Oophoritis, Ketika Ovarium Mengalami Peradangan Kronis

Oophoritis, Ketika Ovarium Mengalami Peradangan Kronis

Oophoritis merupakan infeksi atau radang ovarium yang bisa mengganggu kondisi kesuburan wanita.

Istilah oophoritis mungkin masih terdengar asing. Oophoritis atau ovaritis adalah peradangan infeksi yang terjadi pada indung telur (ovarium). Peradangan ovarium ini termasuk kondisi yang jarang terjadi. Kondisi ini bisa dialami oleh wanita dengan usia berapa pun. 

Hampir sama dengan jenis peradangan lainnya, oophoritis juga bisa berkembang menjadi akut atau kronis. Kondisi peradangan yang kronis bisa menjadi kondisi serius bahkan bisa menyebabkan hilangnya fungsi organ reproduksi.

Baca juga: Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit Radang Panggul

Penyebab Oophoritis

Perlu diketahui, oophoritis atau ovaritis bisa disebabkan dari berkembangnya penyakit radang panggul kronis atau pelvic inflammatory disease (PID). Meski begitu, kondisi ini juga bisa disebabkan dari infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore.


Tanya Ferly tentang Promil?

New CTA WA

Hal ini lantaran peradangan ovarium terjadi karena adanya penularan. Penyebabnya dari bakteri microflora oportunistik seperti staphylococcus, E. coli, streptococcus, mycoplasma, dan lain-lain. Adapun bakteri patogen seperti chlamydia, spirochetes, dan lainnya.

Peradangan ovarium ini umumnya terjadi ketika tuba falopi mengalami infeksi. Sebab, tuba falopi merupakan saluran telur yang menghubungkan indung telur (ovarium) dan rahim. Selain itu, peradangan ovarium juga bisa terjadi apabila penderitanya mengalami disfungsi hormon, gangguan imun, hingga riwayat penyakit ginekologi.

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan wanita lebih rentan mengalami kondisi ini, seperti:

  • Saat melahirkan
  • Pasca keguguran
  • Ketika pemasangan kontrasepsi dalam rahim (IUD) tidak benar

Gejala Oophoritis

Umumnya, oophoritis tidak menimbulkan gejala apapun. Jika pun ada, kondisi ini merupakan gejala ringan yang sulit Bunda deteksi. Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus bagi Bunda yang mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Keputihan parah dengan bau yang tidak sedap
  • Perdarahan menstruasi yang lebih banyak daripada biasanya
  • Nyeri pada perut bagian bawah
  • Perdarahan di antara siklus menstruasi
  • Sakit saat berhubungan seksual
  • Terdapat sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil

Pada kasus yang parah, gejala yang ditimbulkan pun meningkat menjadi:

  • Panas dingin
  • Demam
  • Muntah

Peradangan yang kronis ini bisa menyebabkan sekresi kelamin meningkat bisa menyebabkan hidrosalping hingga obstruksi tuba falopi yang menyebabkan sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur.

Kondisi ovarium yang rusak membuat wanita tidak bisa mengalami gangguan menstruasi dan sulitnya ovulasi sehingga menyebabkan masalah fertilitas atau gangguan kesuburan.

Baca juga: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Salpingitis 

Bagaimana Diagnosis Oophoritis?

Mengingat gejala ovaritis atau peradangan ovarium ini cukup umum dan sulit dideteksi, maka diagnosis dapat dilakukan ketika terdapat keluhan spesifik yang dialami oleh pasien. Jika kondisi ini terjadi maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan tes laboratorium dan juga USG untuk membantu mengetahui peradangan dan tingkat penyebarannya.

Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Tes darah dan urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar sel darah putih untuk mencari tanda-tanda terjadinya peradangan.
  • Tes panggul. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan atau gejala radang panggul atau PID.
  • Ultrasonografi transvaginal. Dokter akan melakukan USG transvaginal untuk mengetahui kondisi ovarium dan sekitarnya.

Bagaimana Cara Mencegah Oophoritis?

Mengingat kondisi ini umumnya disebabkan karena penularan virus atau bakteri maka salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Menjaga kebersihan organ intim sangat diperlukan untuk mencegah masuknya virus atau bakteri yang bisa menyebabkan infeksi atau peradangan ovarium.

Hindari melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Usahakan untuk menjaga organ intim tetap kering dengan menggunakan pakaian dalam yang nyaman dan menyerap keringat.

Nah, demikian penjelasan terkait oophoritis atau ovaritis. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesuburan sehingga bisa menghalangi program hamil yang Bunda rencanakan. Sebaiknya, jika mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter, ya.

Yuk, bagikan informasi ini untuk para Bunda lainnya agar bisa mengetahui kondisinya sejak dini!

cheer

Jadwalkan Konsultasi

Jika Anda belum hamil setelah satu tahun usia pernikahan, kami menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan kesuburan dengan spesialis fertilitas kami.

Buat janji konsultasi dengan menghubungi kami di (021) 50200800 atau chat melalui Whatsapp melalui tombol di bawah.

Referensi
  • Ogale, Y., et al. (2018). Self-collection of samples as an additional approach to deliver testing services for sexually transmitted infections: a systematic review and meta-analysis. BMJ Glob Health 2019;4:e001349. 
  • Jennings, L.K., et al. Pelvic Inflammatory Disease
Avatar photo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

doctors
Buat Janji