan ini bisa menimbulkan sedikit sensasi nyeri, walau tetap kembali sepenuhnya pada kepekaan subjektif masing-masing pasien.
Dewasa ini, transfer embrio tunggal elektif (elective single embryo transfer, eSET) lebih populer. eSET merupakan cara yang baik bagi pasutri untuk mendapatkan kehamilan tunggal yang sehat. Kemungkinan mengandung anak kembar tetap ada, kendati itu bukan hal yang Bocah Indonesia prioritaskan.
Pasien yang satu dan pasien lainnya memiliki peluang kehamilan yang sama saat menggunakan transfer embrio beku.
Secara umum, keberhasilan prosedur pemindahan embrio yang telah dicairkan akan bergantung pada beberapa hal. Yaitu, kualitas dan kelangsungan hidup embrio, usia pasien, dan kondisi rahim wanita yang menerima embrio. Ketiga hal tersebut tentu sangat bervariasi antar pasien. Di Bocah Indonesia, kami berpengalaman luas dalam menjalankan siklus pemindahan embrio beku dengan memerhatikan secara teliti ketiga hal tadi.
Segera setelah siklus bayi tabung tidak mencapai hasil yang diharapkan, pasutri dapat langsung menjalani siklus berikutnya.
Dibutuhkan waktu beberapa pekan agar peradangan dapat mereda sepenuhnya. Jadi, dokter akan memberikan pemahaman kepada pasien agar menunggu hingga mencapai waktu tertentu sebelum memulai stimulasi untuk siklus bayi tabung berikutnya. Di samping itu, pelaksanaan siklus selanjutnya juga dilakukan dengan memertimbangkan kesiapan fisik, psikis, dan finansial pasutri.
Sperma suami saya tidak mencukupi. Untuk mengatasinya, saya bisa meminta donor sperma.
Bocah Indonesia, sebagaimana ketentuan yang berlaku di Indonesia, tidak memberikan layanan donor sperma maupun donor sel telur. Kami sepenuhnya menghormati etika kerja yang membatasi bahwa hanya sperma suami dan sel telur istri yang dapat dikelola sedemikian rupa bagi kepentingan pasutri itu sendiri.
Untuk mengambil sperma suami, Bocah Indonesia memiliki layanan PESA/TESA. Layanan ini bahkan bisa direkomendasikan kepada pasien yang hasil biopsinya menunjukkan sangat sedikitnya jumlah sperma yang bersangkutan.
Namun penting bagi pasutri untuk memahami bahwa tidak mencukupinya sperma bisa disebabkan oleh banyak faktor. Parameter mutu sperma juga tidak hanya ditentukan oleh jumlahnya, tapi juga oleh bentuk, ukuran, dan gerakannya. Kehamilan pun tidak semata-mata dipengaruhi oleh kualitas sperma. Sel telur, kondisi fisik dan psikis calon bunda, serta kelancaran pemeliharaan kehamilan juga memegang peranan penting.
Pengobatan herbal mendukung program bayi tabung.
Para ilmuwan hingga kini terus mengkaji jenis-jenis tanaman yang bermanfaat positif bagi kehamilan. Sekian banyak hasil riset itu bisa dibaca di Instagram @bocahindonesia_. Seberapa jauh efek spesifik herbal terhadap program bayi tabung juga masih didalami oleh para pakar.
Patut dipahami bahwa karena kehamilan merupakan kondisi istimewa. Fakta tentang bayi tabung yang didukung dengan pengobatan herbal belum terbukti. Atas dasar itu, setiap pasutri perlu lebih bijak lagi dalam mengonsumi produk pangan yang mereka pandang bermanfaat positif bagi kehamilan mereka. Kecerobohan dalam mengonsumi produk herbal bisa berakibat tidak menyenangkan. Karena itulah, sebelum menjatuhkan pilihan pada herbal tertentu sebagai suplemen makanan, pasien selalu kami sarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi Bocah Indonesia.
Pasien tidak memiliki kendali sama sekali atas keberhasilan program bayi tabungnya. Berpasrah diri saja.
Fakta yang ada, hasil program bayi tabung bergantung pada evaluasi menyeluruh atas kondisi pasutri, termasuk penanganan atas—jika ada—masalah-masalah mendasar yang dapat menjadi kendala bagi kehamilan. Terdapat sekian banyak hal yang harus diperiksa oleh spesialis kesuburan Bocah Indonesia sebelum dimulainya prosedur bayi tabung.
Komunikasi terbuka antara pasien dan dokter serta perawat Bocah Indonesia akan sangat mendukung proses pemeriksaan berlangsung se-komprehensif mungkin. Dalam sesi-sesi pemeriksaan, dokter akan menjelaskan banyak hal agar dapat diketahui pasien. Pasien pun, tentu saja, dapat mengajukan banyak pertanyaan di seputar kesuburan dan kehamilan. Beberapa topik yang kerap mewarnai diskusi di ruang pemeriksaan, antara lain
Bagaimana kondisi tuba falopi saya?
Adanya cairan berlebih di tuba falopi memunculkan kemungkinan penurunan peluang keberhasilan perawatan kesuburan. Jika ada cairan yang terdeteksi di dalam tuba falopi, dokter akan menyumbat tuba untuk sementara waktu dan mengeluarkan cairan dari dalamnya sebelum pengobatan dimulai.
Apakah rahim saya siap untuk menerima embrio?
Rongga rahim dan organ reproduksi lainnya harus dievaluasi secara seksama. Dokter akan menerapkan metode dan peralatan yang paling dibutuhkan, USG misalnya, untuk memastikan seberapa jauh kesiapan rahim dan organ reproduksi lainnya untuk menerima pengobatan infertilitas.
Apakah sperma suami saya sudah mencukupi?
Analisis sperma merupakan satu dari tiga langkah penting yang harus dilakukan bagi pasutri. Bagi suami, “Bocah 3 Langkah”—begitu kami menyebutnya—dilakukan untuk menakar kesenjangan antara kualitas sperma yang tersedia dan sperma yang dibutuhkan untuk prosedur bayi tabung.
Bagaimana dengan sel telur saya? Memadaikah?
Persediaan sel telur yang sehat adalah mutlak bagi keberhasilan program bayi tabung. Untuk mengetahui secara pasti persediaan sel telur di dalam ovarium, istri akan menjalani dua pemeriksaan. Pertama, pemeriksaan darah. Dokter akan mengetahui kondisi hormon istri dari pemeriksaan darah, dan itu mengindikasikan kecukupan sel telurnya. Kedua, pemeriksaan USG untuk menentukan jumlah folikel calon bunda.
Program bayi tabung mengharuskan pasien untuk menjalani rawat inap dalam waktu lama.
Memang fakta, program bayi tabung mengharuskan pasien untuk menjalani perawatan di Bocah Indonesia. Namun, pasien hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk menjalani prosedur pengambilan sel telur. Di ruang sebelah, pada waktu yang sama, suami juga akan memberikan spermanya. Mereka tidak perlu menghabiskan waktu berhari-hari di klinik kami. Setelah prosedur dilalui, pasutri sudah dapat langsung meninggalkan klinik. Kami menyarankan mereka untuk beristirahat dan sebatas menjalankan aktivitas ringan (plus menyenangkan!) untuk memastikan terjaganya vitalitas tubuh mereka dan embrio yang baru ditanam.
Calon bunda yang menjalani program bayi tabung nantinya akan melahirkan secara caesar.
Kehamilan dengan cara apa pun, termasuk program bayi tabung, tidak mutlak mengharuskan pasien menjalani persalinan lewat operasi caesar. Persalinan vaginal juga dimungkinkan bagi istri yang mengikuti program bayi tabung. Untuk itu, dokter dan para personel Bocah Indonesia lainnya akan mencermati kondisi calon bunda dan janin di dalam kandungannya dari waktu ke waktu sebelum memutuskan metode persalinan yang paling sesuai. Pasutri pun dapat menyampaikan ekspektasi mereka terkait metode dan atmosfer “hari bahagia” yang mereka kehendaki.
- Assisted Reproductive (ART) Data.
- Amy M. Lee, Matthew T. Connell, […], and Aaron K. Styer. Elective single embryo transfer- the power of one. Contracept Reprod Med. 2016; 1: 11. doi: Source
- Mylonas, I. Prof. Dr. med. Dr. h.c. and Klaus Friese, Prof. Dr. med. Indications for and Risks of Elective Cesarean Section. Dtsch Arztebl Int. 2015 Jul; 112(29-30): 489–495. doi: Source
Artikel Terkait:
- Proses Bayi Tabung dan Persiapan Pasangan Sebelum…
- Bayi Tabung Vs Bayi Normal, Mana yang Lebih Optimal?
- Mengenal ICSI dan IMSI dalam Program Bayi Tabung
- 3 Fakta Menarik Simpan Beku di Bocah Indonesia
- Program Hamil Di rumah | Program bayi tabung IVF
- Program Bayi Tabung Saat Puasa? Bermanfaat Atau Tidak?
- Peluang Kesuksesan Bayi Tabung Melalui Prosedur LAH
- Berkah Program Bayi Tabung di Bulan Ramadhan
One Response
Terimakasih infonya bocah Indonesia sangat lengkap sekali