6 Syarat Fresh Embryo Transfer yang Perlu Diketahui

6 Syarat Fresh Embryo Transfer yang Perlu Diketahui

Sebelum menjalani prosedur fresh embryo transfer, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, Bunda.

Bagi pasangan suami istri yang memiliki masalah infertilitas, bayi tabung menjadi salah satu pilihan program hamil yang dapat membantu mendapatkan kehamilan. Bayi tabung adalah prosedur pembuahan yang dilakukan di luar tubuh, di mana sel telur dan sperma akan dibuahi di laboratorium.

Hasil pembuahan dari sel telur dan sperma akan berkembang menjadi embrio. Nantinya, embrio yang telah dipantau perkembangannya akan dimasukkan kembali ke dalam rahim Bunda.

Bayi tabung merupakan salah satu jenis teknologi reproduksi berbantu yang memiliki prosedur cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang panjang. Salah satu rangkaian prosedur bayi tabung adalah embryo transfer atau transfer embrio. Prosedur ini merupakan proses penanaman embrio ke dalam rahim Bunda.

Baca juga: Pemantauan Folikel pada Program Bayi Tabung

Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Syarat Fresh Embryo Transfer yang Perlu Bunda Tahu

Proses embryo transfer terbagi dua, yakni fresh embryo transfer atau frozen embryo transfer. Meskipun sama-sama proses menanam embrio namun keduanya memiliki perbedaan.

Fresh embryo transfer adalah proses transfer embrio ke dalam rahim untuk embrio yang belum pernah dibekukan. Sedangkan, frozen embryo transfer adalah proses transfer embrio ke dalam rahim untuk embrio yang sempat atau sudah dibekukan.

Nah, sebelum menjalani proses fresh embryo transfer, berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi.

1. Ketebalan endometrium

Ketika Bunda ingin memutuskan melakukan fresh embryo transfer, tentu dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, salah satunya ketebalan endometrium. Lapisan terdalam pada dinding rahim harus memiliki ketebalan ideal minimal 7-8 mm agar embrio bisa menempel pada dinding rahim (endometrium).

Dinding rahim yang tebal menjadi tempat yang sempurna untuk embrio. Pasalnya, lapisan dinding rahim yang tipis bisa menyebabkan embrio gagal menempel atau biasa yang disebut kegagalan implantasi.

Jika kondisi dinding rahim belum siap maka dokter tidak akan menyarankan Bunda untuk melakukan fresh embryo transfer dan disarankan untuk melakukan frozen embryo transfer. Hal ini tentu untuk mempersiapkan kondisi dinding rahim agar lebih optimal.

2. Aliran darah endometrium

Aliran darah pada rahim bisa berpengaruh terhadap aliran darah dalam dinding rahim. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miwa, menemukan jika resistensi pembuluh darah rahim jauh lebih tinggi dialami oleh wanita dengan endometrium yang tipis dibandingkan wanita yang memiliki endometrium lebih tebal.

Baca juga: Persiapan Proper, Sukses Embryo Transfer

3. Tekanan darah menuju endometrium

Tekanan darah menuju endometrium yang harus memenuhi syarat sebelum melakukan prosedur fresh embryo transfer yaitu tekanan darah harus normal agar prosedur transfer embrio dapat dilakukan.

4. Jumlah stimulasi

Penting untuk mengetahui berapa jumlah stimulasi yang telah dilakukan pada siklus program bayi tabung. Pasalnya, jumlah stimulasi kemungkinan akan memengaruhi apakah Bunda bisa melakukan fresh embryo transfer atau tidak.

5. Kadar progesteron saat trigger

Hormon progesteron memiliki peranan penting dalam menyiapkan lapisan rahim atau endometrium. Pasalnya, hormon ini memiliki peranan penting dalam menjaga endometrium untuk siap menerima serta mendukung jika terjadinya kehamilan.

Kadar progesteron akan terus meningkat selama 8-10 minggu untuk memastikan embrio berkembang yang sehat setelah prosedur embryo transfer.

6. Kadar progesteron per folikel

Kadar hormon progesteron per folikelnya penting dipantau untuk mencapai ukuran yang ideal.

Meski terdapat beberapa syarat untuk melakukan fresh embryo transfer, namun tidak harus memenuhi seluruh syarat tersebut. Hanya saja, jika tidak dapat memenuhi syarat maka terdapat kemungkinan berpengaruh terhadap hasilnya.

Oleh sebab itu, sebelum Bunda memutuskan untuk melakukan fresh embryo transfer, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk melihat kondisi Bunda.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Cox, E., Takov, V. (Updated 2023). Embryology, Ovarian Follicle Development. NCBI Bookshelf. 
  • Kang, O. (2017). Follicular monitoring. Radiopaedia. 
  • Ovaterra. Embryo Implantation: What Affects Implantation? 
  • Choe, J., Shanks, AL. (Updated 2023). In Vitro Fertilization.
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
[caldera_form id="CF6195e2bd61123"]
Buat Janji