Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » Herpes Kelamin – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
Herpes Kelamin – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
Ditinjau secara medis oleh dr. Fiona Amelia, MPH
Medical Writer
Ditulis oleh dr. Fiona Amelia, MPH · Tanggal diperbarui 16/10/2022
Herpes kelamin adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Diperkirakan setidaknya 1 dari 5 orang dewasa terinfeksi dengan virus ini.
Sebagian besar individu yang terinfeksi hanya bergejala ringan atau tidak bergejala sama sekali sehingga tak menyadari kalau dirinya terinfeksi.
Virus penyebab herpes simpleks utamanya menular melalui kontak seksual. Setelah infeksi yang pertama kali, virus dorman (“tidur”) di dalam tubuh dan dapat aktif kembali beberapa kali dalam setahun.
Tanya Ferly tentang Promil?
Gejala Herpes Kelamin
Gejala herpes kelamin sangat bervariasi, tergantung apakah seseorang mengalami episode infeksi yang pertama kali atau infeksi ulangan (kekambuhan). Akan tetapi, sebagian besar individu yang terinfeksi virus ini tidak pernah mengalami gejala apapun.
- Episode pertama
Bagi sebagian besar orang, episode herpes yang pertama adalah yang terberat. Gejala cenderung lebih berat pada wanita ketimbang pria.
Episode yang pertama biasanya muncul dalam waktu beberapa minggu setelah terinfeksi virus. Gejalanya pun akan menyembuh dalam waktu 2-3 minggu kemudian.
Baca Juga : 7 Penyakit menular seksual
Tanda dari episode awal herpes kelamin yakni lenting-lenting di area kelamin. Pada wanita, area yang paling sering terlibat adalah vagina, vulva, bokong, anus, dan paha.
Sedangkan pada pria, Penis, skrotum, anus, bokong, dan paha. Tanda dan gejala utama mencakup lenting-lenting yang kemudian menjadi ulkus (luka dalam) yang menyakitkan (perih).
Lenting pada penis atau labia luar dapat mengering menjadi koreng lalu menyembuh. Lenting-lenting baru dapat bermunculan hingga 5-7 hari setelah yang pertama kali timbul.
Kelenjar getah bening di lipat paha juga dapat nyeri dan membengkak. Di samping itu, bisa terdapat gejala serupa flu seperti nyeri sendi, demam, sakit kepala, serta nyeri saat buang air kecil.
Sebagian kecil individu dapat mengalami sakit kepala yang disertai mual dan muntah, hingga sulit buang air kecil. Gejala ini terjadi ketika infeksi herpes mengenai sistem saraf.
Pasangan yang melakukan seks anal dapat mengalami nyeri saat buang air besar. Ini terjadi akibat proktitis, yakni peradangan pada rektum atau anus. Pria yang melakukan hubungan intim sesama jenis lebih rentan terhadap komplikasi ini.
- Fase laten
Setelah episode yang pertama, virus herpes bergerak ke saraf di dasar tulang belakang, di mana di situ virus akan dorman atau tidak aktif untuk jangka waktu tertentu. Ini disebut dengan fase laten, di mana tidak ada gejala apapun.
- Episode kambuh
Sebagian besar individu mengalami kekambuhan herpes kelamin ketika virus berpindah dari saraf ke permukaan kulit. Episode kambuh ini cenderung lebih ringan daripada episode awal.
Lenting dan ulkus bisa muncul di area yang sama saat episode pertama, maupun di tempat lain. Lenting juga bisa muncul di area-area yang tidak berkontak langsung. Sebagai contoh, lenting bisa muncul di sekitar anus tanpa riwayat seks anal.
Kekambuhan herpes kelamin sering terjadi, khususnya pada individu yang terinfeksi virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2).
Sebanyak 50 persen individu dengan kekambuhan herpes kelamin mengalami gejala sebelum muncul ulkus.
Ini disebut dengan gejala prodromal, dan mencakup gatal-gatal, kesemutan, hingga nyeri di area bokong, tungkai bawah, atau pinggul. Kekambuhan cenderung lebih jarang dan lebih ringan setelah tahun pertama.
Ada beberapa faktor yang memicu kekambuhan herpes, di antaranya penyakit, stres, sinar matahari, dan kelelahan. Pada wanita, periode menstruasi dapat memicu kekambuhan herpes kelamin.
Kapan Mulai Terinfeksi?
Menentukan kapan infeksi herpes kelamin yang pertama tidaklah mudah. Sebab, saat seseorang pertama kali mengalami tanda dan gejala herpes kelamin, itu belum tentu episode yang pertama.
Sebagai contoh, adalah mungkin terinfeksi untuk pertama kali namun tidak bergejala atau ringan saja, dan kemudian mengalami kekambuhan beberapa tahun kemudian dengan gejala yang khas.
Baca Juga : Infeksi Chlamyidia : Penyakit Menular Seksual
Penentuan kapan mulai terinfeksi herpes kelamin juga lebih sulit bila seseorang memiliki lebih dari satu pasangan seksual. Pasangan seksual saat ini, saat individu sedang mengalami herpes kelamin, belum tentu jadi sumber infeksi.
Penyebab Herpes Kelamin
Ada dua tipe virus herpes simpleks (HSV) yang menyebabkan herpes kelamin:
- HSV-1. Ini merupakan tipe yang biasanya menyebabkan demam dan lenting-lenting di sekitar mulut. HSV-1 sering menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit, meski dapat menyebar ke area kelamin selama seks oral. Tingkat kekambuhan jauh lebih jarang dibandingkan dengan infeksi HSV-2.
- HSV-2. Ini merupakan tipe yang umumnya menyebabkan herpes kelamin. Virus menyebar melalui kontak seksual dan kulit-ke-kulit. HSV-2 sangat umum ditemukan dan sangat menular, terlepas apakah seseorang memiliki luka terbuka atau tidak pada kulit.
Di luar tubuh manusia, virus herpes simpleks cepat mati. Oleh sebab itu, hampir tidak mungkin seseorang mengalami infeksi melalui kontak dengan dudukan toilet, handuk, atau benda lain yang digunakan oleh individu yang terinfeksi.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terinfeksi herpes kelamin, yakni:
- Jenis kelamin wanita. Wanita lebih sering mengalami herpes kelamin ketimbang pria. Virus ini lebih mudah ditularkan secara seksual dari pria ke wanita dibandingkan sebaliknya.
- Memiliki pasangan seksual lebih dari satu. Setiap penambahan pasangan seksual meningkatkan risiko terkena virus herpes kelamin.
Komplikasi Herpes Kelamin
Komplikasi yang berhubungan dengan herpes kelamin, mencakup:
- Infeksi menular seksual lainnya. Adanya luka di area kelamin meningkatkan risiko penularan maupun tertular infeksi menular seksual lainnya, termasuk HIV/AIDS.
- Infeksi pada bayi baru lahir. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat terpapar virus selama proses persalinan. Infeksinya dapat menimbulkan kerusakan otak, kebutaan, hingga kematian bayi baru lahir tersebut.
- Gangguan kandung kemih. Pada sebagian kasus, luka akibat herpes kelamin dapat menyebabkan peradangan di sekitar saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh (uretra). Pembengkakan ini dapat menutup uretra selama beberapa hari, sehingga perlu pemasangan kateter untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih.
- Meningitis. Pada kasus yang jarang, infeksi virus herpes kelamin menyebabkan peradangan selaput dan cairan otak yang mengitari otak dan saraf tulang belakang.
- Peradangan rektum (proktitis). Herpes kelamin dapat membuat dinding rektum meradang, sehingga individu mengalami nyeri saat buang air besar hingga konstipasi.
Diagnosis Herpes Kelamin
Penyakit ini umumnya dapat didiagnosis berdasarkan wawancara medis dan pemeriksaan fisik dokter. Pada sebagian kecil kasus, dibutuhkan pula pemeriksaan laboratorium, seperti:
- Kultur virus, untuk menentukan apakah virus penyebab ada di dalam lenting atau luka. Meski demikian, cara ini hanya mampu mendeteksi virus pada 50 persen kasus herpes kelamin. Virus lebih mungkin terdeteksi pada kultur bila luka masih baru dan terbuka, dibandingkan ketika sudah mulai menyembuh. Oleh sebab itu, pengidap herpes kelamin disarankan untuk mencari pertolongan medis dalam waktu 48 jam dari saat gejala pertama kali timbul. Tes ini juga lebih sensitif pada individu yang mengalami episode awal herpes kelamin ketimbang episode kambuh.
- Tes polymerase chain reaction (PCR), untuk mendeteksi DNA yang mengandung virus dan menentukan tipe virus penyebab. Tes ini lebih sensitif ketimbang kultur virus.
- Tes darah, untuk mendeteksi infeksi herpes kelamin di masa lalu. Pemeriksaan ini mendeteksi antibodi terhadap HSV tipe 1 dan tipe 2. Hasil positif berarti individu pernah terinfeksi oleh virus di masa lalu.
Cara Mengobati Herpes Kelamin
Hingga kini, tidak ada obat yang spesifik untuk mengobati herpes kelamin. Namun, umumnya dokter memberikan antivirus untuk:
- Membantu luka sembuh lebih cepat pada episode pertama.
- Mengurangi keparahan dan durasi gejala pada episode kambuh.
- Mengurangi frekuensi kekambuhan.
- Meminimalkan kemungkinan menularkan virus herpes ke orang lain.
Antivirus yang biasa digunakan untuk herpes kelamin, mencakup acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir.
Obat ini dikonsumsi secara oral. Acyclovir merupakan obat antivirus yang tertua dan paling murah. Akan tetapi, membutuhkan dosis yang lebih sering daripada famciclovir dan valacyclovir.
Cara-cara berikut juga bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri:
- Mengkonsumsi paracetamol atau ibuprofen.
- Melakukan sitz bath, yakni rendam duduk atau rendam bokong, di dalam bak mandi berisi air hangat atau kit plastik khusus yang diletakkan di atas dudukan toilet. Cara ini dapat membantu meredakan gatal atau nyeri di area kelamin dan bokong.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pengobatan herpes kelamin, antara lain:
- Menghindari mandi busa.
- Jaga area kelamin tetap bersih dan kering.
- Hindari penggunaan pakaian dalam yang ketat. Gunakan yang berbahan katun dan menyerap keringat.
- Tidak berhubungan intim selama masa pengobatan.
- Memberi tahu pasangan seksual bahwa mereka mungkin terinfeksi. Bila betul terinfeksi, pasangan seksual harus diobati bersama-sama.
Pencegahan
Sampai sekarang, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi herpes kelamin. Penggunaan kondom lateks dapat mengurangi, namun tidak seratus persen menghilangkan risiko menularkan atau tertular herpes kelamin. Ini karena virus penyebabnya bisa muncul di area yang tidak tertutup kondom.
Cara terbaik untuk menghindari infeksi menular seksual, termasuk herpes kelamin, adalah tidak melakukan kontak seksual, atau berada dalam hubungan monogami jangka panjang (setia pada satu pasangan) yang telah diperiksa dan diketahui tidak terinfeksi.
Kenali Gejala - gejala yang di rasakan agar Anda dapat memeriksakan ke dokter lebih cepat.
Isi form di samping ini, untuk mendapatkan artikel seputar kesehatan dan kesuburan.
- American College of Obstetrician and Gynecologists. (April 2019). Genital herpes. FAQ054. URL: https://www.acog.org/womens-health/faqs/genital-herpes.
- Centers for Disease Control and Prevention (22 Juli 2021). Genital herpes – CDC detailed fact sheet. URL: https://www.cdc.gov/std/herpes/stdfact-herpes-detailed.htm.
- Mayo Clinic. (13 Oktober 2021). Genital herpes. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-herpes/symptoms-causes/syc-20356161.
- Albrecht MA. Patient education: Genital herpes (beyond the basics). In: UpToDate, Post, TW (Ed), UpToDate, Waltham, MA, 2022.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Orchitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Epididimitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Gonore : Gejala, Penyebab, Komplikasi dan Cara Mengobati
- Sifilis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Trikomoniasis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Salpingitis
- Hidrokel – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
- Perimenopause - Gejala, Penyebab, Cara Mengobati