Beranda » BLOG » Infertilitas » Infertilitas Wanita » Benarkah Produk Perawatan Bikin Wanita Alami Gangguan Kesuburan?
Benarkah Produk Perawatan Bikin Wanita Alami Gangguan Kesuburan?
Hati-hati! Beberapa bahan kimia dalam produk perawatan kulit ternyata berpotensi membuat wanita menjadi sulit hamil.
Penggunaan produk-produk perawatan kulit tak sekedar untuk menjaga kesehatan kulit dan penampilan. Sesungguhnya, produk-produk ini juga memberi rasa percaya diri ketika perawatan memberi hasil yang memuaskan. Namun sayangnya, beberapa bahan kimia di dalam produk perawatan kulit ini dapat memengaruhi hormon seks wanita yang berperan dalam proses reproduksi. Produk-produk ini sebaiknya tidak digunakan saat Bunda dan pasangan sedang berjuang untuk mencapai garis dua.
Bagaimana cara produk perawatan kulit memengaruhi kesuburan?
Beberapa kandungan dalam produk perawatan kulit tergolong bahan pengganggu hormon atau disebut endocrine disruptor chemicals (EDC). Ini menjadi masalah sebab bahan-bahan yang tergolong EDC ini umumnya digunakan secara rutin dan diserap melalui organ terbesar tubuh, yakni kulit.
Para peneliti dari George Mason University, Virginia, Amerika Serikat menemukan hubungan antara bahan kimia yang digunakan dalam produk kosmetik dan perawatan pribadi dengan perubahan kadar hormon reproduksi wanita. Mereka menganalisis 143 sampel urine wanita berusia 18-44 tahun yang tidak ada riwayat penyakit kronis dan tidak menggunakan kontrasepsi.
Hasilnya, ditemukan bahwa wanita yang urinnya mengandung bahan kimia seperti paraben (pengawet yang banyak digunakan dalam produk kosmetik), benzophenone (digunakan sebagai tabir surya), dan bisphenol A memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak normal. Selanjutnya, perubahan hormon ini memengaruhi reproduksi dengan membuat menstruasi menjadi tidak teratur atau mencegah sel telur menjadi matang dan mengalami ovulasi.
Tanya Ferly tentang Promil?
Pria juga tidak luput dari efek EDC ini. Studi pada 315 pria di sebuah klinik fertilitas di Polandia menemukan bahwa pria yang urinnya mengandung paraben dalam kadar tinggi memiliki kadar hormon pria (testosteron) yang lebih rendah dan lebih banyak sperma dengan bentuk yang tidak normal. Kadar paraben yang tinggi di dalam urine juga berkaitan dengan kerusakan DNA sperma, yang membuat motilitas (pergerakan) sperma terganggu atau lebih lambat sehingga sulit mencapai sel telur. Semua hal ini tentu berkontribusi terhadap terjadinya infertilitas pada pria.
Mengapa hal-hal tersebut bisa terjadi? Para pakar berteori bahwa banyak EDC yang secara struktur mirip dengan struktur hormon reproduksi, seperti hormon estrogen, progesteron, dan testosteron. Setelah EDC diserap ke dalam tubuh, zat ini berikatan dengan reseptor hormon- sehingga memengaruhi kerja hormon tersebut. Dalam hal ini, EDC dapat bertindak sebagai agonis (meniru) atau antagonis (menghambat) kerja hormon target. Konsekuensinya, akan ada gangguan dari sistem hormon tersebut. Gangguan ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung dengan mengubah kadar hormon, memengaruhi pembentukan atau metabolisme hormon, atau mengubah cara hormon menjalankan fungsinya.
Apa saja kandungan produk skincare yang memengaruhi kesuburan?
Setelah mengetahui efeknya, mari disimak apa saja kandungan produk perawatan kulit yang perlu diwaspadai.
1. Retinol
Retinol sangat disukai oleh para dokter kulit dan juga penggunanya karena ini merupakan kandungan utama yang membuat kulit menjadi lebih halus, kencang, dan cerah. Namun, penggunaannya tidak disarankan bagi wanita yang sedang hamil atau pasangan yang sedang mencoba untuk memiliki keturunan.
Studi menunjukkan bahwa retinol dan retinoid dapat membahayakan janin yang sedang berkembang. Retinol dapat melampaui kulit dan masuk ke aliran darah, yang selanjutnya diteruskan ke janin.
Sebagai alternatif retinol, dapat digunakan bakuchiol. Ini adalah bahan alami yang berasal dari tanaman psoralea corylifolia. Bakuchiol memiliki efek antioksidan dan antiperadangan yang mirip dengan retinol sehingga merupakan alternatif yang baik untuk mengatasi tanda-tanda penuaan seperti garis-garis halus, kerutan, dan warna kulit yang tidak merata. Bahan ini juga dapat membantu mengencangkan dan memperkecil pori-pori kulit.
2. Accutane
Bahan yang sangat populer dalam produk perawatan jerawat ini harus benar-benar dihindari saat pasangan sedang mencoba untuk hamil. Bila sebelumnya mengonsumsi Accutane oral, penggunaannya harus dihentikan satu bulan sebelum memulai program hamil.
3. Hidrokuinon
Ini adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencerahkan kulit yang mengalami hiperpigmentasi (menghitam), seperti akibat melasma atau kloasma Studi menemukan bahwa kulit dapat menyerap hidrokuinon di dalam produk perawatan kulit hingga 35-45 persen. Karena itu, produk-produk yang mengandung hidrokuinon sebaiknya dihindari bila sedang menjalani program hamil.
4. Phthalate
Phthalate adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam produk perawatan kulit untuk mempertahankan warnanya. Bahan kimia ini tergolong EDC dan biasanya disingkat sebagai DEP, DBP, dan DEHP di dalam produk perawatan kulit.
5. Paraben
Paraben juga tergolong EDC, yang biasanya ditambahkan ke dalam produk perawatan kulit agar awet, serta bebas bakteri dan jamur. Bahan kimia ini biasanya ada di dalam produk sabun, krim, dan perias wajah. Pada label kemasan produk, carilah kata “paraben” di akhir nama kimianya. Yang paling sering ditemukan adalah propylparaben, methylparaben, butylparaben dan ethylparaben. Biasanya, beberapa paraben digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan efektivitasnya.
6. Benzophenone
Bahan kimia ini ditambahkan untuk mencegah produk perawatan kulit melarut atau meleleh karena panas. Jadi, perhatikan betul kandungan ini di dalam produk tabir surya. Pada label kemasan produk, carilah kata “benzone” di akhir nama kimianya. Yang paling sering ditemukan adalah sulisobenzone, oxybenzone dan sodium sulisobenzone. Periksa juga apapun yang ditulis sebagai “BP” dan diikuti dengan angka.
7. Bisphenol
Bahan kimia ini dikenal dengan singkatan BPA dan sudah dilarang dalam formulasi kosmetik. Namun, produk tersebut masih dapat ditemukan dalam kemasan produk perias wajah. Untuk memastikan produk yang digunakan bebas BPA, cari produk yang bertuliskan “BPA-free” atau “eco-label”.
8. Polyfluoroalkyl substances (PFA)
Bahan kimia ini kadang ditambahkan untuk membantu penetrasi kulit. Bahan ini dapat ditemukan pada pelembab dan beberapa krim alas bedak (foundation). Pada label kemasan produk, carilah apapun yang mengandung kata “fluoro”. Hindari juga produk apapun yang mengandung singkatan PTFE.
Kandungan produk perawatan kulit yang aman
Setelah tahu bahan-bahan yang harus diwaspadai dan dihindari, Bunda mungkin bertanya bahan produk apa yang aman digunakan saat program hamil atau sedang hamil. Apalagi, perubahan hormon dan stres dapat memicu timbulnya jerawat sehingga merawat kulit itu memang perlu.
Ketahuilah bahwa sebetulnya, sebagian besar produk perawatan kulit dan jerawat itu aman. Untuk lebih jelasnya, mari disimak beberapa produk yang telah dikonfirmasi aman oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
- Asam salisilat (salicylic acid) adalah salah satu bahan yang paling populer digunakan untuk melawan jerawat dan noda. Beberapa sumber memasukkan bahan ini sebagai salah satu yang perlu dihindari saat hamil atau mencoba hamil. Namun sebenarnya, ini hanya berlaku untuk produk-produk yang mengandung asam salisilat dengan dosis tinggi, seperti peeling, masker, dan obat oral. ACOG bahkan telah mengizinkan penggunaan produk yang dijual bebas dan mengandung asam salisilat topikal (untuk penggunaan luar). Bahan lain, seperti benzoyl peroxide, juga termasuk aman selama digunakan sesuai petunjuknya.
- Niacinamide dan azelaic acid. Kedua bahan ini adalah alternatif asam salisilat untuk mengatasi jerawat. Kedua kandungan ini aman digunakan wanita yang sedang hamil dan program hamil.
- Vitamin C. Bahan ini banyak ditemukan dalam sediaan serum dan berfungsi untuk memutihkan serta mengencangkan kulit. Vitamin C aman untuk ibu hamil dan juga wanita yang sedang mencoba untuk mencapai kehamilan.
- Bahan-bahan pencerah kulit yang mengandung AHA (alpha hydroxy acids). Asam ini berasal dari tebu, dan mencakup glycolic acid, lactic acid, dan mandelic acid. Fungsi bahan-bahan ini adalah membantu pengelupasan kulit (eksfoliasi) dan mendorong pergantian sel-sel kulit yang sehat.
- Tabir surya. Tabir surya yang dianjurkan adalah yang berbahan dasar mineral, yakni yang mengandung titanium dioxide dan zinc oxide. Mineral-mineral ini tetap berada di atas kulit dan tidak terserap seperti tabir surya berbahan kimia, sehingga aman. Tabir surya penting bagi wanita yang sedang mencoba untuk hamil karena hormon tertentu dapat membuat kulit wanita lebih rentan terhadap kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet. Oleh sebab itu, harus digunakan setiap hari tanpa memandang warna kulit maupun musim. Tujuannya untuk mencegah kemunculan melasma, yakni bercak hitam di sekitar mulut, pipi, dan dahi. Melasma bisa sangat sulit diobati setelah muncul karenanya perlu dicegah dengan mengoleskan tabir surya setidaknya yang ber-SPF 30 setiap hari, dan mengulanginya kembali setiap 2 jam saat beraktivitas di bawah sinar matahari.
Pilah pilih produk perawatan kulit yang aman
Untuk memastikan produk-produk perawatan kulit yang digunakan aman selama hamil dan program hamil, Bunda bisa melakukan dua hal sederhana berikut:
- Baca dengan cermat daftar kandungannya. Saat ini, produsen wajib mencantumkan bahan-bahan dalam produk mereka bila produk-produk tersebut dirancang untuk digunakan dalam kontak dekat dengan tubuh manusia.
- Pilih yang bebas pewangi. Pewangi dalam produk seringkali berasal dari bahan kimia sintetis tambahan. Meski banyak bahan kimia pewangi tidak berbahaya, produsen tidak perlu mencantumkannya di kemasan. Karena itu, tidak bisa diketahui apakah bahan kimia pewangi ini berbahaya atau tidak. Secara umum, paling baik berasumsi yang terburuk dan memilih produk bebas pewangi.
Penutup
Produk perawatan kulit mengandung berbagai jenis bahan kimia. Sayangnya, beberapa di antaranya diketahui berdampak buruk pada kesuburan wanita. Oleh sebab itu, wanita yang ingin hamil atau sedang hamil harus selalu mengecek bahan dan komposisi produk-produk perawatan kulit ini dengan cermat.
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Amir S, Shah ST, Mamoulakis C, Docea AO, Kalantzi OI, Zachariou A, Calina D, Carvalho F, Sofikitis N, Makrigiannakis A, Tsatsakis A. Endocrine disruptors acting on estrogen and androgen pathways cause reproductive disorders through multiple mechanisms: a review. International Journal of Environmental Research and Public Health. 2021 Feb;18(4):1464.
- Jurewicz J, Radwan M, Wielgomas B, Dziewirska E, Karwacka A, Klimowska A, Kaluzny P, Radwan P, Bochenek M, Hanke W. Human semen quality, sperm DNA damage, and the level of reproductive hormones in relation to urinary concentrations of parabens. Journal of occupational and environmental medicine. 2017 Nov 1;59(11):1034-40.
- Pollack AZ, Mumford SL, Krall JR, Carmichael AE, Sjaarda LA, Perkins NJ, Kannan K, Schisterman EF. Exposure to bisphenol A, chlorophenols, benzophenones, and parabens in relation to reproductive hormones in healthy women: a chemical mixture approach. Environment international. 2018 Nov 1;120:137-44.
- Fungsi Endometrium dan Kegagalan Program Bayi Tabung - 18/10/2024
- Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin, Infeksi Berdarah Dingin - 15/10/2024
- Koriokarsinoma : Kanker yang terkenal “angker” - 11/09/2024
Artikel Terkait:
- Mioma Geburt, Salah Satu Gangguan Reproduksi pada Wanita
- Wanita Menopause Berisiko Alami Infeksi Saluran Kemih?
- 3 Bentuk Periksa Kesuburan Wanita untuk Persiapan Hamil
- Kenali Polip Rahim & Serviks Penyebab Wanita Sulit Hamil
- 5 Kista yang Sering Terjadi di Dalam Organ Reproduksi Wanita
- Hidrosalping, Penyebab Susah Hamil Pada Wanita
- Kenali Sindrom MRKH (Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser)…
- Hirsutisme, Tumbuhnya Rambut Berlebihan pada Wanita…