Beranda » BLOG » Program Hamil » Kesehatan Reproduksi » 4 Cara Deteksi Sindrom Ovarium Polikistik
4 Cara Deteksi Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu gangguan kesuburan yang bisa dialami wanita. Kondisi ini bisa dideteksi melalui beberapa pemeriksaan.
Bunda mengalami siklus menstruasi tidak teratur? Hati-hati, bisa jadi ini salah satu gejala dari sindrom ovarium polikistik (PCOS). Sindrom ovarium polikistik adalah kondisi gangguan hormon yang terjadi pada wanita usia subur. Kondisi ini terjadi ketika hormon androgen atau yang dikenal sebagai hormon laki-laki yang berlebihan pada wanita.
Jika kadar androgen berlebihan bisa menyebabkan indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Kondisi ini membuat sel-sel telur tidak berkembang sempurna dan akhirnya gagal dilepaskan secara teratur.
Umumnya, gejala yang dialami oleh wanita pengidap PCOS bisa terjadi saat memasuki usia 16 tahun. Beberapa gejala umum PCOS yang perlu Bunda ketahui, seperti:
- Siklus menstruasi tidak teratur. Biasanya frekuensi menstruasi dalam setahun lebih sedikit. Volume darah menstruasi pun bisa lebih banyak
- Tumbuhnya rambut berlebihan di area yang tidak seharusnya, seperti wajah, dada, hingga punggung
- Kulit berminyak dan berjerawat
- Rambut menipis atau kerontokan
- Sulit mendapatkan kehamilan
Baca juga: Waspada Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati PCOS
Tanya Ferly tentang Promil?
Cara Deteksi Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Terkadang, wanita yang mengalami PCOS tidak sadar dengan kondisi tersebut sebelum melakukan diagnosis atau mengalami beberapa gejala di atas. Jangan khawatir, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk deteksi sindrom ovarium polikistik, di antaranya:
Anamnesis
Melalui anamnesis, dokter akan menggali sejumlah informasi terkait siklus menstruasi yang tidak teratur yang menjadi salah satu gejala umum PCOS. Selain itu, dokter juga akan menggali informasi terkait penyakit metabolik dan hormonal. Informasi terkait riwayat penyakit juga dapat membantu dokter dalam mengetahui faktor risiko dan komplikasi PCOS.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini dilakukan secara general. Umumnya, pada pemeriksaan fisik ini dapat membantu dokter melihat adanya tanda-tanda hiperandrogenisme, seperti hirsutisme, jerawat, dan beberapa kondisi lainnya.
Selain itu, dokter juga mungkin akan menghitung indeks massa tubuh pasien bahkan mengukur lingkar pinggang.
Tes darah
Cara deteksi PCOS pada seorang wanita adalah dengan menjalani tes darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar hormon, kadar gula darah, hingga tingkat kolesterol.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wanita yang mengalami PCOS kemungkinan mengalami beberapa peningkatan kadar hormon testosterone, estrogen, luteinizing hormone (LH), insulin, serta anti-mullerian hormone (AMH).
Tes ultrasonografi
Rangkaian pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah tes ultrasonografi (USG). Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan melalui ultrasonografi transvaginal untuk melihat jumlah kista dalam ovarium serta ketebalan dinding rahim.
Bagaimana Pengobatan Sindrom Ovarium Polikistik?
Pengobatan PCOS dilakukan tergantung pada gejala yang dialami oleh pasien, misalnya hirsutisme, jerawat yang parah, atau bahkan sulit mendapatkan kehamilan. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Bunda untuk mengatasi PCOS, seperti:
Mengubah gaya hidup
Penting untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dengan melakukan olahraga serta diet rendah kalori. Hal ini bertujuan untuk menurunkan berat badan. Umumnya, wanita yang mengalami PCOS mengalami berat badan berlebihan atau obesitas.
Selain itu, Bunda juga perlu mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan konsumsi makanan yang lebih sehat dan aman untuk penderita PCOS.
Konsumsi obat-obatan
Mungkin dokter akan memberikan kombinasi pil KB maupun dengan obat lain untuk mengatur siklus menstruasi. Umumnya, pil KB yang diberikan mengandung hormon estrogen dan progesteron agar dapat menekan produksi hormon androgen dalam tubuh.
Dokter juga mungkin akan meresepkan obat untuk mengurangi gejala hirsutisme akibat hormon androgen yang berlebihan.
Itu dia Bunda beberapa yang dilakukan untuk mendiagnosis PCOS. Kondisi ini tidak dapat dianggap sepele karena bisa menyebabkan Bunda sulit untuk mendapatkan kehamilan. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas untuk membantu Bunda menentukan promil yang tepat agar cepat hamil.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh dr. Chitra Fatimah
Jadwalkan Konsultasi
Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.
Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.
Referensi
- Escobar-Morreale, HF. (2018). Polycystic ovary syndrome: definition, aetiology, diagnosis and treatment. Nat Rev Endocrinol. 2018 May;14(5):270-284.
- World Health Organization. Polycystic ovary syndrome.
- Farshchi, H., et al. (2007). Diet and nutrition in polycystic ovary syndrome (PCOS): pointers for nutritional management. J Obstet Gynaecol. 2007 Nov;27(8):762-73.
- Gambineri, A., et al. (2002). Obesity and the polycystic ovary syndrome. Int J Obes Relat Metab Disord. 2002 Jul;26(7):883-96.
Artikel Terkait:
- Fungsi Ovarium dan Masalah yang Bisa Terjadi
- Oophoritis, Ketika Ovarium Mengalami Peradangan Kronis
- PRP Ovarium Bantu Sel Telur Bunda Optimum
- 5 Cara Menjaga & Merawat Kesehatan Organ Reproduksi
- Mulai Kendur? Simak 7 Cara Merapatkan Miss V
- 5 Cara Mengatasi Keluar Darah Saat Berhubungan
- Orchitis – Gejala, Penyebab, Komplikasi, Cara Mengobati
- Hidrokel – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati