Program hamil (promil) bukan hanya tentang menghitung masa subur, konsumsi vitamin, atau pemeriksaan medis. Faktor gaya hidup dan kesehatan mental juga berperan besar dalam keberhasilan kehamilan. Salah satu topik yang semakin sering dibahas adalah PMO (Porn, Masturbation, and Orgasm).
PMO bukan istilah medis formal, tetapi istilah populer yang menggambarkan siklus kebiasaan mengonsumsi pornografi, melakukan masturbasi, hingga mencapai orgasme. Pada sebagian orang, kebiasaan ini dapat berkembang menjadi perilaku kompulsif yang berdampak nyata pada hubungan suami istri dan kesiapan menjalani promil.
Artikel ini membahas PMO secara objektif, berbasis data ilmiah, dan disajikan dengan pendekatan yang aman serta tidak menghakimi khususnya untuk Ayah dan Bunda yang sedang berikhtiar memiliki buah hati.
PMO terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan:
Tanya Mincah tentang Promil?
P (Porn): Paparan konten pornografi sebagai pemicu rangsangan
M (Masturbation): Stimulasi seksual yang dilakukan sendiri
O (Orgasm): Puncak kepuasan seksual yang dicapai secara instan
Penting dipahami bahwa PMO berbeda dengan hubungan intim suami istri. Hubungan intim melibatkan koneksi emosional, komunikasi, dan interaksi dua arah. Sebaliknya, PMO bersifat individual dan terisolasi, sehingga dalam jangka panjang dapat mengurangi ketertarikan pada pasangan nyata.
Saat seseorang melakukan PMO, otak melepaskan dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam sistem penghargaan (reward system). Dopamin membuat seseorang merasa senang dan puas.
Masalah muncul ketika:
Dopamin dilepaskan secara instan dan berlebihan
Terjadi paparan berulang dalam jangka panjang
Otak mengalami neuroplastisitas, yaitu perubahan cara merespons rangsangan
Akibatnya, otak menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan alami (sentuhan pasangan) dan justru menuntut rangsangan visual yang lebih intens. Mekanisme ini serupa dengan pola kecanduan perilaku lainnya yang telah dibahas dalam literatur neurosains dan psikiatri.
Secara medis, PMO tidak menyebabkan kemandulan permanen secara langsung. Namun, PMO dapat menghambat terjadinya pembuahan melalui beberapa mekanisme penting berikut:
PIED adalah kondisi di mana pria mengalami kesulitan ereksi saat bersama pasangan nyata, meskipun tidak memiliki kelainan organik.
Mekanisme:
Otak terbiasa dengan rangsangan visual ekstrem
Respons terhadap rangsangan alami dari istri menurun
Dampaknya pada promil: Tanpa ereksi yang optimal, penetrasi dan penyaluran sperma ke dalam rahim menjadi tidak maksimal, sehingga peluang pembuahan menurun.
2. Menurunnya Frekuensi Hubungan Intim
Kehamilan membutuhkan frekuensi hubungan intim yang teratur, terutama di masa subur.
PMO yang bersifat kompulsif dapat menyebabkan:
Libido terhadap pasangan menurun
Energi seksual sudah “habis” sebelum berhubungan intim
Hubungan suami istri menjadi jarang terjadi
Jika frekuensi hubungan intim menurun, peluang sperma bertemu sel telur juga ikut menurun.
3. Ekspektasi Seksual yang Tidak Realistis
Konten pornografi sering menampilkan gambaran seksual yang tidak sesuai dengan realitas.
Dampaknya:
Ketidakpuasan terhadap pasangan
Tekanan saat berhubungan intim
Suasana emosional menjadi tidak nyaman
Padahal, kondisi psikologis yang rileks dan penuh rasa aman sangat penting untuk keberhasilan promil.
4. Kelelahan Fisik dan Mental
Masturbasi berlebihan dapat menyebabkan:
Kelelahan kronis
Penurunan stamina
Gangguan fokus dan motivasi hidup sehat
Kelelahan fisik dan stres psikologis terbukti dapat memengaruhi keseimbangan hormon reproduksi, baik pada pria maupun wanita.
Dampak Emosional PMO pada Hubungan Suami Istri
Penelitian psikologi relasi menunjukkan bahwa konsumsi pornografi yang tinggi berkaitan dengan:
Penarikan diri secara emosional
Rasa bersalah dan kecemasan
Menurunnya kepuasan pernikahan
Dalam konteks promil, kondisi ini dapat memicu stres pada Bunda, yang berpotensi mengganggu siklus ovulasi dan keseimbangan hormon.
Apa yang Bisa Dilakukan Pasangan Promil?
Jika PMO mulai terasa mengganggu hubungan atau promil, beberapa langkah berikut dapat dipertimbangkan:
1. Komunikasi Terbuka
Bicarakan dengan pasangan tanpa menyalahkan. PMO sering dipicu stres, kelelahan, atau rasa kesepian.
2. Alihkan ke “Dopamin Sehat”
Olahraga bersama, aktivitas spiritual, quality time, dan hobi positif membantu menormalkan sistem dopamin.
3. Batasi Akses
Kurangi penggunaan gawai saat sendirian dan gunakan fitur pemblokir konten jika diperlukan.
4. Pertimbangkan Bantuan Profesional
Jika sulit dikendalikan dan berdampak besar pada hubungan, konsultasi dengan psikolog atau psikiater adalah langkah yang aman dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
PMO tidak secara langsung membuat pria atau wanita menjadi mandul, tetapi dapat menyabotase jalur alami terjadinya kehamilan melalui:
Gangguan ereksi (PIED)
Menurunnya frekuensi hubungan intim
Jarak emosional dan stres
Kelelahan fisik dan mental
Bagi pasangan yang sedang promil, mengurangi atau menghentikan PMO dapat membantu memulihkan sensitivitas seksual alami, memperbaiki kualitas hubungan, dan meningkatkan peluang kehamilan.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di Whatsapp melalui tombol di bawah.
Bocah Indonesia adalah klinik kesuburan yang melayani konsultasi hingga tindakan operatif. Bocah Indonesia berada di bawah naungan PT Ibu Daya Lestari. Berada di Lantai 7 Rumah Sakit Primaya, Jl. MH Thamrin No.3, Cikokol, Tangerang, Banten, Indonesia.
Latest posts by Team Content Medis Bocah Indonesia (see all)