Pengaruh Gangguan Autoimun pada Kehamilan: Memahami Dampaknya terhadap Ovum dan Kesuburan

Pengaruh Autoimun Pada Kehamilan

Benarkah gangguan autoimun bisa berpengaruh terhadap ovum dan kesuburan Bunda? Cari tahu di sini. 

Ovum atau sel telur adalah sel reproduksi wanita yang berperan penting dalam proses pembuahan. Agar proses kehamilan Bunda dapat terjadi, ovum yang matang perlu dibuahi oleh sperma Ayah. Namun, berbagai kondisi dapat memengaruhi kualitas dan kesehatan ovum, termasuk gangguan autoimun.

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Bunda menyerang jaringan atau sel tubuh sendiri karena salah mengenalinya sebagai ancaman. Jika Bunda memiliki gangguan autoimun, tubuh dapat memproduksi antibodi yang menyerang sel telur atau jaringan reproduksi, yang berdampak pada kualitas ovum dan kemampuan ovum untuk dibuahi.

Baca juga: Kelainan Autoimun, Faktor Tak Jadi Hamidun

Pengaruh Autoimun Pada Ovum

Penyakit autoimun dapat memiliki dampak pada kesehatan reproduksi, termasuk pada kualitas dan fungsi ovum Bunda. Dalam beberapa kasus, penyakit autoimun dapat mengganggu proses ovulasi dan kesehatan ovarium secara keseluruhan, sehingga memengaruhi peluang kehamilan. 


Tanya Mincah tentang Promil?

New CTA WA

Hal ini disebabkan oleh reaksi imun yang tidak normal, di mana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh malah menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk sel-sel ovarium dan ovum yang seharusnya matang.

Salah satu risiko yang sering dialami oleh Bunda dengan penyakit autoimun adalah kegagalan ovarium dini. Kegagalan ini terjadi ketika ovarium berhenti berfungsi lebih cepat dari seharusnya, yang menyebabkan produksi ovum menurun atau bahkan berhenti sebelum usia menopause. Risiko ini bisa sangat memengaruhi peluang Bunda untuk hamil.

Autoimun juga bisa memengaruhi ovum Bunda melalui antibodi yang dihasilkan tubuh sebagai respons terhadap kondisi ini. Antibodi tersebut dapat mengganggu proses pembuahan dengan cara menghambat keberhasilan implantasi embrio dan menghambat perkembangan plasenta, yang sangat penting dalam menjaga kehamilan yang sehat. 

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kegagalan implantasi embrio, keguguran berulang, serta komplikasi kehamilan seperti preeklamsia dan kelahiran prematur.

Untuk beberapa penyakit autoimun tertentu, seperti lupus, sindrom antiphospholipid, multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, dan tiroiditis Hashimoto, perubahan sistem imun dapat sangat berdampak pada kesuburan dan kehamilan. 

Baca juga: Takut Mandul, ini Tanda Kesuburan Bunda Mantul

Pengaruh Penyakit Autoimun terhadap Kesuburan

1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

SLE adalah penyakit autoimun yang sering menyerang wanita usia subur dan bisa memengaruhi organ tubuh seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan kulit. Meskipun banyak Bunda dengan SLE dapat memiliki kehamilan yang sehat, kondisi ini tetap meningkatkan risiko komplikasi seperti: 

  • Preeklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil).
  • Kelahiran prematur.
  • Gangguan pertumbuhan janin.
  • Keguguran berulang.
  • Lahir mati. 

Bahkan, beberapa antibodi pada Bunda dengan SLE bisa menembus plasenta dan menyebabkan masalah kesehatan pada bayi setelah lahir.

Jika Bunda mengalami SLE dan dianggap berisiko tinggi, maka pemantauan serta perawatan yang tepat sangat diperlukan. Bunda perlu bekerja sama dengan dokter untuk memilih perawatan yang aman selama kehamilan.

2. Antiphospholipid Syndrome (APS)

APS adalah penyakit autoimun yang sering menyebabkan keguguran berulang dan meningkatkan risiko pembekuan darah pada masa kehamilan. Bunda dengan APS memiliki risiko lebih tinggi mengalami: 

  • Preeklampsia
  • Gangguan pertumbuhan janin.
  • Kelahiran prematur.

Bunda yang memiliki APS perlu mendapatkan perawatan dari dokter kandungan dan dokter spesialis terkait sebelum dan selama kehamilan, serta pengobatan seperti aspirin dosis rendah dan heparin berat molekul rendah untuk mencegah komplikasi.

3.Multiple Sclerosis (MS)

MS adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan sering dialami oleh wanita usia subur. Gejalanya meliputi kelemahan otot, gangguan penglihatan, dan masalah mobilitas. 

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa Bunda dengan MS yang tidak terkontrol mungkin memiliki cadangan ovarium yang lebih rendah, kehamilan mereka umumnya tidak menambah risiko keguguran atau komplikasi lainnya.

Bunda dengan gangguan autoimun MS tetap bisa menjalani program hamil dan kehamilan, terutama jika penyakit MS-nya terkontrol. Ayah dan Bunda bisa memiliki program bayi tabung atau IVF (In vitro fertilization) untuk mewujudkan memiliki buah hati. 

4. Rheumatoid Arthritis (RA)

RA adalah penyakit autoimun yang memengaruhi sendi, dan sering terjadi pada wanita usia subur. Bunda dengan RA mungkin mengalami kesulitan untuk hamil karena pengaruh penyakit atau pengobatan yang digunakan, serta berkurangnya frekuensi hubungan intim karena rasa sakit. 

Namun, gejala RA sering membaik selama kehamilan meskipun beberapa Bunda tetap memerlukan pengawasan medis ketat. Bunda yang memiliki RA harus memantau kondisi kehamilannya dengan dokter kandungan untuk menghindari risiko komplikasi seperti preeklamsia atau kelahiran prematur.

5. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan sel penghasil insulin di pankreas, yang mengarah pada tingginya kadar gula darah. 

Pada Ayah, diabetes tipe 1 dapat mengurangi kualitas sperma, sedangkan pada Bunda, diabetes tipe 1 bisa menyebabkan gangguan ovulasi dan mempercepat menopause, serta meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti pre-eklamsia, kelainan janin, dan masalah kesehatan pada bayi.

Kehamilan pada Bunda dengan diabetes tipe 1 perlu dipantau dengan sangat hati-hati oleh dokter. Bunda perlu menjaga kadar gula darah dengan ketat selama kehamilan untuk mengurangi risiko komplikasi.

6. Tiroiditis Hashimoto

Tiroiditis Hashimoto adalah kondisi autoimun yang menyebabkan penurunan fungsi kelenjar tiroid akibat antibodi yang menyerang tiroid. Penyakit ini lebih sering dialami oleh wanita. Fungsi hormon tiroid yang cukup sangat penting untuk kesuburan Bunda, karena gangguan pada tiroid bisa mempengaruhi fungsi ovarium.

Bunda yang mengalami Hashimoto perlu mendapatkan terapi hormon tiroid yang tepat untuk menjaga kadar hormon dalam tubuh. Pengelolaan yang baik dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan dan mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan, seperti keguguran atau kelahiran prematur.

Jika Bunda khawatir tentang gangguan autoimun dan kesuburan, hal yang penting adalah tidak putus asa dan segera mencari bantuan dokter atau spesialis kesuburan. Dokter dapat membantu Bunda memahami kondisi kesehatan secara menyeluruh dan memberikan rekomendasi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada. 

Dengan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat, Bunda bisa mendapatkan pengobatan atau perawatan yang dapat meningkatkan peluang kehamilan, serta meminimalkan risiko komplikasi selama kehamilan.

Selain itu, penting bagi Bunda untuk terus menjaga gaya hidup sehat, seperti pola makan yang seimbang, olahraga teratur, serta mengelola stres. Semua langkah ini dapat membantu memperbaiki kondisi tubuh dan meningkatkan kesuburan, meskipun menghadapi tantangan gangguan autoimun. 

Jangan ragu untuk meminta dukungan dari keluarga atau teman dekat, serta berbicara dengan ahli medis yang berpengalaman dalam menangani masalah ini.

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji