Ketika ovum tidak dilepaskan saat ovulasi, Bunda berisiko sulit untuk hamil. Cari tahu apa yang menjadi penyebabnya di sini.
Bunda pernah merasa bingung karena promil yang dijalani belum juga membuahkan hasil? Salah satu penyebabnya yang sering tidak disadari adalah anovulasi, yaitu kondisi ketika ovum atau sel telur tidak dilepaskan saat ovulasi.
Tanpa ovum yang matang, proses pembuahan tentu menjadi mustahil. Hal ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti gangguan hormon, stres berlebihan, atau masalah kesehatan tertentu.
Bunda tidak perlu khawatir, dengan memahami tentang kondisi anovulasi, dan mengetahui langkah-langkah untuk mengatasinya, maka kondisi ini bisa diatasi dengan baik dan Bunda bisa segera untuk hamil.
Anovulasi adalah kondisi di mana ovum (sel telur) Bunda tidak dilepaskan oleh ovarium selama proses ovulasi. Biasanya, ovulasi terjadi satu kali dalam setiap siklus menstruasi, di mana sel telur yang dilepaskan memiliki peluang untuk dibuahi oleh sperma dan memulai kehamilan.
Namun, jika Bunda mengalami anovulasi maka proses kehamilan menjadi terganggu atau tidak terjadi, sehingga dapat menyebabkan kesulitan bagi Bunda untuk hamil.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Hal ini lantaran banyak hormon yang bekerja secara bersama-sama dalam proses ovulasi, gangguan pada salah satu hormon saja dapat memengaruhi keberhasilan pelepasan sel telur.
Anovulasi juga merupakan salah satu penyebab utama infertilitas, sehingga penting untuk mengenali gejalanya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Kapan Ovum Dilepaskan?
Proses ovulasi dimulai dari otak, ketika hipotalamus melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Hormon ini memberi sinyal pada kelenjar pituitari untuk mengeluarkan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Ovum akan dilepaskan saat ovulasi, yang biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi pada siklus yang berlangsung 28 hari. Namun, waktu ovulasi dapat berbeda-beda, tergantung pada panjang siklus menstruasi setiap Bunda.
Proses ini terjadi setelah folikel matang di ovarium. Hormon luteinizing (LH) mengalami lonjakan, yang memicu ovarium untuk melepaskan ovum ke tuba falopi. Ovum ini kemudian siap untuk dibuahi dalam rentang waktu sekitar 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan.
Jika dibuahi oleh sperma, ovum akan terus menuju rahim untuk implantasi dan memulai kehamilan. Jika tidak, ovum akan larut dan keluar bersama menstruasi. Jika hormon yang terlibat dalam proses ini tidak seimbang, ovulasi tidak akan terjadi. Hal inilah yang menyebabkan anovulasi sehingga kehamilan menjadi sulit terwujud.
Siapa yang Berisiko Mengalami Anovulasi?
Anovulasi dapat memengaruhi siapa saja yang memiliki ovarium dan berada dalam usia subur, yaitu sekitar usia 12 hingga 51 tahun. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko anovulasi antara lain:
Periode menstruasi baru dimulai, misalnya pada remaja yang baru mengalami menstruasi.
Perimenopause, masa transisi sebelum menopause, ketika hormon mulai tidak stabil.
Gangguan kesehatan tertentu, seperti Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) atau Primary Ovarian Insufficiency (POI).
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang sangat rendah, akibat tubuh tidak memproduksi cukup hormon untuk mendukung ovulasi.
Pendarahan menstruasi yang terlalu banyak atau sangat sedikit, tidak seperti biasanya.
Ketiadaan lendir serviks, yang umumnya muncul menjelang ovulasi.
Suhu tubuh basal yang tidak teratur, berbeda dari pola normal ovulasi.
Namun, dalam beberapa kasus, gejala anovulasi tidak selalu terlihat jelas, bahkan beberapa Bunda mungkin tetap mengalami menstruasi. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mencatat siklus menstruasi dengan rutin agar tanda-tanda gangguan ini dapat terdeteksi sejak awal dan ditangani lebih cepat.
Kualitas Ovum saat Ovulasi
Kualitas ovum sangat penting dalam proses kehamilan. Ovum yang sehat dan matang akan memiliki peluang lebih besar untuk dibuahi oleh sperma dan berkembang menjadi embrio yang sehat. Kualitas ovum Bunda dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berikut ini:
Add Your Heading Text Here
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
Usia
Seiring bertambahnya usia, kualitas dan kuantitas ovum cenderung menurun, terutama setelah usia 35 tahun. Ovum yang lebih tua cenderung memiliki kromosom yang tidak normal sehingga dapat menyebabkan keguguran atau masalah dalam perkembangan embrio.
Kesehatan hormon
Ketidakseimbangan hormon, seperti estrogen dan progesteron, dapat memengaruhi perkembangan dan kualitas ovum.
Pola hidup
Kebiasaan seperti merokok, pola makan yang tidak sehat, stres, atau kurang tidur dapat memengaruhi kualitas ovum.
Kondisi medis
Penyakit seperti endometriosis, PCOS, dan gangguan tiroid juga dapat memengaruhi kualitas ovum.
Untuk memastikan kualitas ovum yang optimal, Bunda bisa menjaga kesehatan secara keseluruhan melalui pola makan sehat, olahraga, dan konsultasi dengan dokter jika ada gangguan dalam siklus menstruasi atau masalah kesuburan.
Langkah Pengobatan untuk Mengatasi Anovulasi
Pengobatan anovulasi bergantung pada penyebabnya. Perawatan atau pengobatan bisa berbeda-beda. Namun, berikut adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi anovulasi.
1. Perubahan gaya hidup
Jika anovulasi disebabkan oleh kebiasaan atau kondisi tubuh tertentu, melakukan perubahan gaya hidup dapat membantu. Pola makan yang sehat dan olahraga teratur bisa membantu jika Bunda memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang terlalu tinggi atau rendah.
Selain menjaga berat badan, Bunda juga perlu mengatur stres dengan baik, lakukan kegiatan yang dapat membantu Bunda untuk tetap tenang dan rileks seperti meditasi atau relaksasi, bisa menjadi solusi jika stres menjadi pemicu utama.
2. Konsumsi obat-obatan
Jika perubahan gaya hidup saja belum cukup, dokter dapat menyarankan pengobatan dengan obat-obatan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon. Beberapa obat yang biasa diresepkan antara lain:
Clomiphene citrate untuk merangsang terjadinya ovulasi.
Hormon perangsang folikel untuk mendorong pertumbuhan folikel.
Agonis dan antagonis GnRH untuk mengatur hormon-hormon yang berperan dalam ovulasi.
Obat-obatan tersebut hanya boleh dikonsumsi setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter. Pastikan Bunda selalu berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya dan hindari penggunaan obat tanpa arahan dari dokter.
3. Tindakan operasi
Dalam kasus tertentu, terutama pada sindrom ovarium polikistik atau PCOS yang tidak merespons pengobatan lain, dokter mungkin akan menyarankan operasi.
Prosedur ini dilakukan dengan laparaskopi (lubang kecil) di ovarium untuk mengurangi jaringan penghasil testosteron. Dengan menurunkan kadar testosteron, ovarium dapat kembali melepaskan ovum dan mengatur siklus menstruasi secara lebih teratur.
Anovulasi memang dapat menjadi kendala bagi Ayah dan Bunda untuk mendapatkan momongan. Namun, Bunda tidak perlu khawatir, karena kondisi ini bisa diatasi dengan penanganan yang tepat. Bunda tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mencari solusi terbaik.
Dengan ovulasi yang sudah kembali normal, peluang keberhasilan program hamil Bunda pun akan semakin besar.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.
Latest posts by Team Content Medis Bocah Indonesia (see all)